"Pake ada acara flashdisk ketinggalan di sekre lagi, ckk. Kalo nggak kan udah langsung bisa print sama baca-baca buat besok" dumel Sinb setelah keluar dari sekre BEM untuk mengambil flashdisk miliknya yang ketinggalan di atas meja.
"Bi"
"Kak Jaehyun, kaget banget gue anjrit" ujar Sinb mengelus dadanya yang berdebar cepat. Tangannya memegang ujung meja sebagai bantuan karena kakinya lemas.
"Sorry, lo gapapa?" tanya Jaehyun khawatir melihat wajah terkejut Sinb.
"Gapapa kak, kaget doang"
"Malem gini ngapain masih di sekre? Bukannya lo udah pamit pulang dari tadi sore?"
"Ini kak flashdisk gue ketinggalan. Nggak diingetin ayang jadi lupa"
Jaehyun terkekeh kecil mendengar jawaban Sinb. "Halah punya ayang juga nggak"
"Idih punya ya, kakak aja yang nggak tau"
"Paling halu doang sama idol kpop. Siapa yang terakhir kali lo sebut namanya? Jaepri? Jamal? Gantengan juga gue"
"Ew pede banget" balas Sinb dengan tatapan sinis yang mana membuat Jaehyun tertawa dan meraup wajah memeable adik tingkatnya itu.
"Biasa aja kali mukanya. Yaudah gue mau balik. Balik bareng aja ayo gue anter"
"Makasih tawarannya kak, tapi gue bawa motor tadi"
"Ohh ke parkiran bareng aja deh"
"Ayok"
"Ati-ati bawa motornya. Gue ikutin dari belakang deh biar tenang kalo lo udah sampe kos dengan selamat"
"Nggak usah kak"
"Nggak nerima penolakan"
"Iya deh. Makasih kak Jae"
"Hmm, lo jalan dulu"
"Pantesan si Eunseo sebelom pacaran sama Juyeon pernah ngecrush in cowok satu ini. Care banget sama semua orang jadi bisa disalah artiin" batin Sinb menatap Jaehyun dari kaca spion motornya.
🌻🌻🌻
"Pengen nasi goreng depan gang, eh tutup. Jauh banget buset nyari nasi goreng sampe sini" ucap Sinb pada dirinya sendiri sambil mengendarai motor setelah mendapatkan makanan yang ia cari.
"Sepi banget sih tumben. Abis ujan kali ya, baru jam 10 udah sepi. Biasanya sampe jam 12 masih rame yang jualan makanan di pinggir jalan"
"Eh itu kok kayak kenal"
Sinb memicingkan matanya menatap perempuan di bawah lampu pinggir jalan yang kurang lebih 100 meter di depannya terlihat tengah berdebat dengan orang dengan pakaian serba hitam. Umji terlihat berusaha melepaskan cengkraman tangan orang itu.
"Umj" panggilan Sinb terpotong melihat sahabatnya yang tiba-tiba ditarik orang dengan baju serba hitam itu. Ia terdiam sesaat mencerna apa yang tengah terjadi.
"Umji" panggilnya setelah berhenti di belakang mobil.
"Sinb telepon polisi. TELEPON SEKARANG"
"UMJI" teriak Sinb panik ketika tubuh Umji sudah ditarik paksa masuk mobil.
Buru-buru ia mengegas motor miliknya mengikuti mobil itu. Jantungnya berdebar kencang mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Mengabaikan orang yang terus mengumpatinya karena ugal-ugalan. Yang ada di pikiran Sinb hanya ingin menyelamatkan sahabatnya.
Matanya menatap frustasi ketika kehilangan mobil itu.
"Sinb"
Sinb mendongakkan kepalanya dari ponsel miliknya. Ia tengah mengetikkan nomor darurat untuk menghubungi polisi, ketika tiba-tiba seseorang meneleponnya.