"Aku tidak mau desain ini. Singkirkan. Ganti yang baru"
"Yang ini aku tidak terlalu suka detailnya"
"Ini. Apa ini desain pasar malam? Kenapa ramai sekali"
"Ini"
"Tidak"
"Singkirkan"
"Aku tidak suka"
"Kau gila?"
"Ganti"
"No"
Eunseo yang merupakan sahabat sekaligus asisten Sinb memijit pangkal hidungnya yang tiba-tiba terasa nyeri. Bagaimana tidak? Dari berpuluh desain baju yang ada di hadapan Sinb hanya 2 yang lolos dari penilaiannya. Padahal acara fashion show perusahaan tinggal tiga minggu lagi. Belum juga menjahit baju-baju itu.
"Yak Hwang" ujar Eunseo yang sudah terlalu lelah. Namun, tidak mendapat balasan berarti dari Sinb. Karena perempuan itu yang masih sibuk dengan tabletnya.
"Sinb"
"Kenapa?"
"Lo pengen gue cepet ubanan ya?"
Sinb mengangkat wajahnya dan menatap Eunseo dengan alis naik sebelah, tidak paham dengan ucapan perempuan itu.
"Maksud lo?"
"Gila aja cuma 2 desain baju yang lo suka. Plis Hwang kita itu target 20 baju buat besok dan ini tinggal 2 minggu lagi dari acaranya karena lo yang gak suka sama desain karyawan kita"
"Itu urusan lo. Kan lo yang bertanggung jawab sama para desainer yang ada di kantor ini" ujar Sinb enteng dengan senyum manis menghiasi bibirnya.
"Semangat Son Eunseo" ucapnya menyemangati, tapi di telinga Eunseo kalimat itu sangat menjengkelkan.
"Ugh menyebalkan"
"Terima kasih atas pujiannya. Aku mau jalan-jalan dulu" balas Sinb dengan kedipan mata menggoda Eunseo sebelum keluar dari ruang kerjanya. Ia ingin menyegarkan otak setelah terlalu keras berpikir untuk menilai desain-desain tadi.
🌻🌻🌻
Setelah puas berbelanja, Sinb membelokkan mobilnya ke arah taman yang ada di dekat sungai. Pemandangan malam di taman itu memang indah ketika malam hari seperti ini.
Sinb berjalan santai menyusuri jalan setapak yang ada di tepi sungai. Kedua tangannya bertumpu pada tiang pembatas dengan kepala menengadah menyaksikan malam gelap tanpa bintang. Ia memejamkan matanya dan menarik napas dalam.
Sinb bahkan mengabaikan rintik hujan yang mulai turun membasahi wajahnya. Bibirnya malah melengkungkan senyuman dengan tangan menengadah merasakan tetesan air yang jatuh. Sekitar setengah jam Sinb bertahan hujan-hujanan sampai akhirnya rasa dingin mulai terasa. Ia membuka matanya yang sejak tadi tertutup.
"Aaa sepertinya aku terlalu lama hujan-hujanan. Ugh. Dingin" ujarnya pelan sembari mengusap bahunya yang tidak tertutup apapun di tengah hujan deras itu.
"Ding innnn" ucap Sinb dengan sedikit bergetar menahan dingin.
"Sial kenapa aku harus parkir di depan minimarket itu" ujar Sinb mengumpati dirinya sendiri yang memarkir mobil di seberang taman padahal dirinya sudah kedinginan.
Sinb sedikit limbung ketika kepalanya mendadak terasa pening efek tidak makan sejak pagi.
Dengan pandangan sedikit berkunang-kunang, Sinb melangkah pelan menuju minimarket di seberang jalan. Namun, baru setengah jalan pandangannya menggelap total dan yang Sinb ingat tubuhnya tergeletak tidak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hwang Eunbi with boys
Fiksi PenggemarCerita tentang Sinb, yang gasuka minggir dulu ya.