Jangan terlalu mengabaikan orang diam dan seenak jidat untuk kalian bully. Terkadang orang diam bisa berubah menjadi ganas ketika kalian mengusik keluarga nya!
-My Secrets
~
"Jadi Daffa sudah tahu?" Tanya pria paruhbaya yang kini menatap istri nya nyalang.
"Kalau dia tahu, peduli mu apa hah?" Balas wanita paruhbaya dengan tatapan tak kalah nyalang nya.
Putra membenarkan jas nya, lalu melangkah pada sofa rumah sakit dan menduduki nya dengan angkuh "saya yakin bahwa Daffa akan memihak saya, jika tahu alasan saya melakukan itu semua"
Diana tersenyum miring "cih"
Cklikk
Pintu ruangan itu terbukak menampakkan seorang cowok dengan mata yang sedikit sebab. Manik mata Daffa tak sengaja bertabrakkan dengan tatapan Putra. Dengan cepat Daffa memalingkan pandangan nya ke lain arah.
Daffa melangkah dalam diam ketempat nakas yang ada di samping brankar Diana, ia tidak mempeduli kan Putra yang mungkin kini tengah menatap nya. Daffa tidak tahu jika Putra sudah ada di sini, karena sebelum ia mengantar Bella, Alvin, dan Liam ke parkiran pria ini tidak ada di sini.
"Daffa" panggil Putra yang di acuhkan Daffa.
Daffa meraih ponsel nya yang ada di atas nakas, lalu melangkah keluar berniat pergi dari sini. Berlama-lama di sini hanya akan membuat emosi nya tersulut.
Melihat Daffa yang tidak menggubris nya, Putra sedikit merasa kesal "Daffa!!" Teriak Putra tegas.
Daffa menarik tangan nya lagi yang tadi ingin meraih knop pintu.
"Apa kamu tidak punya sopan santun? Orangtua panggil itu di jawab"
Daffa menarik nafas dalam, menggatur emosi nya dan berbalik mengahadap Putra lalu melempar tatapan tajam pada nya "orangtua? Anda bukan orangtua saya!"
Rahang Putra menegas, pria itu berdiri dari duduk nya "DAFFA!"
Jantung Diana berdebar kencang ketika melihat anak dan bapak tengah melempar tatapan kebencian.
"Orang yang melenyapkan keluarga orang lain dengan alasan membahagiakan keluarga nya tidak pantas di sebut orangtua. Jangan kan orangtua, kata manusia saja tidak pantas dia dapat kan" ucap Daffa maju mendekat kearah Putra seperti tengah menantang pria ini.
Putra tersenyum miring "saya pikir kamu beda dari bunda mu. Tapi sama saja, sama-sama N.A.I.F"
"Kalian berdua tidak bisa memahami maksud baik saya melakukan itu semua. Saya hanya ingin kalian mendapatkan hidup yang layak, hanya itu. Tapi kalian tidak pernah memahami nya" lanjut Putra.
Kedua tangan Daffa terkepal "apa selama ini anda menghidupkan saya dengan harta orang lain?"
"Hak saya juga ada dalam perusahaan itu!!" Tegas Putra.
"Dasar iblis. Jika saya tahu dari awal, maka saya sendiri lah yang akan menjebloskan anda kepenjara. Apa kah anda tidak malu merampas harta orang?" Tanya Daffa tidak habis pikir kenapa ayah nya begitu tamak dengan harta.
Kedua tangan Putra terkepal kuat, kalimat Daffa seperti tengah menginjak harga diri nya. Jika saja Daffa bukan anak nya ia mungkin sudah menghabisi nya sekarang juga.
"Daffa!!! Jangan melewati batasan mu!" Tunjuk Putra tajam.
"Anda yang melewati batas. Apakah kah anda tidak takut dengan dosa? Ciih bagaimana mungkin anda takut, jika anda adalah iblis jahanam seperti ini-"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secrets [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM LANJUT KECERITA NYA!] ♡ Rasa nya aku ingin mati saja saat ini juga, dari pada harus menyaksikan pemakaman kedua orang tua ku dan adik ku secara bersamaan. -Geral...