Siapa yang berani bilang Jihan tak punya teman, mulai sekarang, boleh ketuk kamarnya dan ajak aku debat.
Jihan punya teman.
Sejujurnya, untuk pertama kalinya sejak lulus SMA. Kuliah pun ia tak dekat siapa-siapa. Sampai beberapa pekan bekerja di sana, Jihan akhirnya mulai 'mengoleksi' orang-orang. Meski begitu, ia sepertinya masih nyaman dengan titelnya. Jadi orang yang ia percaya bisa dihitung hanya satu tangan; dua orang.
Aksa dan Seila. Bertemu pertama kali di kantor. Ternyata Seila adalah kawan TK Jihan yang tak pernah ia kenal, kemudian Aksa yang ternyata teman SD Seila yang juga tak pernah kenal satu sama lain. Belum selesai kejutan itu, ternyata Jihan dan Aksa sempat satu SMP selama beberapa bulan sebelum Aksa pindah ke Bandung dan baru sekarang kembali lagi. Mereka menganggap itu takdir. Jadi dari sana terbentuklah trio paling iconic—hm, kedua setelah trio Jingga, deh.
Toh, sama-sama tak ada bedanya. Si Jihan juga suka si Aksa.
Jihan selalu merutuki ini. Bagaimana ia begitu mudah jatuh cinta dari dulu. Ia bisa jatuh cinta hanya karena wangi seseorang, lagu favorit seseorang, suara, gaya rambut, sekilas tatap yang tak sengaja, dan banyak lagi. Ssst, diam-diam saja, tapi inilah alasan utama mengapa mantan
Jihan memang yang paling banyak di antara Ardhito lainnya.
Tapi sebagian besar waktunya dalam berjatuh cinta, Jihan tak pernah bilang siapa-siapa. Jihan tak pernah menunjukkannya ke siapa pun sekali pun. Karena ia punya rasa takut sebesar dunia, yang lebih menang dari suka yang sesuka-sukanya. Tiap wajahnya memerah atau senyumnya timbul bertahap, ia terus berjaga-jaga agar tak ada yang lihat. Untungnya, Jihan jagonya. Karena ia selalu yang pertama dalam takut.
Biasanya, malam akhir pekan, Jihan dan dua temannya itu selalu duduk-duduk di kafe atau restoran cepat saji. Menghadiahkan diri untuk kerja kerasnya. Ia perlu menyeimbangkan kehidupannya demi kesehatan mentalnya. Karena baru tak beberapa lama bekerja, Jihan langsung paham bagaimana lelahnya. Meski begitu, ini sudah jadi mimpi yang dijatuh-cintainya sejak lama, jadi Jihan berusaha sekeras-kerasnya untuk tetap bersyukur meski lelah jiwa dan raga. Industri fashion memang sepemaksa itu, tapi Jihan selalu jatuh cinta pada fakta kalau ia sudah tergabung di hiruk-pikuk dunia barunya.
Intinya, ia sangat jatuh cinta pada pekerjaannya walau senantiasa menguras waktu dan tenaga. Bonusnya, ia mendapat teman-teman luar biasa—dan mungkin calon tunangan.
Sedikit tentang Seila, dia sejatinya adalah seorang anak kecil yang terperangkap di tubuh wanita setinggi tiang listrik. Ia yang paling kalem, bisa dibilang. Maniak karaoke, Jihan tidak protes karena suaranya memang bagus padahal di luar kamar mandiㅡJihan bingung bagaimana hal tersebut rupanya mungkin. Selain itu, Seila sendiri memang anak K-Pop garis keras, dia jadi suka joget-joget dan lagi-lagi membuat Jihan kagum atas bagaimana bakatnya itu sebenarnya tak asal-asalan. Dia punya pacar LDR yang masih awet dari kelas sembilan SMP, bikin Jihan iri.
KAMU SEDANG MEMBACA
krayon patah. [tercekal sementara]
Fanfiction❝Tentang krayon yang patah. yang masih bisa mewarnai. Tentang jiwa yang sepah. yang masih bisa mencintai.❞ 2O21 ; ©STARAAAAA-