Jungkook tersenyum lalu membantu Tzuyu melepas sepatunya. Baru saja ia tinggalkan mandi, Tzuyu sudah tertidur pulas di sofa tanpa melepas sepatunya.
Ya ampun, kenapa Tzuyu jadi sangat berat? Jungkook berusaha untuk menggendong Tzuyu dan memindahkannya ke ranjang. Namun, ia malah merasa kesulitan untuk melakukannya.
Meski begitu, Jungkook merasa sangat senang. Itu artinya Tzuyu bisa makan dengan baik setelah selama trimester pertama, Tzuyu selalu saja mengeluarkan makanan yang ia makan.
Jungkook mendekatkan wajahnya, berniat untuk berbisik agar Tzuyu bangun. Namun, belum sempat Jungkook sampai ke dekat telinga Tzuyu, ia sudah mendapat pukulan di bibirnya.
"Apa yang kau lakukan?" Tzuyu mengalungkan kedua tangan di depan dada, berpikiran buruk atas niat baik suaminya. Namun, detik berikutnya, kedua tangan Tzuyu mulai menurun.
"Kau akan tersiksa jika terus tidur di sini. Lebih baik kau tidur di ranjang."
"Kenapa tidak menggendongku saja? Kau cari kesempatan untuk menciumku 'kan?" tanya Tzuyu, membuat Jungkook hanya bisa terdiam sambil mencari alasan lain untuk menjelaskan maksudnya yang sebenarnya.
Kau berat, Tzuyu. Aku tak tega jika harus mengatakannya secara langsung. Tzuyu memang terlihat semakin gemuk sekarang. Berbanding terbalik dengan saat pertemuan pertama mereka di mana Tzuyu memiliki tubuh yang benar-benar ideal.
Jungkook tahu jika ia mengatakan soal berat badan Tzuyu, Tzuyu akan sangat sakit hati. Lagipula Tzuyu seperti ini karena triplets, dan Jungkook bersyukur karena Tzuyu tak seperti wanita hamil yang Jungkook lihat di sebuah drama atau film.
"Jadi aku sangat berat?" Bibir Tzuyu sudah membentuk bulan sabit terbalik, membuat Jungkook mulai panik dibuatnya. Padahal ia tak mengatakan apapun. "Aku juga tidak mau seperti ini."
Matilah kau, Kookie. Sekarang Tzuyu mulai menangis. Jungkook memijat pelan dahinya. Ia tak tahu jika jiwa sensitif Tzuyu makin menjadi saat usia kehamilannya bertambah.
"Tidak, kau tidak berat."
"Sungguh?" tanya Tzuyu dengan antusiasme tinggi. Ia mulai menyeka air mata yang tadi membanjiri pipi chubby-nya.
"Eo. Kau justru semakin cantik."
"Jinjja?" tanya Tzuyu dengan wajah bahagia. Hal ini tentu saja membuat Jungkook mengangguk meski itu berkebalikan dengan kenyataan. Wajah Tzuyu memang terlihat semakin cantik akhir-akhir ini. Meskipun tubuhnya semakin membesar. Bahkan lengannya juga semakin berisi. "Kalau begitu aku akan pindah ke ranjang."
Jungkook menghembuskan napas lega saat Tzuyu tak lagi menangis. "Lain kali aku harus lebih berhati-hati," gumamnya.
Jungkook yakin jika rasa percaya diri Tzuyu semakin menurun. Apalagi semenjak menginjak trimester kedua di mana berat badannya terus saja bertambah. Ia sebenarnya merasa khawatir jika pada akhirnya Tzuyu disarankan untuk melakukan diet. Namun, ia merasa jika berat badan Tzuyu terlihat normal.
*
*
*"Ssshhh, menangis tidak akan mengurangi rasa sakitnya. Lebih baik kau tidur," ujar Jungkook sambil mengusap halus perut Tzuyu. Ia kemudian berhenti saat perlahan napas Tzuyu terdengar lebih tenang.
Dari buku yang Jungkook baca soal kehamilan, pada masa ini Tzuyu memang tak akan bisa tidur nyenyak. Apalagi ia yakin jika Tzuyu mengalami heartburn hingga istrinya itu selalu menangis saat tengah malam. Ditambah dengan triplets yang mungkin saja mulai aktif bergerak.
Jungkook berinisiatif untuk menyanyikan lagu tidur untuk Tzuyu. Ia harap hal ini juga bisa membuat triplets lebih tenang.
Suara merdu Jungkook, membuat Tzuyu secara tak sadar menggenggam tangan Jungkook yang sejak tadi sibuk mengusap perutnya. Hal ini tentunya membuat Jungkook tersenyum lalu mencium pipi Tzuyu. "Tidurlah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You ₩100.000.000✅
Romance15+ Tzuyu akui, keputusannya menandatangani kontrak konyol bernilai 100.000.000 Won itu benar-benar bodoh. Anggap saja jika tanda tangannya begitu mahal hingga dihargai sebesar itu. Tapi ia sungguh tak tahu jika akhir dari kisahnya benar-benar menye...