"Adik-adikmu udah baikan, kan?" tanya Raka seraya menggigit roti bakar cokelatnya, "Aku mau jenguk. Sekalian kemarin ayahku baru pulang dari Singapore, kebetulan bawain oleh-oleh. Boleh aku kasih ke adikmu, ndak?"
"Inget, adek aku dua. Jangan kasih Lillac doang," Jingga berdecih senda.
"Aku tau, Kak. Boleh, kan, tapi?" sahut Raka seraya terkekeh, "Kalo ndak, aku titip kamu aja kalau kamu ndak repot,"
"Enggak apa-apa. Nanti mampir aja, atau Selasa besok. Kan, pulang cepet, tuh," jawab Jingga, "Sekalian nebeng, boleh?"
"Boleh, kokㅡ,"
"JINGGAAAA!"
Dua suara nyaring memekakkan keadaan nan semula hening. Dua manusia rusuh mendatangi mereka. "Berduaan aje, nih. Lagi pacaran, ya?" Nagara membuka.
"CIEE, JINGGA-RAKA KAPEL 2021!" sahut Sahira, mengambil duduk di sebelah Jingga lantas menggesernya untuk mempepet Raka.
"Apaan, sih, anjir. Rese," ketus Jingga, mencomot ciki yang dibawa Nagara menghampiri mereka. Seraya benaknya terus mengulang-ulang usul Lillac untuk pura-pura tidak tahu saat Nagara tertangkap memainkan rambut Sahira.
"Gua udah nyariin lu ke mana-mana, masa. Taunya di kantin. Jarang-jarang, loh, seorang Jingga Sarai Ardhito pergi ke kantin," sahut Sahira.
"Iya, tadi diajak Rakaㅡ,"
"NAH! UDAH FIX PACARAN!"
"Aduh, jangan gitu, Kak Jingga nanti enggak nyaman," sahut Raka tak enak, menampilkan senyum yang mampu menghisap matanya hirap. Dan Jingga seperti tersengat saat ia mendapatinya sangat manis. Sangat.
"Enggak, kok. Tadi saya papasan sama Kak Jingga, terus dia kayaknya mau buang bekalnya. Saya cegat, dan saya beliin roti bakar biar dia sarapan," jelas Raka, seraya masih memasang senyum hangatnya.
"Waaahhh, makasih, Raka," Sahira tersenyum. Kemudian terkekeh bahagia. Sebahagia itu ia mendapati Jingga mau sarapan. Karena ia harus dipaksa, biasanya.
Sahira itu sebenarnya baik. Dia adalah gadis yang sepertinya tak sadar kalau dia sangaaat imut. Rambutnya biasanya dikepang dua, seperti anak kecil. Tingginya hampir 10 cm di bawah Jingga. Dan ia punya permukaan hati yang super luas! Sahira yang menemukan Jingga, dan mengeluarkannya di bilik berasma Sepi. Dan sejak itu, Jingga janji melindungi Sahira.
Kemudian Jingga dikenalkan seorang laki-laki oleh Sahira, dari kelas lain. Namanya Nagara. Namanya begitu terkesan berani dan sangar, dari kekar tubuhnya juga orang-orang bisa lihat ia sosok yang tegas. Padahal Nagara sendiri takut kucingㅡups, itu cuma rahasia antara mereka bertiga. Ia adalah bayi di mata Sahira dan Jingga karena umur yang terpaut berbulan-bulan.
Mereka menambahkan Jingga dalam relasi mereka. Membuat satu ruang lagi di rumah mereka yang tak tertembus. Jingga punya banyak kenalan, dan hanya dua insan itu yang selekat itu dengan namanya.
Namun hanya dengan rasa ganjal ini, sedikit dari dalam rumah perlahan-lahan runtuh. Namun mereka bertiga sama-sama berusaha tak tahu apa-apa, tak tahu ada retak yang setitik-demi-setitik mampu melenyapkan satu bangunan.
Tapi selama belum benar-benar hancur, barangkali mereka mau pura-pura masih memiliki segalanya.
;
Di hari di mana ia sedang merasa semua baik-baik saja, seseorang datang dan mendobrak ketenangannya. Saat ia tengah menikmati SpongeBob SquarePants bersama Aussie, tiba-tiba seseorang berkunjung dan membawa 2 boks cokelat serta gantungan kunci lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
krayon patah. [tercekal sementara]
Fanfiction❝Tentang krayon yang patah. yang masih bisa mewarnai. Tentang jiwa yang sepah. yang masih bisa mencintai.❞ 2O21 ; ©STARAAAAA-