Oh Sehun

524 88 3
                                    

"Selamat pagi, Pak" sapa Eunbi ceria yang dibalas sapaan dan senyum manis dari bosnya itu.

"Pagi Eunbi"

"Jantung gue" batin Eunbi yang rasanya ingin meledak saat ini juga. Terlalu bahagia mendapatkan senyuman manis dari laki-laki yang sudah ia idolakan selama 1 tahun bekerja di sini.

Eunbi memegang kedua pipinya yang terasa panas. Senyum di bibirnya tidak akan luntur sampai nanti. Memang sebesar itu pengaruh tindakan Sehun untuk Eunbi yang jadi bucinnya.

"Heh lo napa deh pagi-pagi dah senyam senyum gajelas. Kesambet setan kantor lo?"

Senyum lebar Eunbi seketika luntur, matanya melotot kesal menatap Eunseo yang berdiri di sebelahnya sedang menatapnya dengan tatapan menyebalkan. Langsung saja Eunbi memukul kencang lengan Eunseo, membuat perempuan itu mengaduh kencang sampai beberapa pegawai yang baru datang menoleh ke arah mereka berdua. 

"Sakit bego"

"Berisik, gue lagi bahagia jadi gausah ganggu dulu"

"Pede banget emang siapa yang mau ganggu lo ewh"

"Seo tau ga"

"Gak"

"Barusan Pak Sehun senyumin gue, gila Pak Sehun senyum sama gue" ucap Eunbi dengan begitu antusias tapi hanya dibalas tatapan malas oleh Eunseo.

"Ya terus?"

"Ck gak asik banget lo"

"Ya terus gue harus ngapain maemunah, disenyumin doang karyawan lain tiap hari gitu juga. Pak Sehun kalo lagi mode ramah ya emang gitu"

"Iya juga ya, Seo"

"Ya iya"

"Tapi bodoamat dah. Gue disenyumin Pak Sehun hari ini, semangat sampe pulang nanti aaaaa"

"Sinting" gerutu Eunseo menatap temannya yang memang memiliki kelakuan agak tidak biasa.


🌻🌻🌻

"Gak mau bundaaa" rengek Eunbi ketika diminta mendatangi kencan buta yang sudah diatur ibunya. "Ini hari Minggu aku mau tidur seharian. Bunda udah sana keluar dari kamarku. Aku mau tidur lagi ini baru jam 10"

"Hwang Eunbi"

"Aduh iya-iya gak jadi tidur lagi. Kenapa sih?"

Eunbi kembali menegakkan punggungnya yang hampir menyentuh kasur tapi mendapat pukulan kencang dari ibunya.

"Bunda udah susah loh ngatur waktu kalian biar bisa ketemu"

"Ya udah sana bunda aja yang ketemu dia. Aku gak mau"

"Kamu dateng dulu, kenalan sama anak temen bunda. Anaknya baik, tinggi, ganteng, pinter juga"

"Paling nggak se ganteng Pak Sehun" gumam Eunbi dengan tangan mengusap pelan matanya yang masih ingin tertutup.

"Udah sana siap-siap"

"Jam berapa sih janjiannya. Mager"

"Jam 11"

"Pagi amat"

"Itu udah siang tuan puteri, kamu aja yang males banget jam segini masih tidur aja. Cepet sana mandi. Keburu orangnya sampe sana nanti. Kamu kalo mandi kan kayak pingsan di kamar mandi. Lama"

"Iya-iya ini mau mandi, sabar dong. Ya udah bunda keluar dulu aku mau mandi gausah ditungguin di kamar"

Bunda Hwang bangun dari ranjang Eunbi, berjalan ke arah pintu. Melihat bundanya sudah keluar kamar, Eunbi kembali ingin memejamkan matanya 10 menit lagi.

"Jangan tidur lagi Eunbi" peringat ibunya sebelum pintu kamar Eunbi tertutup.

"Huft" cukup sudah ia tidak bisa menolak perintah ibunda ratu.

Eunbi turun dari ranjang, berjalan gontai ke arah kamar mandi.

"Aww"

Matanya terbuka sempurna ketika kakinya menabrak tepi pintu kamar mandi.

"Sakittt"


🌻🌻🌻


"Meja atas nama Jessica dimana ya kak?" tanya Eunbi sambil merapihkan rambutnya yang berantakan karena berlari dari parkiran.

"Mari saya antar"

"Ya"

Eunbi mengikuti perempuan yang merupakan salah satu karyawan di restoran ini sambil mengatur napasnya. Ia mengucapkan terima kasih setelah duduk di meja yang dipesan.

"Aduh cape banget, tuh kan orangnya belom dateng" gumam Eunbi mengedarkan pandangannya ke sekitar dan belum menemukan ciri-ciri orang yang tadi diceritakan bundanya. Ia memainkan ponsel membuka aplikasi burung biru untuk mengusir bosan. Sesekali tersenyum atau tertawa kecil membaca cuitan lucu yang lewat. Saking fokus dengan ponsel, Eunbi tidak sadar milk tea dalam gelas yang ia minum sudah habis.

"Pesan lagi, Eunbi" ucap seseorang yang sudah sekitar 5 menit duduk di seberang meja Eunbi mengamati gadis itu yang hanyut dalam dunianya sendiri.

Eunbi mendongak mengalihkan tatapannya ke orang itu. Seketika matanya melotot kaget.

"Uhuk uhuk"

Ia tersedak minumannya sendiri saking kagetnya.

"Pak Sehun kenapa ada di sini?" tanya Eunbi setelah batuknya selesai.

"Saya ada janji dengan calon tunangan saya di sini"

"Oh begitu" balas Eunbi menyembunyikan rasa kecewa yang tiba-tiba memenuhi hatinya.

"Kamu sendirian?"

"Ini masih nunggu orang yang mau makan siang bareng saya, Pak"

"Saya duduk di sini dulu gapapa?"

"Iya, Pak. Silahkan, gapapa"

Eunbi dan Sehun terdiam. Suasana di sekitar mereka agak canggung karena baru pertama kali bertemu di luar kantor seperti sekarang.

"Proyek di Jepang apa sudah aman, Pak?" tanya Eunbi basa-basi agar mereka ada obrolan.

"Ya"

"Wah, selamat Pak"

"Kerja bagus, Eunbi"

"Ya?"

"Semua atas kerja keras kalian semua jadi investor tertarik"

"Kerja bagus juga, Pak. Ini juga karena penjelasan bapak yang menarik perhatian"

"Gimana kamu bisa tau kalo penjelasan saya menarik?"

"A a waktu rapat penjelasan dari Pak Sehun jelas dan menarik untuk didengarkan" balas Eunbi yang dalam hati menjawab karena ia yang setiap kali rapat selalu fokus dengan apapun yang dilakukan bosnya.

Eunbi menaikkan sebelah alisnya ketika banyak makanan disajikan di meja mereka. Ia merasa hanya memesan minuman tapi kenapa banyak makanan datang.

"Makan Eunbi"

"Saya belum pesan makanan apapun, Pak"

"Saya yang pesan"

"Tapi"

"Dalam rangka merayakan suksesnya proyek kemarin jadi saya mau traktir kamu makan. Saya nggak menerima penolakan. Jadi, makan"

"Baik, Pak"

Keduanya makan dalam diam dengan Eunbi sesekali mencuri pandang ke arah Sehun. Dalam hati perempuan itu entah sudah berapa kali memuji ketampanan bosnya.



🌻🌻🌻

Hwang Eunbi with boysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang