"BANGSAT"
"LO GAK ADA SEDIKITPUN NGEHARGAIN GUE SEBAGAI SUAMI LO YA"
Sinb terlonjak kaget, matanya yang sudah hampir terpejam kembali terbuka lebar mendengar teriakan berupa makian juga suara benda pecah karena dibanting. Jantungnya berdebar cepat mendengar keributan itu berlanjut diiringi suara tangisan anak 3 tahun. Buru-buru ia bangkit dari ranjang, keluar menuju ruang tamu di mana sumber keributan berasal. Sinb melihat Eunha yang mana merupakan sepupunya yang 3 tahun lebih tua darinya menggendong anak menuju lantai atas dengan suami Eunha menatap punggung istrinya dengan kilatan marah di matanya. Suami Eunha masih saja melontarkan kata makian dengan kencang sambil membuntuti langkah istrinya yang sudah mengunci pintu kamar anak pertama mereka.
"GUE UDAH GAK KUAT SAMA LO. SEKARANG KALO MAU CERAI OKE KITA CERAI"
"Yang sabar, dibicarain baik-baik dulu" ucap nenek Eunha yang berusaha melerai pertikaian orang tua itu di depan anak-anak.
"Gak bisa nek, udah gak kuat. Aku izin pamit mau balik ke rumah" selesai mengucapkan itu, suami Eunha mengambil tas berisi baju lalu pergi dari rumah itu.
Sinb ikut masuk ke kamar, penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi sampai terjadi keributan tadi. Eunha bercerita sambil terisak. Menceritakan bahwa suaminya lagi-lagi ketahuan bermain judi menggunakan uang tabungan sekolah anak mereka. Sebelumnya sudah beberapa kali ketahuan melakukan judi online sampai meminjam uang tetangga juga sampai meminjam uang sahabat Eunha. Padahal terakhir kali ketahuan, laki-laki itu sudah berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya dan sepakat apabila melakukan judi lagi maka mereka bercerai. Eunha sudah tidak sangup lagi menghadapi laki-laki pengangguran yang terus saja berulah.
Mata Sinb berkaca-kaca mendengarnya. Tangannya mengusap lengan sepupunya berusaha menguatkan. Sang nenek yang sudah paham akan apa yang terjadi juga berusaha memberi saran untuk cucunya. Liburan tahun barunya mendadak menjadi suram. Malam tahun baru dihabiskan dengan curhatan masalah rumah tangga sepupunya.
🌻🌻🌻
"Gak jadi ke pantai?" tanya Eunha begitu melihat Sinb keluar dari kamar dengan rambut acak acakan. Matanya menunjukkan kantung mata hitam karena semalam begadang maraton drama.
"Nggak" jawab Sinb sembari menguap lebar.
"Kenapa?"
"Mager" aslinya Sinb masih kebayang kejadian semalem yang masih buat dia syok. Pertama kalinya liat keributan rumah tangga secara langsung.
"Liburan lo lama kan?"
"He em, kenapa? Mau ngajakin gue main?"
"Nanya doang"
"Dih"
"Ntar sore wakilin gue ke nikahan Yuna dong, repot bawa bocil"
"Kak Yuna nikahhh?"
"Iya"
"Calonnya siapa? Mas Dokyeom?" tebak Sinb yang mana setaunya ketika SMA kedua orang itu berpacaran.
"Dokyeom"
"Awet juga ya mereka pacaran"
"Gimana mau kan?"
"Gamau ah, males. Lo aja sono. Bocil biar dititipin pengasuh dulu apa gimana"
"Ck bentar doang wakilin dateng. Pengasuhnya lagi ada acara hari ini jadi gabisa dateng"
"Ogahhh"
"Di sana banyak makanan, lo bakal suka"
"Di nikahan orang ya udah pasti banyak makanan. Males gue ah. Lama ngekos, ga pernah pulang. Males ditanyain ini itu sama orang orang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hwang Eunbi with boys
FanfictionCerita tentang Sinb, yang gasuka minggir dulu ya.