DUA PULUH DELAPAN

630 39 0
                                    

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca

Kay menghela nafas lelah, sudah setengah jam ia mondar-mandir didepan rumahnya namun batang hidung Raka tak juga muncul. Ia juga sempat menelpon cowok itu tapi  tidak ada satupun panggilannya yang tersambung.

"Kak Raka kemana sih?" tanyanya sambil menatap ponselnya.

"Kay," panggil Rina.

"Kenapa Bun?"

"Katanya mau jalan sama Raka, kok kamu masih disini?"

"Ini loh Bun, kak Raka gak tau dimana. Udah Kay telfon tapi ponselnya gak aktif," kata Kay dengan raut cemas.

"Mungkin dia lagi jalan kesini."

"Bun, kayaknya Kay susulin aja deh kerumah kak Raka, takutnya ada apa-apa sama kak Raka."

"Ya sudah, kalau itu bisa buat kamu tenang kamu samperin aja kerumahnya," ujar Rina mengusap puncak kepala Kay.

"Kay boleh bawa mobil gak, Bun?"

"Boleh, kamu ambil aja kuncinya ditempat biasa."

Kay masuk kedalam rumahnya, mengambil kunci mobil lalu bersiap untuk pergi kerumah Raka.

"Kay berangkat dulu Bun," ucap Kay mencium pundak tangan Rina.

"Hati-hati, Kay. Jangan ngebut ya."

"Siap Bun." Tanpa menunggu lebih lama lagi gadis itu segera melenggang pergi.

Dua puluh menit menempuh perjalanan, akhirnya Kay sudah sampai dirumah Raka.Ia segera keluar dari mobilnya.

Kay memicingkan mata, saat melihat seorang wanita paruh baya sedang duduk dihalaman rumah Raka. Ia bertanya dalam hati, siapakah wanita itu? Pasalnya Kay sama sekali belum pernah melihatnya.Tak ingin membuang waktu. Kay langsung melangkahkan kaki menghampiri wanita itu.

"Permisi," ucap Kay sedikit membungkukkan badannya.

"Iya, kamu siapa ya?"

"Perkenalkan saya Kay, temannya kak Raka," kata Kay lalu menyalimi tangan wanita itu.

"Saya Nana, mamahnya Raka," ucap Nana sambil tersenyum.

"M-maaf tante, saya gak tahu kalau tante itu mamahnya kak Rak," ujar Kay canggung.

Nana tersenyum. "Iya gak papa, kamu kesini cari Raka ya?"

"Iya Tan."

"Raka keluar dari semalam, kayaknya dia marah sama tante," ujar Nana lirih raut mukanya juga terlihat sendu.

"Maaf sebelumnya Tan, kalau Kay boleh tau kak Raka marah sama tante karena apa ya?" tanya Kay hati-hati.

"Dia marah karena tante gak pernah ada waktu buat dia. Tante kaya gini juga buat dia, supaya dia bisa hidup enak. Apa tante salah, Kay?"

RAKAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang