TIGA PULUH LIMA

669 39 11
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca cerita ini.


Selamat membaca


Jarum jam sudah menunjukan pukul 17.30 itu artinya sudah setengah jam lebih Kay duduk ditaman ini tapi orang yang sempat mengirimkannya pesan tak kunjung datang. Ia sudah mencoba untuk menelpon nomer tadi, namun hasilnya nihil karena nomer itu sedang tidak aktif. Alhasil, dia hanya bisa menunggu.

Kay merapatkan cardigan yang melekat ditubuhnya.

"Mana sih? Kok orangnya ga dateng-dateng," gerutu Kay.

"Gue disini."

Kay menoleh ke sumber suara. Ia membulatkan matanya, ketika melihat orang yang tak asing baginya.

"Kak Bela?" cicitnya yang masih bisa terdengar oleh Bela.

"Iya, gue yang tadi ngirim pesan." Ia mendekat ke arah Kay, kedua tangannya ia lipatkan didepan perut dan jangan lupakan tatapan tajamnya.

"Maksud Kakak apa?"

"Gue minta lo jauhin Raka karena gue gak suka dia deket sama cewek kaya lo!" titah Bela tanpa basa-basi.

"Emang ada apa sama aku?" tanya Kay lagi.

"Lo gak usah banyak tanya! Ikutin perintah gue, jauhin Raka!"

"Gak bisa gitu Kak, aku suka sama kak Raka udah lama, aku berjuang mati-matian buat dapetin dia. Terus kakak minta aku buat jauhin dia? Gak, aku gak akan mau!" tolak Kay cepat.

Bela semakin mendekati Kay, bahkan tangannya sudah mencekam kuat dagu Kay.

"Lo berani sama gue?!"

"Kak lepasin!" pekik Kay.

Kay memberontak, gadis itu berusaha melepaskan cengkraman dari dagunya. Sampai akhirnya cengkraman itu terlepas karena Kay mendorong kuat bahu Bela.

Namun sayangnya dagu Kay mengeluarkan sedikit darah akibat cengkraman itu terlalu kuat, terlebih lagi kuku Bela yang memang panjang.

"Shhh..." rintih Kay saat merasakan perih pada sudut bibirnya.

"See? Itu akibat kalau lo main-main sama gue. Mending lo jauhin Raka atau lo bakal tau akibatnya!"

"Aku gak akan jauhin kak Raka!" Kay tetap kekeh dengan pendiriannya. Lagipula siapa Bela? Mengapa ia harus menuruti perkataan orang yang baru dikenalinya?

"Sekali lagi gue peringatin lo, jauhin Raka atau gue bikin hidup lo menderita!" Dengan sengaja Bela menabrak bahu Kay lalu pergi begitu saja.

"Sampai kapanpun aku gak akan jauhin kak Raka," gumam Kay masih menatap punggung Bela yang kian menjauh.

***

Tak butuh waktu lama Kay sudah berada didepan rumahnya. Ia menatap sebuah mobil yang tak asing baginya walau begitu Kay masih belum ingat siapa pemilik mobil itu.

RAKAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang