#21 Praduga Membawa bencana

1.1K 189 54
                                    

Tzuyu benar-benar gugup duduk bersama keluarga Jeon. Ia rasanya ingin pergi saja dari sana karena merasa tak pantas. Namun iya juga tak mungkin pergi begitu saja. Apa ia harus menggunakan alasan mual? Ah, itu hanya akan membuatnya dalam masalah baru nantinya.

"Ayo dimakan, apa kau tidak kasihan pada triplets?" Dengan senang hati, nyonya Jeon menyajikan sup telur puyuh yang tadi Jungkook minta buatkan. Ia tak akan mungkin membiarkan cucunya kelaparan.

Soal kehamilan Tzuyu, Jungkook sudah mengatakannya lewat telepon. Ia meminta sang Ibu membuatkan sup telur puyuh sembari memberitahukan kabar baik itu.

Tzuyu menatap Jungkook dengan tatapan memohon. Ia sungguh ingin pulang saja dari sana. Apalagi tatapan dari Juri yang benar-benar membuatnya merasa tak nyaman.

Wanita sialan itu sungguh membuatku gemas ingin memarahinya. Ya, Jungkook sadar soal tatapan Juri. Bahkan dari awal kedatangan Tzuyu, kakak iparnya itu tak menyukai kehadiran Tzuyu.

"Gwaenchana, aku janji ini hanya sebentar saja," bisik Jungkook yang kemudian mengelus pucuk kepala Tzuyu dengan sangat lembut. Setidaknya ia harus membuat Tzuyu lebih tenang, bukan?

"Eomma sebenarnya sangat tidak menyangka jika kau benar-benar hamil. Tapi, bukankah seharusnya ini tak terjadi sebelum pernikahan kalian?"

Sindiran halus itu nampaknya cukup membuat Tzuyu malu. Dadanya sungguh sesak, perlahan genangan bening itu memenuhi kantung matanya. Bahkan ia tak lagi bisa mengunyah makanan yang ada dalam mulutnya. Mungkin karena gejolak emosi Tzuyu tak stabil, membuatnya sangat sensitif hanya karena ucapan yang ia dengar. Padahal selama ini ia sering mendapat komentar negatif karena ia merupakan penerima beasiswa.

Tzuyu, maaf. Aku malah membuatmu sedih. Jungkook meraih tangan Tzuyu, mengusapnya perlahan agar Tzuyu bisa lebih tenang. Andai ia dan Tzuyu tak sedang ikut makan malam keluarga, Jungkook sudah memeluknya.

"Eomma, tolong jangan katakan hal yang buruk."

"Apa itu cukup menyakitkan? Maaf, Eomma sungguh mengatakannya untuk gurauan saja karena kalian berdua terlalu terburu-buru. Tzuyu, tolong maafkan Eomma. Eomma tidak bermaksud mengatakan hal buruk padamu."

Tzuyu hanya mengangguk sambil mengusap lelehan bening yang justru jatuh begitu saja. Ia semakin merasa jika ia tak berguna. Bukankah dengan begini, ia dicap sebagai wanita murahan yang dengan mudahnya memberikan kehormatannya? Tapi jauh dari yang orang lain tahu, mereka berdua tak melakukan hal-hal yang buruk. Bahkan mereka belum pernah tidur di ranjang yang sama.

Juri hanya memutar malas kedua bola matanya. Ia sungguh malas harus menonton drama di hadapan matanya. Terlebih karena ia yakin gelar menantu kesayangan miliknya, akan segera berpindah pada Tzuyu. Mengingat gadis itu tengah mengandung 3 bayi dalam perutnya.

"Tzuyu, apa kami bisa bertemu dengan kedua orang tuamu? Aku harus bicarakan soal pernikahan kalian."

"Ayahku pergi dan Ibuku sudah tiada. Aku hanya punya satu Adik saja," jawab Tzuyu dengan suara gemetar. Bahkan dirinya tak mengerti karena baru kali ini pernyataan itu terasa sangat menyakitkan untuknya.

"Ah, begitu? Tidak apa-apa, anggap Eomma sebagai Ibumu juga."

"Tzuyu, maafkan Jungkook. Dia memang anak yang nakal. Dia bertindak gegabah dan salah mengartikan apa yang kukatakan." Tuan Jeon sedikit menyindir putranya itu. Maksud dari permintaannya agar Jungkook memberikan cucu untuknya, semata-mata agar putra bungsunya segera menikah. Apalagi rumor miring itu sudah terlanjur tersebar. Namun Jungkook justru melakukan hal lainnya dengan menghamili anak gadis orang. "Bagaimana jika minggu depan?"

Love You ₩100.000.000✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang