"Kau mau pergi ke mana?" Jungkook menghentikan langkah saat sang Kakak tiba-tiba saja mengajukan pertanyaan padanya. "Apa kau akan pergi berlibur?" tanyanya lagi saat melihat Jungkook membawa koper besarnya.
"Aku hanya ingin tinggal di apartemenku saja. Sayang sekali jika apartemen itu tidak digunakan."
Jungkook sangat bersyukur karena ia tak perlu berpapasan dengan Juri ataupun sang Ibu. Ia hanya malas berdebat sebab 2 wanita itu benar-benar menanggapi segalanya dengan sangat berlebihan.
Setelah berjanji pada Tzuyu, tentunya ia perlu menepatinya, bukan? Dan saat ini Jungkook sungguh-sungguh akan membantu Tzuyu. Apalagi trimester pertama ibu hamil benar-benar sangat rentan. Itulah kenapa sebisa mungkin ia harus bekerja dari apartemennya saja.
Jungkook menepikan mobilnya saat melihat pedagang tteotbokki di pinggir jalan. Ia menyesal karena tak bisa membawa Tzuyu untuk jalan-jalan ke street food seperti saat ini. Namun ia berjanji akan membeli setiap street food yang ada di sana untuk Tzuyu.
Jungkook nampaknya terlalu excited hingga ia lupa jika Tzuyu juga tak akan mungkin memakan semuanya. "Ah, sepertinya ini terlalu banyak. Tapi tidak apa-apa, aku akan membantu Tzuyu memakannya."
Jungkook yakin jika Tzuyu pasti akan merasa senang dengan makanan yang ia belikan.
Tunggu, kenapa aku bertingkah seolah aku menyayangi Tzuyu? Jungkook menggeleng untuk menghilangkan pikiran anehnya itu. Jelas saja aku harus menyayanginya, dia sudah rela mengandung bayiku.
Jungkook kembali masuk ke mobilnya setelah ia mendapat beberapa bungkusan makanan untuk Tzuyu. Memang sebagian makanannya tidak sehat untuk Tzuyu. Namun beberapa makanan itu bisa Tzuyu makan tanpa rasa khawatir.
*
*
*Sesampainya di apartemen, Jungkook dengan segera menyajikan makanan-makanan itu di atas meja. Ia jadi semakin lapar saat aromanya tercium dengan sangat kuat. Apalagi asap halus itu masih terlihat dari sebagian makanannya.
"Tzuyu, kau pasti lapar."
Bukannya antusias, Tzuyu justru memasang wajah seolah tak tertarik sama sekali pada beberapa hidangan yang tersaji di atas meja makan. Mungkin bagi orang lain, itu cukup menggugah selera. Tapi bagi Tzuyu tidak sama sekali. Melihat makanan sebanyak itu sungguh membuatnya merasa mual.
"Kau tidak menyukainya?"
Tzuyu hanya menggeleng pelan. Ia tahu makanan-makanan itu pasti sangat enak. Namun gejolak tak enak itu justru mulai ia rasakan saat aromanya mulai tercium.
"Aku hanya merasa mual melihatnya."
Jungkook dengan segera menggulung lengan kemejanya lalu duduk di samping Tzuyu alih-alih duduk di kursi yang lebih dekat dengannya. "Triplets merepotkanmu, ya?"
"Aniyo, aku hanya merasa mual karena--"
"Karena kau sedang hamil sekarang. Kau ingin makan apa? Aku bisa memasaknya untukmu."
Tzuyu cukup tersentuh dengan sikap manis Jungkook. Bahkan ketakutannya akhir-akhir ini seolah lenyap begitu saja. "Tidak, aku akan memakan yang ada saja."
"Baiklah, triplets, biarkan Ibu kalian makan dulu, hm? Jangan membuatnya muntah-muntah. Kalian sudah tinggal dalam perutnya, jadi jangan merepotkannya."
Tzuyu terkekeh mendengar omelan Jungkook. Persis seperti ahjuma-ahjuma pedagang makanan di pasar. Terlebih Jungkook mengatakannya sambil mengambilkan makanan yang bisa Tzuyu makan. Namun belum juga Tzuyu mulai menyantap makanannya, ia justru lebih dulu berlari ke wastafel saat gejolak tak enak itu semakin kuat ia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You ₩100.000.000✅
Romance15+ Tzuyu akui, keputusannya menandatangani kontrak konyol bernilai 100.000.000 Won itu benar-benar bodoh. Anggap saja jika tanda tangannya begitu mahal hingga dihargai sebesar itu. Tapi ia sungguh tak tahu jika akhir dari kisahnya benar-benar menye...