Seorang pria berdiri di depan sebuah jendela besar di kantornya. Ia sibuk menatap sibuknya kota dengan secangkir teh di tangan kanannya. Sedangkan, tangan kirinya ia masukan ke dalam saku celananya.
"Dia tinggal di salah satu apartemen yang ada di Gangnam. Aku tidak tahu persis, tapi dia memang tinggal di sana."
Laporan dari salah satu karyawannya, membuat pria itu berbalik. Ia meletakan gelas tehnya sebelum duduk di sofa hitam miliknya. "Lalu, kau punya informasi lainnya?"
"Tidak ada," jawabnya kemudian duduk setelah diminta oleh sang atasan yang kini tengah sibuk dengan sebuah berkas yang ada di tangannya.
"Chou Tzuyu. Ah, kenapa aku selalu tak punya keberanian untuk menemuinya?" Pria paruh baya itu menghela napasnya lalu meletakan berkas yang tadi ia baca sebelum beralih pada tumpukan foto yang ada di atas meja.
Ia menghela napas lalu bersandar. "Tzuyu, haruskah Appa menyesal karena membiarkanmu kesulitan? Putriku, Ayah tidak punya pilihan selain melakukan ini."
"Dia akan menyambut bayinya." Pria itu kembali bicara, membuat pria itu mengangguk. Ia sudah tahu. Bahkan beberapa foto yang ia dapat sudah sangat membuktikan jika putrinya saat ini sudah hidup bahagia.
"Jisung, terimakasih karena kemarin kau datang ke acara keluarga Jeon untuk menggantikanku. Aku tak yakin bisa mengendalikan diri jika bertemu dengan keluarga Jeon." Tuan Chou sudah memupuk rasa bencinya sejak lama. Terlebih setelah sang istri meninggal. Ia sangat beruntung karena dipertemukan dengan orang baik yang pada akhirnya menganggap dirinya sebagai keluarga. Ia tak mengambil keuntungan, ia hanya berterimakasih karena orang itu karena sudah menolongnya.
Awalnya ia berniat untuk pulang, menemui Tzuyu serta putra kecilnya Seungmin. Namun, orang tua Jinhyuk serta Jisung tiada. Sehingga ia harus mengurus mereka berdua sekaligus perusahaannya sesuai permintaan tuan Park.
"Ah ya, bagaimana kondisi Jinhyuk? Apa dia membaik?"
"Entahlah, aku belum menjenguknya lagi. Apa kau sudah siapkan identitas baru untuknya?"
"Biasanya Jinhyuk yang menjadi informan, tapi karena sekarang dia masih koma, aku minta maaf karena kau harus kerepotan mengekorinya seperti ini," ujar tuan Chou.
Tak seperti yang Tzuyu ketahui selama ini. Setiap uang yang diberikan oleh Jinhyuk padanya bukan berasal dari Ayahnya Jinhyuk. Melainkan dari sang Ayah. Namun, bantuan itu selalu saja ditolak oleh Tzuyu. Padahal sang Ayah sudah berusaha keras agar hidup putrinya bisa terjamin.
"Bisa tolong jaga dia? Hanya sementara sampai Jinhyuk membuka matanya lagi."
💸💸💸
Myeongdong, 13 tahun lalu
Dengan perasaan terluka, tuan Chou pergi dari rumahnya. Ia bertekad membalas apa yang sudah dilakukan oleh temannya. Ya, seharusnya sang istri mendapat perawatan yang layak. Namun, karena uang, ia terpaksa membawanya pulang ke rumah.
"Jeon Jongsuk. Aku pastikan kau akan terima balasan dariku," batinnya sambil melangkah keluar. Ia akan pergi ke Seoul, mencari sang sahabat yang dengan tega mengeluarkan istrinya dari rumah sakitnya.
Genggaman tangan seorang anak perempuan dengan rambut kepang dua, membuatnya segera menghentikan langkah. Ia dengan berat hati melepas genggaman tangan itu. Ia sebenarnya tak ingin melakukan ini. Apalagi putrinya masih sangat kecil.
"Appa, tolong jangan pergi."
Tangisan Tzuyu membuat tuan Chou semakin berat untuk pergi. Hingga ia tak sengaja mendorong Tzuyu dan membuat kepala gadis itu terbentur tangga depan rumah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You ₩100.000.000✅
Romance15+ Tzuyu akui, keputusannya menandatangani kontrak konyol bernilai 100.000.000 Won itu benar-benar bodoh. Anggap saja jika tanda tangannya begitu mahal hingga dihargai sebesar itu. Tapi ia sungguh tak tahu jika akhir dari kisahnya benar-benar menye...