Jeon Wonwoo 2

1K 141 20
                                    

"Sinb" panggil ibu Wonwoo begitu Sinb dan Wonwoo datang. Wanita yang di usianya yang sudah kepala 5 masih sangat cantik dan terlihat lebih muda itu langsung memeluk tubuh Sinb.

"Cantik banget menantu ibu" puji ibu Wonwoo begitu melepaskan pelukannya menatap Sinb yang saat ini memakai dress berwarna biru.

"Cantik banget menantu ibu" puji ibu Wonwoo begitu melepaskan pelukannya menatap Sinb yang saat ini memakai dress berwarna biru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Bayangin panjang dressnya 3/4 ya. Huhu aku cari yang warna kayak gitu panjangnya 3/4 gak ketemu )

"Serasi banget ya mentang-mentang masih pengantin baru" godanya yang sadar warna baju Sinb dan Wonwoo serasi.

Sinb tersenyum kikuk mendengar kalimat itu, ia juga baru sadar bajunya berwarna biru sama dengan kemeja yang dipakai Wonwoo.

"Lama banget ibu gak ketemu kamu"

Sinb tersenyum kecil. "Iya, Bu. Maaf Sinb jarang mampir"

"Gapapa, yang penting kamu sehat terus. Kamu udah makan?"

"E e iya. Udah"

"Tadi siang kan? Belom makan malem dong. Sekarang makan dulu yuk" ajak ibu Wonwoo menarik tangan Sinb ke arah ruang makan yang sudah ada banyak masakan di atas meja.

Kebetulan kakek dan nenek Wonwoo datang dari luar kota jadi paman, bibi, dan sepupu dan anak-anaknya berkumpul di sini.

Wonwoo yang sejak datang tidak dilirik oleh ibunya itu hanya diam dan mengikuti langkah kedua perempuan itu dari belakang.

"Loh ibu lupa ada kamu" ucap ibu Wonwoo sambil terkekeh begitu melihat Wonwoo duduk di kursi sebelah kanan Sinb. "Makan dulu ya, ibu masak makanan kesukaan kamu lho"

"Anak sendiri dilupain" sindir Wonwoo dibalas pukulan pelan di lengannya oleh sang ibu.

"Abis kamu gak penting" ucap ibunya yang langsung membuat Wonwoo mendengus kesal.

Ibu Wonwoo mengambilkan nasi, sayur dan lauk pauk di piring Sinb dan juga Wonwoo.

"Sinb tau gak Wonwoo suka banget makan sop daging. Kapan-kapan masak sama ibu biar kamu bisa masakin Wonwoo sop daging kesukaan dia ya"

"A a i iya, Bu" gugup Sinb yang bingung akan menjawab apa.

"Enak gak?" tanya ibu Wonwoo setelah Sinb menyendok makanannya.

"Enak banget, Bu" puji Sinb yang membuat ibu Wonwoo tersenyum senang.

"Makan yang banyak ya, ibu tinggal dulu"

Sinb mengangguk patuh dan tersenyum menatap ibu Wonwoo yang beranjak ke taman belakang di mana anggota keluarga lain sedang berkumpul.

Setelah ditinggal ibu mertuanya, Sinb dan Wonwoo makan dalam diam. Tidak ada yang membuka suara. Wonwoo yang pada dasarnya memang irit bicara jika sedang bersama Sinb. Dan Sinb yang bingung juga sungkan untuk membuka pembicaraan dengan Wonwoo yang selalu bersikap dingin padanya.

"Ayo ke taman belakang" ucap Wonwoo singkat ketika keduanya sudah selesai makan, berjalan terlebih dahulu dengan Sinb mengekor di belakangnya.

Sinb mengaduh sakit ketika kepalanya membentur punggung lebar Wonwoo. Salahnya sendiri yang menunduk dan tidak memperhatikan jalan di depannya. Perempuan itu mendongak, menatap Wonwoo yang ternyata juga melihat ke arahnya.

Wonwoo memajukan wajahnya, sampai bibirnya di dekat telinga Sinb. "Aku gak mau orangtuaku tau kalo aku terpaksa nikah sama kamu. Pura-pura baik-baik aja. Tau maksudku?"

Sinb menahan napasnya, terlalu terkejut dengan wajah Wonwoo yang terlalu dekat dengan wajahnya. Ia mengangguk kaku.

Wonwoo membalikkan badannya, melingkarkan tangannya di pinggang Sinb. Hal itu lagi-lagi membuat Sinb terkejut. Namun, Sinb langsung bisa menguasai ekspresi wajahnya. Tersenyum tipis ketika Wonwoo membawanya mendekat ke meja yang sudah ada kakek, nenek, dan kedua orang tua laki-laki itu juga keluarga yang lain.

"Liat tuh yang masih pengantin baru" goda salah satu bibi Wonwoo ketika kedua orang itu ikut bergabung bersama mereka. Sinb hanya tersenyum malu dan Wonwoo tersenyum tipis menanggapi ucapan itu.

"Kakek nenek apa kabar?" tanya Sinb yang duduk di sebelah kiri nenek dan sebelah kanan Wonwoo.

"Sehat. Cuma kangen sama istri cucu nenek ini jadi kadang kepikiran. Iya kan kek?" canda nenek yang mendapat anggukan dari kakek di sebelahnya.

Sinb tersenyum kecil menanggapi ucapan nenek. Ia lanjut menyimak pembicaraan keluarga Jeon, sesekali ikut menanggapi ketika pertanyaan itu menjurus padanya.

"Aku mau ke kamar mandi" bisik Sinb  di telinga kanan Wonwoo dan dibalas anggukan dari laki-laki itu. Sinb tersenyum kecil ke arah nenek sebelum beranjak dari duduknya.

Sinb keluar dari kamar mandi yang ada di dekat dapur setelah selesai dengan urusannya.

"Mamaaaaa"

Ia buru-buru mendekati seorang anak laki-laki yang kira-kira usianya 3 tahunan yang telungkup di lantai sambil menangis.

"Hei kenapa?" tanya Sinb, menarik tubuh anak itu untuk duduk menghadapnya. Ia bangkit dan membawa tubuh anak itu dalam gendongannya.

"Tadi Minho jatuh tante, dia lari-larian sama aku tapi pas giliran dia ngejar tiba-tiba jatuh" jelas seorang anak laki-laki lain yang diangguki oleh 2 anak kecil lain.

"Oh gitu, yaudah kalian jangan lari-larian lagi ya. Udah malem. Main yang lain aja atau bobo aja. Belom ngantuk emangnya?"

"Belom" jawab anak yang lain tapi sambil menguap lebar.

Sinb terkekeh kecil melihatnya. "Tuh udah ngantuk. Bobo aja ya, besok lagi mainnya"

"Yaudah deh. Ayo kita bobo" ajak anak terakhir yang langsung berjalan ke arah salah satu kamar yang ada di lantai 1 sambil bergandengan tangan dengan dua anak yang lainnya.

"Kamu gak ikut bobo sama mereka?" tanya Sinb pada Minho, nama panggilan anak yang ada dalam gendongannya.

"M mino mau bobo sama mama" ucapnya dengan napas terputus karena baru saja menangis.

"Mama Minho di mana? Ayo tante anter"

"Di sana" Minho menunjuk taman belakang, tempat berkumpul anggota keluarga yang lebih tua.

Sinb mengikuti arahan Minho, berjalan ke taman belakang dengan menggendong anak itu.

"Kenapa lama?"

Sinb berjengit kaget, tubuhnya sempat oleng karena terlalu terkejut mendengar suara dari arah belakang. Untung saja Wonwoo menahan tubuh Sinb agar tidak jatuh bersama Minho yang masih digendongnya.

"Mama, om. Mau mama" rengek Minho dengan tangan merentang lebar minta gantian digendong oleh laki-laki itu.

"Mama?"

"Tadi dia nangis terus minta mamanya"

"Oke ayo ke mama" ucap Wonwoo mengambil alih tubuh Minho dari gendongan Sinb. Laki-laki itu berjalan ke arah gazebo tempat ibu Minho berada. Sinb terkejut ketika tangan kanannya ditarik oleh Wonwoo, membuatnya berjalan di sebelah laki-laki itu.

Interaksi ketiga orang itu dilihat oleh kakek, nenek, ayah dan ibu Wonwoo.

"Gemes banget mereka, yah. Jadi gak sabar kalo mereka punya anak sendiri" kata ibu Wonwoo yang memekik gemas di akhir kalimatnya melihat mereka.




🌻🌻🌻




Maapin kalo gak nge feel ya huhu







🌻🌻🌻

Hwang Eunbi with boysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang