EMPAT PULUH DUA

794 50 50
                                    

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca

Ddrrt ddrrt...

Dering ponsel membuyarkan lamunan cowok yang sejak tadi tak bergeming di balkon rumahnya. Cowok itu mengerutkan dahinya, heran karena melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

Bunda.

Tak ingin menunggu lebih lama, ia segera mengangkat telfonnya.

"Halo Bun..."

"H-hiks... Raka, tolong Bunda sama Ayah, Kay kabur dari rumah, kami gak tahu harus cari dia kemana,"

"Kabur?" Jantung Raka berpacu cepat ketika mendengar kabar jika Kay kabur dari rumah.

"Iya... kamu bisa bantu kami?"

Raka mengangguk. "Raka cari Kay sekarang, Bun."

"M-makasih Raka, tolong kabarin Bunda kalau kamu udah ketemu Kay."

"Iya Bun, nanti Raka kabarin."

Beep...

Setelah sambungan telfon terputus Raka langsung melenggang pergi, meninggalkan pikiran yang membuatnya melamun dari satu jam yang lalu.

Cowok itu menghubungi Andre untuk memberitahukan kedua sahabatnya agar bisa membantunya mencari Kay, karena lebih banyak yang mencari Kay pasti lebih cepat juga mereka menemukan gadis itu. Selesai mengubungi Andre, Raka segera menancapkan gas membelah jalanan ibu kota yang tidak terlalu ramai malam ini.

Raka menghentikan laju motornya ditaman dekat rumah Kay. Jelas ia tahu betul Kay pasti pergi kesini karena Raka tahu, taman ini adalah tempat favorit Kay.

Sayangnya setelah memutari taman, Raka tak kunjung melihat gadisnya. Seketika perasaan khawatir menyelimutinya terlebih lagi sekarang sudah hampir jam 10 malam.

"KA WOY!" teriak Andre tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Gimana udah ketemu belum?" Kini giliran Leon yang bertanya.

"Mata lo buta?!" sahut Raka.

"Buset, galak banget anjing!" gerutu Leon.

"Lo udah coba telfon dia?"

"Belum."

"Mending sekarang lo telfon dia, siapa tau diangkat," saran Andre dibalas anggukan oleh Raka.

"Nomer yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan cobalah beberapa saat lagi"

Raka mendengus kesal saat suara operator itu terdengar di telinganya.

"Handphonenya mati."

"Lo tau tempat kesukaan Kay selain taman ini?"

Raka menghela nafas berat sambil menggeleng. "Gue gak tau."

RAKAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang