Senyuman terus terpancar pada wajah Jungkook. Hari ini adalah hari kelulusannya dan ia akan segera memperkenalkan calon istrinya pada keluarganya. Bukankah kebahagiaannya menjadi double?
Hubungan mereka sudah terjalin hampir 3 tahun. Namun Jungkook belum juga memperkenalkan gadis itu kepada keluarganya.
Sudah banyak hal ia lalui bersama gadis itu. Bahkan saat ia sedang sangat terpuruk karena perusahaan Ayahnya sempat hampir bangkrut, gadis itu selalu bersamanya. Inilah alasan utama kenapa Jungkook yakin jika Juri cocok untuk jadi istrinya.
Bukan karena ia tak mau memperkenalkan. Namun ia hanya ingin memperkenalkan calon istrinya, bukan kekasihnya. Selama ini ia hanya bercerita pada sang Kakak. Itupun tanpa menyebut nama ataupun menunjukan fotonya.
"Selamat." Juri tersenyum sambil menyerahkan bucket bunga padanya. Tentu saja hal ini cukup membuat Jungkook bahagia hingga Jihyo yang berdiri di sampingnya terus saja menggodanya.
"Ah iya, jangan lupa datang ke rumahku nanti malam, aku akan memperkenalkanmu kepada kedua orang tuaku." Jungkook mengusap pucuk kepala Juri sebelum merangkulnya.
*
*
*Jungkook terus melirik jam, menunggu kedatangan Juri untuk menghadiri makan malam keluarganya. Ini mungkin akan jadi makan malam yang cukup intimate karena Junghyun juga mengatakan jika dirinya akan segera menikah dengan kekasihnya.
"Kalian bilang akan membawa calon menantu untuk Ayah. Di mana mereka?"
"Sebentar lagi dia pasti sampai. Ah, aku rasa itu dia." Junghyun segera beranjak dari duduknya, berlari menuju pintu utama untuk menyambut sang kekasih.
"Lalu, Kookie, di mana kekasihmu?"
"Dia bilang, dia tak jadi datang karena sakit." Sungguh, Jungkook kecewa saat mendapat pesan singkat dari Juri soal alasan ketidak hadirannya. Ia bahkan langsung memasang wajah murung sambil menikmati hidangan pembuka.
"Ayah, perkenalkan, dia Han Juri."
Jungkook segera mendongakan kepalanya, terkejut dengan apa yang ia lihat sekarang. Ia pikir hanya namanya yang sama, ternyata gadis itu benar-benar ada di sini.
Bukan hanya Jungkook saja, Juri juga menunjukan keterkejutannya sebab ia pikir Junghyun dan Jungkook bukan Adik-Kakak. Ia menyesal karena telah membohongi Jungkook dan justru datang ke makan malam keluarga itu.
Jungkook menggenggam kuat sendok yang ia genggam. Ia sungguh tak sanggup jika harus melihat sang Kakak merangkul mesra pinggul Juri di depan matanya. "Aku sudah kenyang. Lagipula calon istriku tidak ada."
*
*
*Malam ini Jungkook masih duduk di kursi yang ada di balkon. Dengan ditemani segelas kopi hangat dan juga laptop di pangkuannya, ia justru melamun sambil memandang langit.
"Kenapa kau masih di sini?" Suara Tzuyu dengan segera membuat pria itu menoleh. Ia lantas membulatkan mata saat benar-benar sadar jika Tzuyu duduk di sampingnya.
Dengan wajah panik, ia melepas jaket yang melekat pada tubuhnya lalu menyampirkannya pada bahu Tzuyu. "Aigo, angin malam tidak bagus untukmu, Tzuyu. Kenapa kau kemari?"
"Karena pintunya terbuka. Jadi aku putuskan untuk kemari. Apa kau sedang mengerjakan sesuatu?"
Jungkook menutup laptopnya lalu menggeleng. "Aku hanya sedang mengerjakan sedikit pekerjaanku."
"Ah iya, mungkin aku terdengar lancang. Tapi..." Tzuyu melipat kedua kakinya lalu menyondongkan sedikit tubuhnya agar bisa menghadap ke arah Jungkook. "Aku perlu mengetahui soal dirimu 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You ₩100.000.000✅
Romance15+ Tzuyu akui, keputusannya menandatangani kontrak konyol bernilai 100.000.000 Won itu benar-benar bodoh. Anggap saja jika tanda tangannya begitu mahal hingga dihargai sebesar itu. Tapi ia sungguh tak tahu jika akhir dari kisahnya benar-benar menye...