Usapan halus di kepalanya, membuat tidur Tzuyu terganggu. Perlahan ia membuka mata, menatap pria yang saat ini sudah tersenyum dengan segelas susu hangat di tangannya.
"Maaf, apa aku membangunkanmu?"
Tzuyu tersenyum lalu menggeleng. Dari sorot mata Jungkook, bisa ia lihat jika pria itu sangat mengkhawatirkannya.
"Semalam kau terus muntah-muntah. Aku pikir minum susu hangat di pagi hari akan membuatmu merasa lebih baik." Jungkook memberikan susu tersebut. Namun ia baru ingat rasa susu itu sungguh tak enak. Apa itu akan baik-baik saja untuk Tzuyu? Pikirnya.
Tzuyu meraih gelas tersebut, membuat Jungkook menatapnya dengan tatapan ibanya. "Tapi itu susu hamil, Tzuyu."
"Tidak apa-apa, aku bisa meminumnya, terimakasih."
"Tunggu." Jungkook mencegah Tzuyu untuk meminumnya. Ia lantas pergi dari sana, membuat Tzuyu hanya menunggu dengan berbagai pertanyaan di kepalanya.
Tak berselang lama, Jungkook sudah kembali dengan puding di tangannya. "Makan ini setelah meminumnya."
Sungguh, Tzuyu merasa bak seorang ratu dalam apartemen itu. Bagaimana tidak? Jungkook selalu melakukan segala hal untuk dirinya. Bahkan sampai detik ini, bisa terhitung jari kapan saja dirinya membereskan apartemen.
Apa aku terima saja ajakannya? Tapi aku sungguh belum siap. Tzuyu terus menatap Jungkook sambil menghabiskan susu itu, membuat pria Jeon itu tersenyum dengan tatapan lembutnya. Ia tahu, Jungkook bukan pria jahat yang mungkin akan meninggalkannya begitu saja. Tapi ia masih belum bisa meyakinkan dirinya sendiri jika Jungkook tak akan melakukannya di kemudian hari.
"Ah iya, apa kau mau mengantarku hari ini?" Jungkook memberikan puding itu pada Tzuyu. Bahkan ia membantu Tzuyu untuk membukakan tutupnya.
"Ke mana?"
"Aku perlu membelikan hadiah untuk Seungmin."
Tzuyu hampir saja tersedak oleh puding yang baru saja akan ia telan, membuat Jungkook benar-benar panik dan menepuk pelan punggung Tzuyu.
"Pelan-pelan, Tzuyu."
Tzuyu mengusap bibirnya dengan punggung tangannya. Bukankah ia justru terlihat konyol tadi? Terlebih karena ia tiba-tiba saja tersedak saat Jungkook menanyakan kesediaannya.
Jungkook meraih ponselnya, mencari nomor milik Seungmin sebelum akhirnya menghubunginya. Memang ini masih terlalu pagi. Namun Jungkook yakin jika Seungmin sudah bangun dan sarapan.
Sebenarnya, Seungmin memang sering menghubungi Jungkook. Bahkan lebih sering dibanding Seungmin menghubungi Kakaknya. Ia hanya ingin memastikan jika Tzuyu baik-baik saja. Itulah mengapa Seungmin sering menghubungi Jungkook.
"Ya, Hyung? Ada apa?"
Tzuyu membulatkan mata saat mendengar suara Seungmin. Masalahnya, ia tak tahu apapun soal kedekatan Jungkook dengan Seungmin. Jika seperti ini, ia yakin jika Seungmin benar-benar akan setuju jika Jungkook bertanya apakah ia bisa menikahi Noona kesayangannya atau tidak.
"Seungmin, aku ingin membicarakan hal yang serius." Jungkook menatap Tzuyu, mengangkat sebelah alisnya dengan berniat menggoda. Bahkan hal ini membuat Tzuyu sangat panik.
"Katakan saja, Hyung. Kebetulan sekali hari ini aku libur."
Matilah kau, Tzuyu. Ayo hentikan Jungkook. Tzuyu tahu apa yang akan pria Jeon itu bicarakan. Ia sungguh takut jika Seungmin menyetujui pernikahannya dengan Jungkook. Ah, ini sungguh tak bisa terjadi.
"Seung--" Jungkook sudah lebih dulu menutup mulut Tzuyu sebelum gadis itu mulai bicara. Ia tak mungkin membiarkan Tzuyu mengulur waktu lagi sebab ia sungguh-sungguh ingin menikahi Tzuyu. Ia merasa aneh saja saat Tzuyu mengandung anaknya, tapi ia dan Tzuyu bukan suami-istri. Apalagi saat ini ia mulai tertarik pada Tzuyu. Tidak ada salahnya ia menikah, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You ₩100.000.000✅
Romance15+ Tzuyu akui, keputusannya menandatangani kontrak konyol bernilai 100.000.000 Won itu benar-benar bodoh. Anggap saja jika tanda tangannya begitu mahal hingga dihargai sebesar itu. Tapi ia sungguh tak tahu jika akhir dari kisahnya benar-benar menye...