•66. Explanation of Everything•

885 86 4
                                    

"M-miyeon.." panggil Jungkook dengan nada bergetar.

"Aku cuma ga mau kamu sama Jeongsan dijadiin kelemahan aku sama mereka.." ucap Jungkook.

"Aku cuma ga mau mereka macem macem sama keluarga aku, aku mau ngubah pandangan mereka, tetep fokus sama yang mereka inginkan dan jangan sampai mereka tau kelemahan aku. I can lose my job, but I can't lose you.." lanjut Jungkook.

"Okay, I understand. Bella mungkin hanya mau harta. Tapi, Eunbi? Dia mau kamu. Gak gak mau Allen, dia cuma mau kamu" ucap Miyeon.

"Eunbi sakit. Aku mau lepas Allen dari Eunbi. Eunbi harus balik ke tempatnya" ucap Jungkook. Alis Miyeon menekuk.

"Terus kamu mau ngurus Allen?" tanya Miyeon.

"Engga. Aku bakal bawa ke pantiasuhan" ucap Jungkook.

"Kalau nanti dia diadopsi sama orang gak bertanggung jawab?" tanya Miyeon. Jungkook terdiam.

"Pikirin dulu baik baik. Pikiran kamu masih kalut sekarang. Jangan buru buru ngambil keputusan" ucap Miyeon menatap Jungkook. Mereka berdua sama sama kacau sekarang, terlalu banyak yang disembunyikan. Dan salahnya lagi, mereka berdua sama sama sengaja enggan untuk cerita dengan alasan tidak ingin menyakiti.

"Jungkook, niat kamu baik. Dan itu gak salah. Salahnya kamu gak cerita ke aku. Kamu bisa ceritain semuanya ke aku. Jangan kamu tanggung sendiri, ada aku. Baik buruknya kita tanggung sama sama ya? Kita hadepin sama sama? Mulai sekarang.." ucap Miyeon. Jungkook menganggukan kepalanya.

"Kamu, mau sampai kapan nyimpen cerita itu, kenapa merah lagi?" tanya Jungkook memandangi bekas luka yang ada di pergelangan tangannya. Bahkan sekarang terlihat memerah. Berarti ada sesuatu terjadi akhir akhir ini kan? Miyeon yang sadar bahwa Jungkook ingin dia menceritakan tentang bekas luka itu langsung menutupi pergelangannya dengan jam tangannya.

"G-gapapa.."

"Yeon? Aku udah ceritain semuanya. Sekarang giliran kamu. Penting gak pentingnya urusan belakang. Yang penting kamu cerita ke aku" ucap Jungkook. Miyeon menggelengkan kepalanya.

"Terlalu berat buat diceritain, aku takut.." ucap Miyeon. Jungkook memegang kedua tangan Miyeon. Matanya menatap mata Miyeon dalam. Miyeon menelan ludahnya sebelum memutuskan untuk menceritakannya.

"Kalau nanti tanganku mulai tremor, tolong cepat jauhkan benda tajam dari aku.." ucap Miyeon menatap Jungkook ragu. Jungkook membalas dengan anggukan, pandangannya masih tidak lepas dari mata Miyeon.

"A-aku punya temen seperkuliahan. Namanya Yeji. Kita berdua kemana mana selalu bareng bareng. Aku, Yeji. Enggak, bertiga. Aku, Yeji, Eunwoo. Yeji suka Eunwoo, tapi Eunwoo enggak. Eunwoo selalu jadi bahan pertengkaran aku sama Yeji. Tapi, pertengkaran yang terakhir.. Aku gak tau kalau dia lagi down saat itu juga. Yeji ngeliat aku dipeluk Eunwoo pas kamu ga bisa pulang tahun itu. Eunwoo cuma berusaha buat nenangin aku. Tapi kayaknya Yeji salah faham. Mulai saat itu, aku gak pernah ketemu Yeji. Aku fikir mungkin dia masih marah sama aku, butuh waktu untuk sendiri.. 3 hari setelahnya, aku mampir kerumahnya, mau minta maaf.. Tapiㅡ" omongan Miyeon terpotong. Ingatan itu kembali terputar difikirannya. Tangannya mulai bergetar. Nafasnya mulai tidak teratur.

"Sudah, gak usah dilanjutkan kalau kamu belum bisa. Kamu udah cerita sejauh ini, kamu udah berani" ucap Jungkook menatap mata Miyeon hangat. Tangannya juga memegang erat tangan Miyeon yang masih bergetar.

"Atur nafas kamu dulu.." ucap Jungkook menginstruksikan menarik nafas dan membuangnya perlahan, matanya masih tak lepas dari tatapan hangat itu. Perlahan lahan nafasnya mulai kembali teratur. Tangannya juga sudah tidak bergetar walaupun masih mati rasa.

"T-tapi.." Miyeon memberanikan dirinya untuk melanjutkan ceritanya.

"Tapi aku malah menemukan Yeji udah tergeletak setengah kaku di lantai kamarnya denganㅡmulut berbusa-hiks.. Y-yeji.. Overdosis obat tidur-hiks.." ucap Miyeon mengakiri ceritanya dengan isak tangis. Jungkook pun menariknya kepelukannya.

"Makasih. Kamu hebat, udah berani cerita." ucap Jungkook sembari menenangkan Miyeon yang semakin terisak. Sangat pilu, Jungkook sampai kembali meneteskan air matanya.

"I-ini salah aku.." ucap Miyeon yang masih sesenggukan.

"Enggak, Yeji enggak cuman overdosis.. Lebih tepatnya, overdosis itu gak disengaja.." ucap Jungkook. Miyeon hanya menatap Jungkook dengan alis menekuk dengan mata yang masih dipenuhi air mata.

"Yeji ada riwayat jantung, turunan dari ayahnya. Dia mengalami serangan jantung waktu itu. Bersamaan dia mau minum obat, tapi salah ngambil obat, yang masuk lambung Yeji cuma ada 2 butir obat tidur, yang lainnya hanya sampai didalam mulutnya karena kejang Yejinya" jelas Jungkook.

"K-kamu tau dari mana?" tanya Miyeon.

"Aku tau semuanya, selama 10 tahun itu, aku tau. Dikira aku ngebiarin kamu sendiri disini tanpa pengawasan aku? Ya enggak lah. Aku minta tolong sama papa buat utus bawahanya buat jaga kamu. Tapi ternyata udah ada yang jaga ya? Eunwoo selalu ada buat kamu. Aku harus berterima kasih deh kalo ketemu nanti" ucap Jungkook.

"E-eunwoo tau?" tanya Miyeon.

"Kalau kamu masih kayak gini, mungkin Eunwoo belum ngasih tau, atau mungkin enggak ngasih tau? Gak mungkin dia gak tau juga kan?  Yang operasi kan bokapnya." ucap Jungkook. Miyeon kembali menekukkan alisnya. Omongan Jungkook ada yang janggal.

"Maksudnya?" tanya Miyeon.

"Eunwoo masih sayang kamu. Eunwoo juga mau ngerebut kamu dari aku. Dengan cara trauma kamu ini. Sengaja gak ngasih tau kamu, biar kamu ngerasa cuman dia yang bisa nenangin kamu. Mungkin dia bisa nenangin kamu, tapi aku bisa ngilangin trauma kamu. It's been 10 years, dan kamu masih kayak gini, masih parah." ucap Jungkook.

"Gak mungkin, Eunwoo ngebantu aku selama ini" ucap Miyeon mengelak.

"Terserah, yang penting Eunwoo tau, tapi ternyata gak ngasih tau kamu kebenarannya. Kalaupun abis ini masalah kamu ketahuan pihak rumah sakit, dan izin praktek kamu dicabut. Gapapa ya? Kamu udah berjuang cukup berat, dan kamu ngejalanin semuanya dengan baik" ucap Jungkook mengelus lembut surai hitam Miyeon.

"Sejauh ini kamu belum pernah malapraktik karena trauma kamu. Pasti masih bisa dipertimbangin lagi, kamu dokter hebat. Gak jadi dokter bukan berarti kamu gak hebat.kamu dokter, wanita, ibu yang terhebat yang pernah aku temui" ucap Jungkook tersenyum manis. Mata Miyeon kembali berair. Bedanya, air mata yang sekarang air mata terharu karena ucapan suaminya barusan.

...•°•...

Haii, aku lagi banyak tugas bgt hiks:(

Next?

My Husband✨jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang