Menyerah? Seperti nya kata itu tidak ada di dalam kamus ku:)
-Daffa
~
"Hanya kemarin, sekarang gue bukan lagi teman lo"
Semua pasang mata yang ada di kelas ini mulai menatap ku dengan beragam-ragam tatapan. Sangat jelas hawa kelas ini mulai mencekam hanya karena kalimat ku yang asal. Ketika aku ingin melangkah meninggal kan kelas ini,tiba-tiba saja terdengar suara tepuk tangan dari ambang pintu kelas. Yang membuat ku berhenti melangkah.
Pok...pok...pok
"Hebat banget lo bilang kayak gitu sama Daffa gue" di ambang pintu itu telah berdiri seorang cewek berjaket pink bersama dengan teman-teman nya yang kemarin juga sudah mencari gara-gara dengan ku.
Kini cewek berjaket pink itu mulai melangkah mendekati ku. Aku yang di dekati hanya melihat nya dengan tatapan datar.
"Heh kalau jadi cewek itu ngaca dulu dong. Cewek kayak lo ini nggak pantes sok jual mahal berteman sama Daffa. Lo tau nggak Daffa itu mau nawarin lo jadi teman nya itu karena kasihan doang. Tapi lo nya malah sok jual mahal, cih" ingin rasa nya aku mematahkan tangan cewek ini yang dengan lancang nya berbicara sambil mendorong-dorong bahu ku.
"Ga salah? Yang harus nya ngaca itu elo bukan gue" seru ku sambil mendorong kembali bahu nya.
"HEH..."
"RATU"
Cewek berjaket pink itu langsung terdiam mendengar bentakan dari suara Daffa. Sedangkan aku menatap cewek itu dengan tatapan menantang.
Daffa yang tadi hanya diam mendengar. Kini mulai mengeluar kan suara sembari melangkah mendekat, lalu berdiri di samping ku.
"Kata siapa dia nolak pertemanan gue hah. Lo kalau ga tau apa-apa jangan sembarangan ngomong" mendengar itu semua refleks membuat mata ku membulat melihat kepada Daffa yang kini sedang beradu tatapan dengan cewek berjaket pink itu.
Trik...trik...trik
"Lain kali, kalau mau ngomong pikir dulu. Punya otak kan? Kalau punya ya di gunain lah" ujar Daffa sambil menjentik kan jari nya.
Entah apa yang di fikir kan oleh cowok ini. Sehabis dia menggucapkan kalimat itu, ia meraih pergelangan tangan ku lalu menarik ku keluar dari kelas ini.
Tanpa ku sengaja, aku menabrak bahu cewek berjaket pink yang kini tengah terdiam karena ucapan Daffa baru san.
Author Pov
"Sorry" ucap Elsa dengan nada biasa saja, lalu menghentikan langkah nya, yang di ikuti oleh Daffa.
Daffa beralih menatap Elsa, sedangkan Elsa malah mengedarkan pandangan nya sembarang. Sebenar nya Daffa mengerti arah pembicaraan Elsa, hanya saja ia ingin membuat gadis ini mengulangi perkataan nya itu.
"What?" Tanya Daffa pura-pura tak tahu apa-apa.
"Sorry buat yang tadi" ulang Elsa kali ini membalas tatapan Daffa dingin. Mendengar nya saja sudah membuat Daffa tersenyum penuh kemenangan.
Melihat reaksi Daffa yang seperti itu, membuat Elsa langsung memutar bola mata nya malas.
"Gue maafin. Tapi dengan satu syarat!" Mata Elsa kembali melihat Daffa malas.
"Lo harus mau jadi teman gue" ujar Daffa sembari menaik turun kan alis nya.
"Nggak" singkat Elsa lalu memalingkan pandangan nya.
"Why?" Tanya Daffa sedikit memajukan wajah nya kepada Elsa. Elsa terkejut mendapat kan perlakuan seperti itu membuat dia sedikit memundurkan tubuh nya ke belakang.
Siswa yang sedari tadi lalu lalang di koridor ini menghentikan langkah nya, agar bisa menonton adegan paling langka ini.
Banyak yang mencibir iri, karena Elsa beruntung bisa mendekati Daffa Marcello Putra most wanted SMA ini. Dan tak sedikit juga siswa yang mengabadikan adengan langka ini, karena Daffa jarang sekali bersikap seperti ini kepada cewek. Ratu aja yang terkenal dengan kecantikan nya di SMA ini tidak pernah di lirik oleh Daffa. Mirin bukan.
"Apaan sih?" Kesal Elsa sambil mendorong tubuh Daffa agar menjauh dari nya. Daffa pun pasrah lalu menuruti nya.
"Kenapa lo nggak mau banget sih gua ajak temenan?. Hanya temenan loh Sa, belum lagi pacaran" seru Daffa sambil berkacak pinggang, semua siswa yang berada disana langsung bersorak ria mendengar ucapan Daffa barusan.
Elsa menatap Daffa tak percaya. Tatapan yang tadi nya malas kini berubah menjadi tatapan dingin dan tajam.
"Karena gue nggak mau temenan sama elo." balas Elsa penuh penekanan sambil mendorong sedikit bahu Daffa, lalu berbalik untuk pergi meninggalkan Daffa yang kini hanya terdiam dengan ucapan nya.
Semua siswa yang melihat hanya membulat mata tak percaya. Bisa-bisa nya Elsa memperlakukan Daffa seperti itu. Dan bisa-bisa nya Elsa menolak perteman seorang Daffa, most wanted SMA ini.
Nggak mau ya?
❄❄❄
"Daf lo pesen apa?" Tanya cewek bernama Bella yang kini menghalangi pandangan Daffa.
"Awass napa Ibel" kesal Daffa pada Bella. Yang di hadiahi oleh Bella dengan tatapan tajam.
"Lo apaan sih Bel. Dia tuh lagi melihat calon masa depan nya,,, tapi lo malah nutupin dia" sahut cowok yang biasa di panggil Daffa dengan sebutan Liam.
"Awas lu sono mbak Ibel" sambut cowok bernama Alvin yang menyetujui ucapan Liam. Bella hanya menatap mereka semua dengan tatapan tajam.
"Mampus lo pada pesen sendiri. Gue sih ogah mau pesenin kalian. Najis,,,eh padahal gue mau traktir kalian makan loh" ujar Bella menaikan bahu nya acuh. Lalu pergi meninggalkan Daffa, Liam Dan Alvin di meja kantin.
Liam yang mendengar kata traktiran langsung membulatkan mata besar.
"Mbak Ibel maaf kan hamba mu ini" Liam mulai mengeluarkan bakat terpendam nya untuk bisa merayu Bella.
"Elo kalo gratis aja gercep" ujar Alvin sambil mendoyor kepala Liam lembut.
"Harus dong" cengir Liam.
"Maaf-maaf pala lu" Bella yang sudah mulai jauh dari mereka masih menyempatkan diri untuk membalas ucapan Liam dengan sedikit berteriak.
Mendengar balasan dari Bella membuat wajah Liam kecut se kecut-kecut nya. Alvin yang melihat hanya mengeluarkan tawa ledekan untuk Liam.
Mata Alvin beralih pada Daffa yang masih saja asik memandangi seorang gadis bernama Elsa yang duduk lumayan jauh dari meja kantin mereka. Alvin menatap Daffa dengan menyungging kan sedikit senyuman.
"Udah lah Daff. Kalo suka tembak aja langsung" mata Daffa mulai pindah menatap Alvin dengan tatapan sendu.
"Masalah nya itu. Jadi temen nya aja gue nggak di terima, apa lagi jadi pacar nya. Mustahil" tawa Liam yang sangat kurang ajar itu menyembur membuat Daffa menatap nya malas.
"Perjuangin dong" kini Bella datang dengan tangan penuh lalu memberikan pesanan Liam dan Alvin. Ya. Bella hanya bercanda saja dengan ucapan nya pada Liam tadi. Ia tetap membelikan pesanan mereka kok, Bella tidak setega itu.
"Makasih mbak Ibel" sambut Liam dan Alvin serentak. Bella hanya memutar bola mata nya malas lalu duduk di depan Daffa.
"Cewek itu minta di perjuangin Daf!!. Jangan nyerah gini dong"
Perjuangin?!
Next»»»
Gimana guys buat part kali ini? Coment ya kalau kalian ingin next ke part selanjut nya. Jangan cuman comen,,tapi juga follow akun ini, sm vote juga. Ok?
Semoga lancar terus ya puasa nya💖
See you in next part😉
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secrets [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM LANJUT KECERITA NYA!] ♡ Rasa nya aku ingin mati saja saat ini juga, dari pada harus menyaksikan pemakaman kedua orang tua ku dan adik ku secara bersamaan. -Geral...