Jeon Wonwoo 4

1.1K 147 43
                                    

Rasanya Sinb masih malas untuk bertemu Wonwoo, tapi dia harus sarapan dan berangkat ke kampus. Mau tidak mau Sinb keluar dari kamar dengan membawa tas totebag di lengan kanannya. Melirik sekilas pintu kamar Wonwoo yang masih tertutup rapat. Semoga saja laki-laki itu masih tidur atau sudah pergi ke kantor jadi Sinb tidak perlu bertemu dengannya. Harapan Sinb pupus ketika menemukan seonggok manusia yang tadi ia pikirkan ada di meja makan. Ia menghela napas panjang. Menggeret kursi di seberang Wonwoo dan mengambil roti tawar yang sudah diolesi selai stroberi. Sinb mengucapkan terima kasih kepada bibi Han yang baru saja meletakkan segelas susu untuknya. Ia hanya fokus dengan makanannya. Mengabaikan Wonwoo yang sejak tadi menatap dan mengamatinya.

"Aku berangkat" pamit Sinb setelah menghabiskan susu, berjalan menjauhi meja sambil masih mengunyah roti yang belum habis.

Wonwoo menghela napas panjang melihat Sinb yang bersikap tidak biasa padanya. Entahlah padahal biasanya ia yang tidak suka jika Sinb ada di dekatnya dan menyiapkan segala sesuatu yang ia butuh. Tapi sekarang rasanya ada yang berbeda. Tidak mendengar suara Sinb membuatnya merasakan hal aneh. Hahah.

🌻🌻🌻

Sinb yang tadi merasa terlalu lelah setelah mengerjakan tugas langsung mandi begitu pulang dan terlelap di kamar. Ia bangun dan menatap jam sudah menunjukkan pukul 12 lebih 30 menit atau jam setengah 1 pagi. Sinb bangkit dari ranjang sambil membenarkan kaos kebesaran yang saat ini melekat di tubuhnya. Keluar dari kamar dengan tangan menguncir tinggi rambut panjangnya.

Ia berjalan menuruni tangga, membuka pintu lemari pendingin dan mengambil sekotak susu. Lalu mengambil roti dan selai cokelat, membawanya ke arah meja makan. Ia makan dalam diam. Matanya menyipit kala menemukan Wonwoo berbaring di atas sofa ruang tamu.

"Tumben" batinnya sambil melanjutkan mengunyah roti.

Selesai makan Sinb mendekati Wonwoo. Ternyata laki-laki itu tertidur dalam keadaan masih memakai kemeja kerja yang dua kancing teratasnya di buka juga masih memakai sepatu.

"Kenapa tidur di sini?" gumam Sinb sembari melepaskan sepatu Wonwoo dengan hati-hati agar laki-laki itu tidak terbangun. Ia berjalan ke arah kamar lalu kembali membawa selimut. Menyelimuti tubuh Wonwoo agar tidak kedinginan.

Mata Sinb membola kaget ketika tanpa aba-aba Wonwoo bangun dan mencekal tangannya yang sedang merapihkan selimut laki-laki itu agar menutupi dada. Kedua orang itu terlibat adu tatap untuk beberapa saat sampai Sinb memutuskan kontak mata mereka, bangun dari posisinya yang agak menunduk tadi.

"Kenapa tidur di sini?" tanya Sinb setelah sebelumnya berdehem singkat.

"Capek buat jalan ke kamar" ucap Wonwoo dengan suara berat khas orang baru bangun tidur, kembali memejamkan matanya.

"Mau aku buatkan teh?"

"Boleh"

"Oke tunggu sebentar"

Setelah mengatakan hal itu, Sinb berjalan ke arah dapur. Menyiapkan cangkir dan teh.

Hampir saja Sinb menjatuhkan cangkir teh di tangannya ketika merasa terkejut sepasang tangan tiba-tiba melingkari perutnya. Ia berbalik cepat menatap orang yang memeluknya, tapi tubuhnya langsung diputar ke posisi awal oleh Wonwoo. Iya orang yang memeluk Sinb sekarang itu adalah Wonwoo. Kenyataan itu membuat jantung Sinb seolah melorot jatuh ke perut. Terlalu terkejut dengan apa yang terjadi.

"A ada apa?" tanya Sinb gugup ketika Wonwoo menarik tubuhnya semakin mendekat sampai punggungnya menabrak dada laki-laki itu.

"Diam. Biarkan seperti ini sebentar" ucap Wonwoo dengan suara berat, melesakkan kepalanya di ceruk leher Sinb. Napas Wonwoo membuat Sinb tidak nyaman tapi mau bagaimana lagi laki-laki itu menyuruhnya diam.

Hwang Eunbi with boysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang