Lee Dohyun 4

610 120 19
                                    

"Kak Dohyun beneran gapapa nonton film ini? Kalo kurang suka yang ini gapapa ganti aja sama yang lain. Kakak sukanya yang mana?" ucap Sinb saat mereka berdua ada di depan tempat memesan tiket bioskop.

Seperti apa yang Dohyun bilang kemarin, ibunya terus saja bertanya kapan dia akan mengajak Sinb kencan untuk kedua kalinya. Mumpung hari ini Dohyun kebagian shift malem, jadi dia ngajak Sinb keluar di siang hari.

"Saya suka yang kamu juga suka, Bi. Terserah kamu" balas Dohyun menunduk dengan senyum manis menatap Sinb.

Mendapat senyuman dari Dohyun membuat Sinb mengedipkan matanya cepat. Gugup mendapat tatapan dan senyuman seperti itu.

"Padahal biasanya biasa aja, kok tiba-tiba mleyot gini sih" batin Sinb yang masih menetralkan rasa gugupnya.

Gadis itu berdehem pelan sebelum membuka suara. "Oke"

Setelah memesan tiket, mereka berdua duduk di sofa yang ada di sana. Menunggu pintu teater dibuka sekitar 15 menit lagi.

"Saya angkat telepon sebentar ya, Bi" kata Dohyun di tengah-tengah obrolan ringannya dengan Sinb.

Dohyun melangkah menjauh setelah mendapat balasan anggukan kepala dari Sinb.

"Maaf, Bi. Sepertinya acara menonton kita hari ini harus ditunda dulu. Saya harus ke sekolah Minjung sekarang"

"Sekolah Minjung? Ah sudah jam pulang sekolah ya ini" tanya Sinb melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya sekilas menunjukkan pukul 11 siang.

"Bukan. Sepertinya ada sesuatu sampai wali kelas Minjung menelepon"

Mata Sinb membulat kaget mendengar penuturan Dohyun.

"Ayo saya antar kamu pulang dulu"

"Aku ikut, kak. Aku mau ikut ke sekolah Minjung juga. Boleh ya?"



🌻🌻🌻



"SAYA NGGAK MAU TAU, POKOKNYA ANAK INI HARUS DIKELUARKAN. MANA ADA ANAK UMUR 7 TAHUN YANG BERANI NGELAKUIN HAL KAYAK GINI KE TEMEN SEKELASNYA"

Sinb masuk ke ruang konseling bersama Dohyun. Di dalam sudah ada seorang ibu yang sedang menatap Minjung tajam dengan suami ibu itu yang terus berusaha menenangkan istrinya dan juga seorang anak perempuan yang keadaannya sedikit acak-acakan. Sedangkan di seberang mereka ada Minjung yang menangis. Buru-buru Sinb memeluk tubuh Minjung dengan erat. Menenangkan gadis kecil itu yang terisak.

"Tantee" panggil Minjung dengan suara serak.

"Ssh ada tante sama papa kamu disini. Udah nggak apa-apa"

"Maaf, Bu. Ini ada apa?" tanya Dohyun yang duduk di sebelah Minjung pada wali kelas yang terlihat frustasi menghadapi ibu-ibu yang terus berteriak itu.

"OH JADI INI AYAHNYA. KALO PUNYA ANAK ITU DIAJARIN YANG BENER. JANGAN MENTANG-MENTANG DIA NGGAK PUNYA IBU JADI KELAKUANNYA KURANG DIDIKAN"

Mata Sinb melotot mendengar ucapan ibu itu yang tidak ada adab. Kurang ajar sekali.

Sinb melirik Dohyun yang terlihat sedikit terkejut dan juga Minjung yang semakin menangis kencang dalam dekapannya.

"Ibu yang sopan ya" ucap Sinb dengan tatapan luar biasa sinis.

"KAMU SIAPA, NGGAK USAH IKUT CAMPUR"

"Ibu tau nggak kalo apa yang ibu lakuin sekarang bakal terus diinget anak-anak ini sampe mereka dewasa. Tindakan ibu yang tidak mencerminkan pendidikan yang tinggi ini bisa jadi ketakutan atau bahkan trauma buat mereka. Jadi saya mohon dengan sangat dijaga ucapannya. Semuanya bisa dibicarakan baik-baik tanpa ibu dengan lancangnya menunjuk orang dan berbicara dengan nada tinggi" jelas Sinb dengan panjang lebar, menekan emosi dalam dirinya menghadapi manusia sejenis ibu ini.

Hwang Eunbi with boysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang