Pagi ini Tzuyu merasa kepalanya berdenyut. Ia bahkan merasa kedinginan meski ia masih mengenakan selimut.
"Apa ini efeknya?" gumam Tzuyu yang kemudian menyingkap selimutnya. Ia lantas berjalan keluar kamarnya, berharap Jungkook ada di sana. Namun sayangnya, ia tak menemukan sosok pria Jeon.
"Nona sudah bangun? Apa nona membutuhkan sesuatu?" Seorang wanita paruh baya langsung saja menyapa Tzuyu. "Tuan bilang saya yang akan mengurus nona."
"Tidak perlu. Aku bisa membuatnya sendiri." Tzuyu berusaha melangkah. Namun sakit di kepalanya, membuat dirinya menghentikan langkah sambil bertumpu pada meja yang tepat berada di dekatnya.
"Lebih baik nona tunggu saja di kamar, saya akan membuatkan teh untuk nona." Ibu Son memapah Tzuyu menuju kamarnya lagi. Wajah pucat Tzuyu sudah dengan jelas menunjukan jika kondisi Tzuyu memang sedang tidak baik-baik saja.
Tzuyu hanya terdiam setelah Bu Son berlalu. Ia larut dalam pikirannya mengenai kenapa Jungkook meninggalkannya sendirian. Dugaannya ternyata benar. Jungkook bahkan seolah tak peduli dengan membiarkannya hanya bersama asisten rumah tangga. Padahal seharusnya Jungkook selalu ada bersamanya. Apalagi Tzuyu benar-benar tak mengerti dengan booklet yang ia dapatkan dari dokter Hwang.
Apa kau akan benar-benar peduli nanti? Atau kau hanya ingin bayinya saja?
Tzuyu memang tak terlalu mengharapkan Jungkook akan memperhatikannya. Hanya saja, dengan seperti ini, membuat dirinya berpikir Jungkook memang hanya menginginkan bayi saja.
*
*
*Kenapa tidak secara normal saja? Ini merepotkan. Jungkook segera memukul pelan dahinya atas apa yang sudah ia pikirkan. Namun, prosedur panjang ini sungguh melelahkan untuknya. Ia cukup salut karena Tzuyu melewatkan semuanya dengan sangat baik. Meski sebelum operasi pengambilan sel telur tadi, Tzuyu sempat menangis karena ia takut masuk ruang operasi. Namun berkat dirinya yang terus meyakinkan Tzuyu, Tzuyu akhirnya berhenti menangis dan menjalani operasinya dengan baik.
Jungkook hanya menatap Tzuyu yang saat ini masih tertidur karena pengaruh obat penenang yang disuntikan padanya. Selama beberapa hari ini, Jungkook tak sempat untuk menemani Tzuyu setiap saat. Bukan tanpa alasan, ia cukup sibuk mengurus pekerjaannya. Apalagi sang Kakak yang berubah menjadi lalai setelah menikah.
Jungkook melirik jam tangan yang melingkar pada tangan kirinya. Ia terperanjat saat jam tersebut menunjukan pukul 10. Dengan segera ia beranjak dari ranjangnya, mencari keberadaan perawat yang mungkin bisa ia mintai tolong.
"Permisi, bisa tolong katakan padanya jika aku ada urusan penting. Katakan padanya untuk menghubungiku jika dia sudah sadar," ujar Jungkook, membuat perawat itu mengangguk.
Jungkook sebenarnya merasa bersalah karena harus meninggalkan Tzuyu lagi. Tapi mau bagaimana lagi? Ia harus menghadiri rapat dadakan yang akan dilaksanakan jam setengah 10.
Jungkook sebenarnya tak ingin meninggalkan Tzuyu. Hanya saja ia tak mau membuat banyak orang curiga. Apalagi selama ini Jungkook tak pernah tidak menghadiri rapat. Bagaimana jika mereka mulai bertanya-tanya soal dirinya nanti?
Tak lama setelah Jungkook pergi, Tzuyu membuka matanya. Rasa pusing itu masih ia rasakan bahkan ini ia juga merasa tak nyaman.
"Suamimu mengatakan jika dia harus mengurus sesuatu. Kau bisa menghubunginya setelah kau sadar."
"Baiklah, terima kasih."
Tzuyu berniat untuk menghubungi Jungkook. Ia perlu penjelasan kenapa pria itu justru meninggalkan dirinya sendirian berada di rumah sakit bahkan setelah operasi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You ₩100.000.000✅
Romance15+ Tzuyu akui, keputusannya menandatangani kontrak konyol bernilai 100.000.000 Won itu benar-benar bodoh. Anggap saja jika tanda tangannya begitu mahal hingga dihargai sebesar itu. Tapi ia sungguh tak tahu jika akhir dari kisahnya benar-benar menye...