Tzuyu tersenyum saat melihat baju bayi berwarna putih itu. Entahlah, ia hanya merasa semakin tak sabar untuk menggendong triplets nantinya. Ia begitu penasaran apakah triplets akan mirip Jungkook atau dirinya. Meski begitu, Tzuyu tak peduli triplets akan mirip siapa. Yang jelas, ia ingin triplets lahir dengan sehat.
"Bagaimana dengan yang ini? Bagus 'kan?" Jungkook menunjukan baju model lainnya, membuat Tzuyu hanya tersenyum lalu mengangguk.
"Apa Oppa sungguh yakin salah satu dari mereka perempuan?"
"Aku Ayahnya. Jadi, aku pasti tahu," ujarnya kemudian meminta seorang karyawan untuk menunjukan beberapa pakaian untuk bayi perempuan. Sedangkan Tzuyu masih sibuk memilah pakaian untuk bayi laki-laki. Bahkan ia membeli 2 selimut berwarna biru.
Tzuyu sebenarnya merasa cukup emosional saat memilah baju seperti ini. Namun, sebisa mungkin ia mengendalikan dirinya demi triplets. Ia tak mau jika sesuatu terjadi pada triplets nantinya.
"Pastikan kalian semua sehat saat bertemu Eomma, ya?" Tzuyu tersenyum sambil mengusap halus perutnya, membuat Jungkook yang berdiri tak jauh dari sana mulai memotret sang istri. Ia tersenyum sebab ini terlihat sangat lucu.
"Tzuyu, haruskah kita membeli box bayi juga?"
Tzuyu terdiam sejenak untuk kemudian mengangguk. Ia pikir membeli semuanya sekarang bukanlah hal yang berlebihan. Mungkin saja mereka akan sangat sibuk hingga tak bisa mempersiapkan segalanya 'kan?
"Baiklah, kita akan membelinya. Tzuyu, lebih baik kau duduk saja. Aku yang akan memilih segalanya."
Juri memberikan sesuatu pada Junghyun tanpa bicara apapun. Sudah hampir satu bulan mereka tak saling bicara. Bahkan mereka tidur pada ranjang yang berbeda.
"Jangan main-main lagi." Junghyun meletakan alat tes kehamilan itu dan memilih untuk fokus pada pekerjaannya. Ia tak mau lagi jatuh ke lubang yang sama.
Juri menghela napasnya lalu meraih alat itu. Ia ingin sekali marah. Bahkan matanya mulai berkaca-kaca sekarang. Bukankah ini seperti sebuah penolakan? Padahal kali ini ia sama sekali tak berbohong.
Juri memeluk suaminya. "Apa Oppa sungguh tak percaya padaku?"
"Kau melakukan ini agar masalah kita berakhir? Juri, aku sudah siapkan surat perpisahan dan kau harus menandatanganinya."
Tujuan awal Juri menikahi Junghyun memang karena hartanya. Ia ingin jadi salah satu pewaris keluarga Jeon. Namun, selama satu bulan ini, ia merasa sangat merindukan Junghyun. Bahkan terkadang ia menatap Junghyun dalam diam.
Ia tahu, semuanya terlalu terlambat. Apalagi Junghyun sudah tahu jika istrinya masih menyukai sang Adik. Namun, Juri merasa jika mengganggu Jungkook sudah tidak ada gunanya. Apalagi saat Tzuyu memaafkannya dengan senang hati. Ia merasa sangat memalukan jika ia masih mengganggu kehidupan mereka.
Jika dipikir lagi, banyak hal yang Junghyun lakukan untuknya. Bahkan sangat banyak. Namun, ia justru memikirkan Jungkook alih-alih Junghyun yang selalu ada untuknya.
"Juri, aku sedang sibuk. Tolong lepaskan aku." Junghyun melepas pelukan Juri. Ia beranjak sambil membawa laptopnya untuk menghindari Juri.
"Oppa, kali ini aku tidak main-main. Apa Oppa sungguh akan berpisah denganku?"
"Kau hanya membual. Jangan bilang kau melakukan ini agar aku tidak menceraikanmu."
*
*
*Tuan Jeon dibingungkan dengan sebuah surat yang datang ke kantornya pagi ini. Ia bimgung karena tak ada nama pengirim pada amplop itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You ₩100.000.000✅
Romance15+ Tzuyu akui, keputusannya menandatangani kontrak konyol bernilai 100.000.000 Won itu benar-benar bodoh. Anggap saja jika tanda tangannya begitu mahal hingga dihargai sebesar itu. Tapi ia sungguh tak tahu jika akhir dari kisahnya benar-benar menye...