Jungkook menepuk pelan pipi Tzuyu, berharap hal itu akan menunda rasa kantuk yang menyergap Tzuyu. Namun sang istri justru mengeratkan genggaman tangannya sambil tetap memejamkan mata.
"Kau belum minum susunya, Tzuyu."
"Nanti saja, aku sangat mengantuk."
Mereka memang menunggu Seungmin tertidur untuk membuat susu itu. Namun, Tzuyu sudah lebih dulu mengantuk. Bahkan suasana hatinya sudah sangat buruk karena Jungkook tak membiarkannya untuk tidur.
"Aku akan membuatkannya sekarang. Jangan tidur," ujar Jungkook, membuat Tzuyu hanya mengangguk meski matanya terpejam. "Tzuyu..."
"Iya, aku tidak tidur."
Jungkook segera pergi ke dapur. Ia harus segera membuatkan susu itu untuk Tzuyu. Padahal tanpa meminumnya pun, Tzuyu akan tetap baik-baik saja.
Jungkook bernapas lega saat tak mendapati Seungmin ada di sana. Segera ia menyalakan kompor dan memasak air. Sungguh, membuat susu saja sudah seperti menjinakkan bom untuknya. Ia bahkan terlalu sering melirik pintu kamar Seungmin, berharap pintu itu tak akan terbuka.
"Siap." Jungkook mengaduknya sebelum akhirnya menyimpan plastik berisi susu bubuk itu ke dalam saku celananya. Ia cukup bahagia sebab Seungmin tak keluar dari kamarnya.
Namun, tiba-tiba saja langkahnya harus terhenti. Ia memasang wajah tegangnya saat justru berpapasan dengan Seungmin.
"Hyung? Kau belum tidur?"
Jungkook hanya tertawa kaku. Ia lantas menggeleng sebagai jawaban. "A-aku tidak bisa tidur tanpa minum susu."
Seungmin mengernyit saat Jungkook meminum susu itu sedikit.
"Aku akan meminum sisanya di kamar saja." Jungkook segera pergi, membuat Seungmin hanya menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak gatal. Sungguh, ia tak paham kenapa Jungkook nampak tegang saat berpapasan dengannya. Padahal ia tak menganggap meminum susu adalah hal yang buruk.
"Apa Hyung malu karena masih minum susu?"
Jungkook bersandar pada pintu dengan napas yang tersenggal. Ia sudah berpikir jika mereka akan ketahuan. Untung saja tidak karena Jungkook tak membawa kardus susunya. Mungkin jika iya, ia akan tertangkap.
Jungkook duduk di samping Tzuyu, mengusap halus pucuk kepalanya hingga membuat Tzuyu bergumam kesal. "Kau harus minum susunya."
Tzuyu berdecak lalu terduduk. "Aku sangat mengantuk."
Kantuk Tzuyu tiba-tiba saja hilang. Benda kenyal itu nampaknya cukup membuatnya terkejut saat menempel pada bibirnya. "Ish, apa yang kau lakukan?"
"Minum dulu."
Tzuyu memutar malas kedua bola matanya. Sungguh, jika ia tak ingat Jungkook sudah menjadi suaminya, ia akan memukulnya saat ini juga. Berani-beraninya pria Jeon itu menciumnya.
Astaga, kenapa aku bisa dengan mudah jengkel padanya? Triplets, tolong beri kesempatan padaku agar kalian mirip denganku. Tzuyu masih percaya soal mitos itu. Ia hanya berharap triplets tidak semuanya mirip dengan Jungkook. Ia tahu Jungkook tampan, tapi triplets berada dalam perutnya 'kan? Bukan perut Jungkook.
"Kau bisa tidur lagi." Jungkook meletakan gelas kosong itu di atas nakas. Namun, kantuk Tzuyu nampaknya sudah hilang. Ini semua karena ulah pria Jeon tadi.
Tzuyu memang berbaring membelakangi Jungkook. Namun, matanya masih terbuka meski Jungkook sudah mematikan lampu.
Tzuyu memilih berbalik. Yang ia lihat hanyalah punggung Jungkook, membuatnya sedikit kecewa. Padahal selama ini Jungkook selalu tidur di sofa dibanding satu ranjang dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You ₩100.000.000✅
Romance15+ Tzuyu akui, keputusannya menandatangani kontrak konyol bernilai 100.000.000 Won itu benar-benar bodoh. Anggap saja jika tanda tangannya begitu mahal hingga dihargai sebesar itu. Tapi ia sungguh tak tahu jika akhir dari kisahnya benar-benar menye...