Jungkook tersenyum saat mobilnya mulai terparkir di basement apartemennya. "Triplets, Ayah bawa sesuatu," gumammya sebelum turun dari mobil kesayangannya.
Untuk sementara, Jungkook anggap masalahnya dengan keluarganya sudah selesai. Ia ingin fokus mengurus Tzuyu dibanding mengurus hal lain. Ia juga sudah meminta Eunhyuk untuk mengurus urusan perusahaan barunya selagi ia mengurus Tzuyu.
"Tzuyu?" Jungkook cukup terkejut sebab apartemennya benar-benar gelap. Ia segera meletakan bungkusan makanan itu sebelum akhirnya mencari Tzuyu ke seisi apartemennya. Namun, ia tak kunjung menemukannya. Hingga saat ia berbalik, Tzuyu sudah berdiri dengan kue di tangannya.
Jungkook segera menyalakan lampu serta memijat dahinya. "Tzuyu, kau membuatku sangat khawatir."
"Bukankah hari ini adalah hari ke-200? Ah, aku rasa sudah terlewat." Tzuyu nampak sedih karena hitungannya benar-benar buruk. Namun, hal ini justru membuat Jungkook tersenyum lalu mengusap pipi Tzuyu.
"Anggap saja hari ini adalah hari ke-200, pertemuan pertama tidak perlu dihitung. Jadi, hari ini adalah hari ke-200 untuk kita berempat." Jungkook tersenyum kemudian mencubit kedua pipi Tzuyu dengan gemas. Ia lantas meniup lilin lalu menyentuh krim kue itu dan mulai mengotori pipi Tzuyu.
"Oppa ...." Tzuyu merengek saat Jungkook mengotori pipinya lalu berlari. Ia kesal karena ia tak akan bisa mengejar pria Jeon itu.
Tzuyu menundukan kepalanya masih sambil tetap memegang kue tersebut. Hingga akhirnya ia menatap lurus saat Jungkook sudah kembali. Suaminya dengan senang hati menyerahkan wajahnya.
"Kau bisa membalasku."
Juri berjalan gelisah. Ia menggigit kuku jarinya sebab ia sangat khawatir sekarang.
Ia tak mengerti kenapa Junghyun tiba-tiba saja meminta dirinya melakukan tes ulang. Padahal yang sebenarnya, ia tak benar-benar hamil. Ia hanya ingin membuat Tzuyu pergi. Namun sepertinya rencana miliknya malah menuntun ke jalan kegagalan yang sempurna.
Juri duduk di tepi ranjang lalu mengacak rambutnya. "Aish, kenapa semuanya jadi berantakan? Aku juga tak bisa pergi ke rumah sakit untuk menukar hasilnya. Ah, sudahlah, aku akan pikirkan cara lain saja.
Dari sela pintu yang terbuka, nampak sesosok pria tersenyum culas. Ia lantas menutup pintu kamar tersebut dan berjalan menuju ruang kerja sang Ayah.
Ya, dia Junghyun.
"Ayah, apa ada kabar dari Jungkook?" tanyanya sesaat setelah sampai di ruang kerja sang Ayah. Ia cukup khawatir pada kondisi sang Adik yang telah lama tak bertukar kabar dengannya.
"Eunhyuk bilang dia baik-baik saja. Untuk sementara, jangan sampai siapapun tahu soal ini," ujar tuan Jeon sambil membaca berkas perusahaan miliknya.
Ya, tuan Jeon tak serta merta mempercayai menantunya. Bukan karena ia tak percaya. Namun, ia sangat tahu bagaimana Jungkook. Apalagi melihat tatapan Jungkook pada Tzuyu, membuatnya sangat tak percaya jika Jungkook akan melakukannya. Apalagi Jungkook melampirkan beberapa bukti jika dirinya tak bersalah.
"Ayah, apa aku harus--"
"Tidak, jangan lakukan itu sekarang. Ayah tahu kau sangat mencintai Juri. Ayah harap kau bisa merubahnya dalam waktu singkat," ujar tuan Jeon.
"Baiklah, akan kulakukan nanti saja."
*
*
*Alunan musik klasik itu menemani kegiatan yoga Tzuyu siang ini. Dengan uang, tentu saja Jungkook bisa meminta instruktur yoga untuk datang ke rumahnya. Padahal Tzuyu ingin datang ke tempatnya langsung. Namun, Jungkook melarangnya dengan alasan keselamatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You ₩100.000.000✅
Romance15+ Tzuyu akui, keputusannya menandatangani kontrak konyol bernilai 100.000.000 Won itu benar-benar bodoh. Anggap saja jika tanda tangannya begitu mahal hingga dihargai sebesar itu. Tapi ia sungguh tak tahu jika akhir dari kisahnya benar-benar menye...