"Mereka berkembang dengan sangat baik. Mereka ingin mengatakan kau yang terbaik."
Ucapan dokter Hwang tentu saja membuat Tzuyu tersenyum. Bahkan ia tak sadar jika ia mengusap halus perutnya. Semakin hari, ia semakin merasa jika ia tak sendirian. Apalagi saat triplets bergerak aktif di dalam sana.
"Kamsahamnida."
Hari ini Tzuyu datang sendiri sebab Jungkook punya urusan yang benar-benar tak bisa ditunda. Namun, ia sama sekali tak merasa kesal sebab ia tahu Jungkook melakukan ini demi dirinya juga.
Suasana Tzuyu hari ini sangat baik. Ia merasa jika hari ini hatinya benar-benar tenang meski harus pergi sendirian. Padahal jika dipikir-pikir, Juri bisa saja mencoba melukainya saat Jungkook tak bersamanya.
Suara bising kendaraan mulai Tzuyu dengar begitu kakinya melangkah keluar rumah sakit. Ia menoleh ke kanan serta kirinya, mencari keberadaan taksi yang beberapa saat lalu ia pesan. Namun nampaknya taksi tersebut belum sampai ke sana.
Tzuyu memilih berjalan menuju halte yang berada di dekat rumah sakit. Menurutnya, lokasi itu akan memudahkan dirinya untuk melihat taksi pesanannya.
Kenangan manis bersama Jinhyuk tiba-tiba saja ia ingat. Tanpa sadar, ia mulai larut dalam kenangannya tersebut. Dulu, jika ia pulang terlambat dan kehabisan bus, pasti Jinhyuk datang dengan motornya. Bahkan Tzuyu sampai tertawa saat ingat Jinhyuk selalu membawa payung pink polkadot yang ia pinjam dari gadis yang menyukai dirinya.
Aku merindukanmu, Jinhyuk. Sebuah kebohongan jika Tzuyu mengatakan ia sama sekali tak terpukul atas kepergian Jinhyuk. Jinhyuk sudah seperti saudara tak sedarah untuknya. Apalagi Jinhyuk selalu ada untuknya dalam segala situasi. Ia menyesal karena ia tak bisa ada di sisi Jinhyuk di saat-saat terburuknya. Padahal ia sangat yakin jika Jinhyuk sangat membutuhkannya.
"Nyonya Jeon, kau sedang menunggu apa?"
Tzuyu terkejut saat ia mendengar suara Jungkook. Ia lantas menoleh dengan mata yang masih membulat. Namun, pria Jeon yang merupakan suaminya hanya memberikan respon senyuman.
Jungkook mengenakan hoodie hitam dan celana jeans. Benar-benar jauh dari penampilan Jungkook yang lebih sering mengenakan kemeja dan celana bahan. Namun, tak bisa Tzuyu pungkiri jika Jungkook terlihat lebih tampan dengan pakaian itu. Jungkook terlihat lebih muda.
"Aku tahu aku tampan. Berhenti menatapku," ujar Jungkook yang sukses membuat wajah Tzuyu memerah. Bahkan Tzuyu sampai memalingkan wajahnya.
"Ah ya, Eomma ingin kau ke sana. Hari ini akan ada kabar baik di keluarga kita."
"Kabar baik?"
Jungkook mengangguk. "Tapi aku belum tahu kabar tentang apa itu. Apa sebaiknya kita jalan-jalan dulu?"
"Jalan-jalan?"
"Tidak perlu banyak bertanya. Ayo." Jungkook menggenggam tangan Tzuyu. Namun, ia tak kunjung melangkah sebab Tzuyu masih duduk di sana.
"Bagaimana dengan taksinya?"
"Taksinya datang saat kau melamun. Aku sudah membayarnya tadi. Jadi, ayo jalan-jalan."
Jungkook tahu, membawa Tzuyu jalan-jalan hanya akan membuat Tzuyu kelelahan. Namun, selama ia tak membiarkan Tzuyu berdiri terlalu lama, semua hal buruk tak akan mungkin terjadi.
Tujuan Jungkook kali ini adalah membawa Tzuyu untuk melihat bunga cherry blossom bermekaran. Itu mungkin akan sangat indah jika dinikmati bersama. Apalagi warna cherry blossom sangat cantik.
*
*
*Tzuyu memejamkan mata lalu tersenyum saat angin mulai berhembus. Meski terasa sangat dingin, Tzuyu akui ini membuat pikirannya merasa lebih tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You ₩100.000.000✅
Romance15+ Tzuyu akui, keputusannya menandatangani kontrak konyol bernilai 100.000.000 Won itu benar-benar bodoh. Anggap saja jika tanda tangannya begitu mahal hingga dihargai sebesar itu. Tapi ia sungguh tak tahu jika akhir dari kisahnya benar-benar menye...