"Aku jadi sangat khawatir padamu." Jungkook tengah memijat pelan kepala Tzuyu yang duduk di lantai. Baru saja beberapa menit yang lalu Tzuyu mengeluh kepalanya sangat sakit dan hal itu membuat Jungkook sangat bingung harus berbuat apa. "Apa aku harus membuatkan teh hangat untukmu?"
"Aniyo, tidak perlu."
Jungkook menghela napasnya. Ia tahu saat ini Tzuyu merasa sangat pusing hingga wajahnya terlihat sangat pucat. "Lebih baik kau tidur saja. Mungkin saat bangun rasa pusingnya berkurang."
Jungkook sebenarnya ingin menggantikan posisi Tzuyu saja. Ia pernah baca jika terkadang yang mengalami morning sickness adalah Ayahnya. Itulah kenapa ia sangat ingin menggantikan posisi Tzuyu saja. Ia sungguh tak bisa melihat Tzuyu terlihat lemas dengan wajah pucatnya setiap saat ini. Ia yakin jika rasa pusing dan mual yang menyerang Tzuyu terlalu parah hingga membuat Tzuyu terlihat sangat mengenaskan.
Tzuyu menghentikan tangan Jungkook yang sejak tadi memijat pelan kepalanya. Ia memang merasa sedikit baikan setelah Jungkook melakukannya. Namun tetap saja ia merasa frustasi karena rasa mual yang terus ia rasakan.
"Apa kau masih mual?" tanyanya, membuat Tzuyu dengan segera mengangguk. Ia bahkan secara refleks menyandarkan kepala di bahu Jungkook.
Tzuyu, tolong ingat batasanmu! Kenapa kau jadi manja seperti ini pada Jungkook? Tzuyu menjauhkan kepalanya, membuat Jungkook menoleh.
"Aku tidak keberatan jika kau mau bersandar."
Sebenarnya Tzuyu sangat malu. Pipinya mulai merona karena ia tak kuasa menahan dirinya sendiri. Ia tak tahu kenapa ia malah ingin terus berdekatan dengan Jungkook. Menurutnya, berdekatan dengan Jungkook benar-benar membuatnya sangat tenang. Ia bahkan sampai berpikir jika ini adalah ulah triplets.
Suara bel membuat mereka berdua menatap pintu secara bersamaan. Dengan segera Jungkook beranjak untuk mencari tahu siapa yang bertamu. Begitupun dengan Tzuyu yang dengan cepat berlari menuju wastafel saat rasa mual itu semakin kuat ia rasakan.
Jungkook cukup terkejut saat mendapati Ibunya yang datang. Ia terus memaksa dirinya untuk berpikir cepat agar Ibunya dan juga Tzuyu tak bertemu. Bisa menjadi masalah besar jika Ibunya menemukan wanita di apartemennya.
"Eomma? A-ada apa?" Jungkook mengusap tengkuknya sebagai bentuk pengalihan rasa gugupnya. "Tumben sekali Eomma kemari."
"Kakakmu bilang kau tidak masuk kantor. Eomma pikir kau sakit."
Jungkook mengacak rambutnya saat sang Ibu justru masuk begitu saja sebelum dirinya berhasil meminta Tzuyu bersembunyi. Namun sayangnya, Tzuyu yang baru saja selesai mengeluarkan isi perutnya, berpapasan dengan nyonya Jeon.
Raut terkejut terlihat jelas dari wajah 2 wanita berbeda generasi itu. Bahkan Tzuyu sampai menatap Jungkook agar pria itu mau menolongnya.
"Waaah, akhirnya aku akan dapat putri baru."
Tzuyu memasang wajah bingung saat nyonya Jeon justru memeluknya. Bersamaan dengan hal tersebut, sepertinya triplets tak menyukainya hingga membuat Tzuyu kembali merasa mual dan menutup mulutnya.
"Kenapa kau tidak memberitahu Eomma jika kau punya kekasih?"
Jungkook menganga saat nyonya Jeon membawa Tzuyu berputar-putar dengan bahagia. Ia berniat untuk menghentikannya. Namun ia bingung harus mengatakan apa agar sang Ibu berhenti. Haruskah ia katakan Tzuyu sedang hamil? Oh tidak! Itu hanya akan menimbulkan masalah. Bagaimana jika ia diminta segera menikahi Tzuyu saat gadis itu justru tak mau?
Nyonya Jeon terdiam saat Tzuyu muntah di hadapannya. Ia bersyukur karena muntahannya tak mengenai wajah atau pakaiannya. Namun dengan sangat ceroboh, nyonya Jeon melepas tangan Tzuyu hingga membuat Tzuyu terhuyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You ₩100.000.000✅
Romance15+ Tzuyu akui, keputusannya menandatangani kontrak konyol bernilai 100.000.000 Won itu benar-benar bodoh. Anggap saja jika tanda tangannya begitu mahal hingga dihargai sebesar itu. Tapi ia sungguh tak tahu jika akhir dari kisahnya benar-benar menye...