30. Pengakuan

728 125 68
                                    

⚠: harshwords, capslock, karen gaboleh baca dulu:)

Yara IPS 3 (Temen Lillac)
au
au
auuu
aussieee
au auu
pls jawabb

Siang bolong, Aussie dapat pesan spam dari Yara. Dari pada gadis itu menunggu, ia menjawab meski hanya satu sesuatu.

You

?

Yara IPS 3 (Temen Lillac)

:)
aku mau ke rs kamuu boleh ... ?

Aussie mengernyitkan dahinya. Namun ia tetap ladeni.

You

ngpain

Yara IPS 3 (Temen Lillac)
??

jenguk lillac..
boleh ... ?

You
ya kenapa dilarang
tapi u ga ngabarinnya lewat lillac ajakah?

Yara IPS 3 (Temen Lillac)

ummm
udah kok..
katanya suruh tanya kamu

Janggal, pikir Aussie. Tapi entahlah, ia tinggal membenarkan dan tidak ada yang jadi ruwet.

You
yowes
boleh
bawa jajan :3

Yara IPS 3 (Temen Lillac)

siiip hehe..
ku otw yaa :)

Segera setelahnya, ia menangkap layarnya dan mengirim screenshot chat singkat tersebut ke kontak Lillac yang untungnya langsung dibacanya. Lillac merespon singkat, [Iya, dia udah bilang.] katanya.

Di sisi lain, Lillac beku membaca habis capture yang barusan dikirimkan Aussie. Namun lain suara di hatinya juga menginginkan Yara datang ke rumah sakit, yang mana Aussie akan menangkap kejanggalan kalau ia tak jawab bohong, karena sesungguhnya Yara tak mengabari Lillac apa-apa.

Ia senang, karena Yara kembali mempedulikannya. Bahkan akan mengunjunginya. Barangkali, mereka bisa memperbaiki segalanya. Yara mungkin berniat meminta maaf.

Ah, Lillac benar-benar sebaik ini pada Yara, ya? Harus berapa kali ia dibohongi Yara sampai ia sadar, kalau ia tak bisa lagi sembarangan percaya orang lain? Butuh kejadian sefatal apa lagi untuknya berhenti memaafkan orang licik?

Tidak habis pikir.

;

Ketiganya berkumpul di satu ruangan. Aussie dengan ponselnya, membiarkan Yara dan Lillac bercengkrama walau hampir setengah jam mereka tak bersuara. Lillac sendiri yang minta Aussie temani.

"Lillac sehat?" tanyanya, berbasa-basi.

"Enggak," Lillac menjawab, "Sakit,"

Yara mendengarnya, menunduk. Ia meremas bawahan sweater oversizied biru langitnya, menumpahkan gejolak dirinya di sana.

"Maaf," tuturnya, pelan. Amat pelan, tapi semua dengar, termasuk Aussie.

Mendapati tatapan penuh tanya Aussie, Yara menoleh. Ia bersimpuh di hadapan kursi roda Aussie.

"Yarㅡ," Lillac panik.

"Aussie," Yara bersuara, "Aku yang ngurung Lillac di gudang ...,"

krayon patah. [tercekal sementara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang