OO. Mati Lebih Cepat

9K 417 46
                                    

Seorang rani cantik paruh baya bersurai legam adalah satu-satunya yang menghirup oksigen di kamar kuning usang nan penuh debu itu. Ia menguliti tiap-tiap inci ruangan antik ini dengan dwinetranya.

Ia beranjak dari duduknya di ranjang berkasur tipis di tengah kamar. Lantas ia mengintip ke jendela, memeriksa asal riuh anak-anak yang bermain tanpa ada sesak di dada mereka. Mereka berlari-larian di halaman hijau. Dara cantik tersebut tersenyum tipis, menghempas napas.

Di nakas putih tulang di dekat ranjang, sebuah tape recorder lawas dipajang tak terdistraksi. Sedetik saja, benda persegi panjang warna hitam itu menyita atensinya.

"2021, Beranjak Dewasa, Nadin Amizah", begitu yang tertulis di kaset yang tak kalah lawas di sebelahnya. 

Ia coba menyetel kaset tersebut. Yang terdengar adalah tuturan bersuara sendu. Bahana anak hawa yang—sepertinya—sedang menuju dewasa.

"Keren, nggak, sih, kalau ini jadi kayak kapsul waktㅡ?"

"Lil, suaramu kenceng banget,"

"Udah mulaikah? Aussie masih sibuk,"

"Udah ...," Suara lainnya, "Au, manaa?"

"Sabar, loading,"

Setelahnya, orang-orang banyak di rekaman tadi tak lagi berbicara. Dua rungunya lantas menangkap bunyi gaduh nan tipis. Ia sepertinya mengambil sesuatu.

Bunyi melodi pelan kian mengiringi. Daksa di sana tergemap, tersenyum simpul.

Pada akhirnya ...
Ini semua ...
Hanyalah permulaan ...

Pada akhirnya ...
Kita semua ...
Berkawan dengan sebentar ...

Bisik-bisik empat suara berbeda-beda masih terdengar menginterupsi beberapa nada. Tapi ia mendengarkan saksama, lagu yang dilantunkan dari kamar yang sama di tahun 2021, 11 tahun silam. Muncul suara-suara lainnya mengiringinya bersenandung. Beserta sekelebat bayang-bayang keruh dari tahun itu yang kembali mendistraksi.

Berbaring, tersentak, tertawa ...
Tertawa dengan air mata ...

Mengingat bodohnya dunia ...
Dan kita yang masih saja berusaha ...

Lagu lawas terus berputar. Sementara berbarengan dengannya, sangga tubuh menapak ke masa lampau. Dari yang semua asing jadi bernyanyi satu lagu. Empat jadi satu suara.

Kita beranjak dewasa ...
Jauh terburu seharusnya ...
Bagai bintang yang jatuh ...
Jauh terburu waktu ...

Mati lebih cepat ...
Mati lebih cepat ...

heyoo welcomee, semoga betah di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

heyoo welcomee, semoga betah di sini.
selamat menikmati jalan dari 2021 ke 2022 oleh keempat ardhito bersaudari!!
jan lupa follow akun rp mereka di instagram, ya! kutulis di komentarr! terima kasih!! <333 salam hangat, sara( *¯ ³¯*)♡

krayon patah. [tercekal sementara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang