"SEUNGMIN-AH..." Tzuyu berlari dengan senang hati menuju rumahnya, membuat Jungkook hanya memukul pelan dahinya sebab Tzuyu sungguh lupa jika dirinya tengah hamil sekarang.
"Aigo, kau semakin kurus. Apa kau tidak makan dengan benar?" Tzuyu memutar-mutar tubuh Adik kesayangannya. Ia lantas menangkup wajahnya. "Kau pasti makan ramyeon setiap hari. Aku sudah mengirimkan uang 'kan? Kenapa masih makan ramyeon. Ayo jawab Noona."
Seungmin sungguh tak tahu sejak kapan Tzuyu menjadi sangat cerewet seperti ini. Ia hanya tersenyum kemudian mengusap pucuk kepala Tzuyu. "Selamat datang, Noona."
"Aku sangat merindukanmu, Seungmin." Tzuyu merengkuh tubuh sang Adik. Sungguh, ia sangat merindukan Seungmin. Ia rindu di mana mereka berdua makan di piring yang sama hanya karena uang mereka yang pas-pasan.
Seungmin tersenyum lalu sedikit mengangguk untuk menyapa Jungkook. Dari pipi chubby sang Kakak, Seungmin yakin jika Jungkook menjaga Tzuyu dengan sangat baik. Ia tak mau mengatakan jika Tzuyu terlihat lebih berisi sebab ia tahu kata-kata itu sangat menyakitkan untuk wanita.
"Kau semakin cantik saja." Seungmin mencubit pipi Tzuyu. Sungguh, ia bahagia karena wajah Tzuyu terus berseri-seri. Ia merasakan banyak sekali aura positif dari sang Kakak.
"Bagaimana hasilnya?"
"Besok baru akan dibagikan, Noona," ujar Seungmin diakhiri dengan kekehannya. Ia sungguh gemas dengan pertanyaan dari Tzuyu. "Ah iya, maaf. Aku belum memasak apapun. Aku pikir Noona akan datang besok."
"Noona-mu ingin secepatnya bertemu denganmu. Dia sangat merindukanmu."
"Kenapa kalian tidak naik mobil?" Seungmin yakin jika Jungkook pasti punya mobil. Sebelumnya saja Jungkook menggunakan mobil mahal untuk menjemput Tzuyu. Namun, kali ini ia tak melihat mobil hitam itu sama sekali.
"Noona-mu ingin naik kereta. Jadi kami berdua kemari naik kereta. Itulah kenapa kami tidak membawa pakaian," ujar Jungkook yang kemudian meletakan totebag kuning yang sejak awal bertengger di bahu kanannya. Berat tas itu sama sekali tak berkurang karena Tzuyu tak memakan apapun. Ia bilang ia akan mual jika makan sesuatu.
Suara perut keroncongan Tzuyu, membuat Seungmin terkekeh. Ia yakin jika Tzuyu belum makan selama perjalanannya menuju ke sana. "Noona, bagaimana jika kita makan bersama? Ak--"
Jungkook menunjukkan kartu miliknya sambil tersenyum. "Aku yang akan bayar semuanya. Simpan saja uangmu." Jungkook mengakhirinya dengan senyuman. Tentu saja ia senang karena akhirnya ia bisa membahagiakan Adik iparnya. Ia harap ia bisa lebih dekat lagi dengan Seungmin.
"Kau mau makan apa?" Jungkook lebih dulu bertanya pada Tzuyu karena menurutnya, keinginan Tzuyu di atas segalanya. Namun sepertinya Tzuyu sedang tidak ingin makan apapun. Ia hanya menggeleng sebagai jawaban untuk pertanyaan suaminya.
"Kau harus makan, Noona."
"Perutku sedang tidak enak. Aku tidak mau makan apapun."
"Sungguh?" Jungkook segera meletakan telapak tangannya di dahi Tzuyu, memastikan jika Tzuyu sedang baik-baik saja. "Kau sungguh baik-baik saja?"
Seungmin memundurkan langkah saat Jungkook berdiri tepat di hadapannya. Sungguh, melihat hal ini membuatnya sangat yakin jika Jungkook memang sangat mencintai Kakaknya.
"Aku tidak mau makan apapun. Aku ingin nasi kepal seperti yang dimakan anak itu."
Jungkook mencoba mengingat anak mana yang memakan nasi kepal. Seingatnya, sepanjang perjalanan tak ada anak kecil yang duduk di samping Tzuyu dan memakan nasi kepal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You ₩100.000.000✅
Romance15+ Tzuyu akui, keputusannya menandatangani kontrak konyol bernilai 100.000.000 Won itu benar-benar bodoh. Anggap saja jika tanda tangannya begitu mahal hingga dihargai sebesar itu. Tapi ia sungguh tak tahu jika akhir dari kisahnya benar-benar menye...