Sedetik aja kamu pikirin perasaan ku, bisa?
-Rissa
~
Gadis pemilik tatapan kosong itu tak berhenti melangkah tanpa tujuan. Bahu nya terlalu berat memikul masalah dalam hidup ini. Jika boleh jujur, ia begitu ingin lari dari masalah yang memberatkan nya selama bertahun-tahun. Rasa nya tubuh Elsa sudah lelah mencoba untuk kuat 2 tahun ini.
Pandangan Elsa turun pada pergelangan tangan kanan nya yang sedikit memerah. Jemari kiri Elsa mengelus tangan itu dengan lembut.
Flashback On
"Kendali in emosi lo" ucap Daffa sembari menahan pergelangan tangan Elsa dengan kuat. Daffa pasti kan tangan gadis itu akan memerah karena cengkraman nya.
Elsa menarik tangan nya agar bisa lepas dari cengraman Daffa. Namun cowok itu terlalu kuat menahan tangan nya. Tidak ada jalan lain lagi Elsa menarik tangan nya dengan kuat, walau pun berakhir dengan pergelangan tangan memerah tapi ia tidak mempedulikan itu.
Elsa melempar tatapan peringatan pada Ratu, ia tidak mempedulikan Daffa yang tengah menatap nya "kali ini lo gue maafin"
"Tapi ingat, gue bisa lebih dari ini kalo lo ngusik keluarga gue lagi" Elsa menunjuk Ratu tajam. Setelah itu pergi seraya menambrak bahu kanan Daffa cukup kuat.
Flashback Off
"Gue butuh sandaran"
❄❄❄
Rizki menepi kan mobil ketika melihat panggilan masuk di ponsel nya. Ia menggeser ikon hijau lalu menempel kan benda pipih itu pada telinga kanan nya.
"Hallo"
"Rizki kamu bisa kerumah aku nggak sekarang?"
"Gimana keadaan kamu? Aku denger kamu lagi sakit"
"Iya, badan aku kurang enak, mama papa juga nggak ada di rumah. Kamu bisa tolong anter aku ke rumah sakit ngga?"
"Bisa dong. Aku otw sekarang ya"
"Makasi ya Ki"
"Sama-sama"
Rizki meletakkan kembali ponsel tadi pada tempat nya. Ia menarik nafas panjang, niat nya yang awal ingin menjemput Elsa terpaksa ia urungkan karena Rissa.
Mobil Rizki membelah jalan kota dengan kecepatan sedang. Mungkin karena jam sekarang ini adalah waktu nya semua pekerja pulang ke rumah masing-masing, jalanan sedikit ramai. Hingga sulit bagi Rizki untuk melajukan mobil nya dengan keceptan di atas rata-rata.
Rizki membuka pagar rumah Rissa perlahan. Tapi langkah nya terhenti ketika melihat seorang gadis dengan tampilan cantik layak nya bidadari tengah memegang kue lalu tersenyum hangat pada nya.
Dahi Rizki berkerut, ia tidak mengerti dengan ini semua. Di lihat dari wajah nya, tidak ada tanda-tanda orang sakit. Bahkan wajah Rissa begitu sehat.
"Happy anniversary yang ke-3 tahun sayang" ucap Rissa mendekat pada Rizki dengan kue di tangan nya.
"Sekarang hari jadian kita?" Tanya Rizki bingung. Pasal nya ia tidak ingat dengan itu.
Senyuman manis di bibir Rissa seketika memudar akibat pertanyaan cowok di hadapan nya ini. Bagaimana mungkin seorang pacar melupakan hari jadian nya sendiri?
"Kamu nggak inget?" Tanya Rissa sendu.
Rizki menggeleng "engga. Emang sekarang ya?"
Senyum Rissa lenyap "aku mau nanya sesuatu sama kamu. Tolong kamu jawab serius!" Rizki menatap Rissa tanya.
"Sebenar nya kamu tulus nggak sih pacaran sama aku?" Tanya Rissa berusaha menahan emosi nya yang sudah memuncak. Ia muak dengan sikap Rizki yang terlalu cuek dengan hubungan.
Rizki terdiam mendengar pertanyaan mendadak dari Rissa "kenapa nanya gitu?"
"A-aku capek ya Ki, aku terus yang harus ngalah"
"Kamu kenapa sih?" Rizki menjeda ucapan nya, ia menarik nafas dalam menahan emosi nya "ini cuman masalah kecil, aku juga manusia. Wajar dong kalau aku lupa. Jangan egois gini dong kamu Rissa"
"Egois kamu bilang? Kamu yang egois Ki. Apa-apa aku yang kamu jadiin nomor dua, aku nggak pernah prioritas kamu. Aku ini pacar kamu Ki" Rissa menggit bibir bawah nya yang bergetar.
Rizki ngacak rambut nya frustasi "kata siapa kamu nggak prioritas ku? Aku batal jemput Echa gara-gara siapa?"
"Gara-gara kamu nelfon minta temenin ke rumah sakit. Kurang apa lagi aku perhatiin kamu?" Lanjut Rizki mulai terpancing emosi.
Dadak Rissa sesak mendengar nama Echa. Sebegitu penting bagi Rizki sahabat nya itu dari pada pacar nya sendiri. Rissa tidak bisa selalu di bagi dengan Echa. Rasa nya sakit harus berbagi orang yang kita sayang dengan orang lain.
"Kalo aku tahu kayak gini, aku mending jemput Echa tadi"
Rissa melempar kue yang sedari tadi ia pegang ke sembarang tempat dengan emosi "Echa. Echa. Echa. Kapan sih kamu berhenti mikirin dia? Semenjak dia di kembali, kamu cuman fokus sama dia. Kamu nggak punya waktu lagi untuk merhatiin aku, kamu jahat Ki"
"Kapan aku nggak perhatiin kamu Rissa? Setiap saat ketika kamu butuh aku, aku ada buat kamu. Apa itu belum cukup?"
Rissa menatap Rizki dengan mata berkaca-kaca "kapan? Sering Ki, waktu miss Mira nelfon untuk bawa Elsa pulang, kamu orang pertama paling panik. Padahal aku waktu itu kurang sehat dan kamu malah milih jemput sahabat kamu itu dari pada nganterin aku pulang"
"Kamu rela hujan-hujan ngejar Echa dan kamu tengga ninggalin pacar kamu sendirian di rumah sakit. Kamu? Kamu nya malah ngatar cewek lain pulang"
"Apa kamu pernah mikirin perasaan aku saat itu? Engga Ki. Kamu hanya mikirin Echa. Echa. Echa. Hanya itu yang ada di pikiran kamu" lanjut Rissa dengan sesegukan.
Rizki mengacak rambut nya frustasi, ia tidak tahu ada apa dengan pacar nya ini yang mendadak membahas Echa dan menyalah kan Echa. Hanya karena ia lupa tanggal jadiaan nya saja, Rissa mengungkit semua nya.
"Oh sekarang aku paham, selama ini aku hanya pelampiasan kamu. Jauh di lubuk hati kamu, hanya ada nama Echa. Nggak ada nama aku sama sekali" ucap Rissa dengan air mata yang tak dapat ia tahan lagi.
"Ya. Apa yang kamu bilang benar!" Rizki menjeda ucapan nya, berusaha menahan emosi nya "saat itu aku dalam keadaan kalut karena Echa di kabarkan meninggal dan aku butuh pelampiasan untuk itu semua. Dalam hati ku cuman hanya ada nama Echa dan itu tidak akan bisa di gantikan oleh siapa pun, termasuk kamu Rissa!!"
"Aku mencintai Echa. Gadis yang memegang gelar sahabat di hidup ku!"
Rissa membekap mulut nya, menahan isakan. Dada nya begitu sesak, kenapa cinta pertanya nya berakhir se tragis ini. Ia begitu mencintai Rizki, bahkan ia berkhayal jika Rizki akan menjadi pendamping hidup nya kelak ketika sudah dewasa nanti.
Tapi kenapa sahabat nya itu kembali lagi, hingga menghancurkan impian Rissa begitu mudah. Rasa nya sakit, begitu sakit.
Rizki membalikkan tubuh nya berniat untuk pergi dari sana. Tapi tubuh nya mendadak kaku melihat seorang gadis yang sudah berdiri dalam keadaan membeku di tempat.
"Gue nggak nyangka lo se bajingan ini Ki!"
"Echa?"
Next》》》
Eyyoo
Maap banget ya, aku telat up beberapa hari. Soal nya aku udh mulai sekolah tatap muka, jadi waktu untuk ngetik ke sita sama jam istirahat aku. Maaf banget🙏
Jangan lupa VotMen nya❤
See youu...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secrets [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM LANJUT KECERITA NYA!] ♡ Rasa nya aku ingin mati saja saat ini juga, dari pada harus menyaksikan pemakaman kedua orang tua ku dan adik ku secara bersamaan. -Geral...