Junghyun memasang wajah dinginnya. Ia memberikan sapu tangannya dan memilih duduk membelakangi Juri. "Semuanya sudah terlanjur."
Bukankah dia terlalu polos? Oh astaga! Betapa mudahnya menipu pria ini. Juri menyeka air mata palsunya. Ia sungguh tak mengerti kenapa keluarga Jeon itu benar-benar mudah terpengaruh. Mungkin jika ia mengatakan Tzuyu tidak sedang mengandung keturunan mereka, mereka akan dengan cepat percaya.
Junghyun berbalik. "Bisakah kau katakan padamu jika kau mengatakan sebuah kebohongan?"
"Kau tidak percaya padaku?" Juri kembali berpura-pura menangis. "Hari itu dia benar-benar menemuiku. Kau juga tahu saat aku pergi 'kan? Aku yakin dia memasukan sesuatu ke minumanku hingga aku lupa apa yang Jungkook lakukan padaku."
"Bisa kau tunjukan rekamannya?"
"Apa aku sempat untuk merekam? Yak! di sini aku korbannya. Kenapa kau malah menyudutkanku? Lagipula aku yakin dia masih punya perasaan padaku."
"Perasaan?" Junghyun nampak terkejut dengan pengakuan Juri.
"Kau sama sekali tak tahu?"
Jungkook menopang dagunya di depan meja kerjanya. Ia kemudian menghembuskan napas berat yang membuat Eunhyuk segera menghampiri atasannya tersebut.
"Kenapa ini harus terjadi padaku?" Jungkook menegakkan duduknya. "Menurutmu, apa aku sudah melakukan hal yang buruk sebelumnya?"
"Memangnya apa yang terjadi?"
"Semuanya sangat kacau." Jungkook kembali menopang dagunya. "Eunhyuk, aku benar-benar bingung bagaimana meyakinkan keluargaku jika aku tidak salah. Bahkan sekarang Junghyun Hyung membenciku."
Jungkook memang sudah meyakinkan Tzuyu. Namun, hingga detik ini ia masih belum bisa meyakinkan keluarganya. Bahkan setelah ia menelepon Taehyung, keluarganya masih tak percaya.
Jungkook menatap Eunhyuk dengan tatapan penuh harap. Hari itu memang ia tak pergi bersama Eunhyuk. Namun, ia bisa meminta bantuan Eunhyuk dengan memintanya berpura-pura ikut pergi dengannya.
Jungkook baru sadar jika otaknya memang secerdas itu.
"Eunhyuk, bisakah kau bantu aku?"
Apartemen tempat Tzuyu tinggal terdengar sangat tenang. Tzuyu tengah membaca buku sambil menopangkan kakinya di atas meja. Ia juga mendengarkan musik klasik yang benar-benar menenangkan untuk menemani aktivitas membacanya.
Setelah kelas yoga tadi, Tzuyu memilih untuk membaca buku saja meski ia ingin sekali menemui Jungkook. Ia tak mengerti kenapa ia sangat tak bisa jika tak melihat Jungkook.
"Apa aku jadi gila karena mulai menyukainya?" Tzuyu menggeleng sambil tersenyum. Ia memilih untuk tak memikirkan hal itu dan melanjutkan aktivitas membacanya. Lagipula Jungkook akan pulang secepatnya. Terlebih ia sangat tahu bagaimana pria Jeon itu.
Dering ponselnya membuat Tzuyu segera meletakan bukunya. Ia lantas mengangkat telepon yang ternyata berasal dari sang Adik.
"Seungmin-ah, aku sangat merindukanmu."
"Aku juga. Bagaimana kabarmu? Aku harap kau baik-baik saja."
"Aku selalu baik-baik saja." Tzuyu sebenarnya ingin mengayakan soal masalahnya. Namun, ia tahu hal itu akan membuat Seungmin bersikeras untuk pulang nantinya. "Ah ya, bagaimana sekolahmu?"
"Semuanya berjalan baik. Aku meneleponmu karena perasaanku benar-benar tidak enak. Aku terus memikirkanmu. Aku senang saat mendengar kau baik-baik saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You ₩100.000.000✅
Romance15+ Tzuyu akui, keputusannya menandatangani kontrak konyol bernilai 100.000.000 Won itu benar-benar bodoh. Anggap saja jika tanda tangannya begitu mahal hingga dihargai sebesar itu. Tapi ia sungguh tak tahu jika akhir dari kisahnya benar-benar menye...