[FOLLOW SEBELUM BACA]
Jangan lupa untuk vote⭐
Kisah seorang gadis cantik dengan kehidupanya. Berawal dengan rasa bahagia karena memiliki keluarga yang harmonis, sahabat yang selalu ada untuknya, serta cinta dari seseorang yang dulu membencinya.
Nam...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading
Kay menatap dirinya di pantulan cermin seraya mengoleskan lip balm dibibir ranumnya. Setelah selesai, gadis itu hanya diam sembari melihat ponselnya.
Deru suara motor membuat Kay berjalan menuju balkon kamarnya guna melihat siapakah orang yang datang.
Senyumannya memgembang begitu melihat Raka sedang memarkirkan motornya di pekarangan rumah Kay. Gadis itu langsung berlari menuju pintu utama untuk menyambut kedatangan Raka.
"Lo nungguin gue?" tanya Raka ketika hendak memencet bel rumah Kay, namun pintu rumah gadis itu sudah terbuka terlebih dahulu.
Kay mengangguk dengan senyum mengembang. "Iya kak," sahutnya.
"Udah siap?" tanya Raka seraya memperhatikan Kay.
"Udah Kak."
"Langsung jalan, takut kemaleman." Raka berjalan menuju motornya.
"Emang kita mau kemana, Kak?" tanya Kay sebelum naik keatas motor Raka.
Jangan banyak tanya, nih pake." Raka menyodorkan sebuah helm full face yang baru saja ia beli pada Kay.
"Ini punya Kak Raka?"
"Punya lo."
"Aku gak punya helm kaya gini."
"Gue baru beli, itu buat lo."
"Kakak beliin ini buat aku?"
"Iya, gue tau lo gak punya helm."
"Perhatian banget," celetuk Kay dan langsung menutup mulutnya.
"Gak usah ge'er gue cuma mau jalanin tugas dari Bunda lo biar lo selalu aman. Ntar kalo kepala lo bocor gue yang kena amuk," oceh Raka panjang.
"Kita harus syukuran, soalnya kosa kata Kak Raka nambah banyak."
Raka mengedikkan bahunya lalu naik ke atas motornya. "Cepet naik atau gue tinggal."
Kay mencebikkan bibirnya tak ayal ia bergegas naik ke atas motor Raka. Sedikit merasa aneh karena jok motor cowok itu yang tidak setinggi biasnya.
"Gue pinjem motor kakeknya Andre,"kata Raka lebih dulu sebelum Kay melontarkan pertanyaan.
"Motor Kak Raka dimana?"
"Bengkel," sahut Raka bohong. Sebenarnya motor kesayangnnya itu ada dirumah hanya saja ia tidak ingin membawanya karena Raka tahu, Kay kesusahan untuk naik ke atas motornya.
Setelah tidak ada percakapan diantara keduanya, Raka menyalakan mesin motornya dan melenggang pergi.
Beberapa menit kemudian Raka dan Kay sudah sampai di sebuah cafe yang cukup ramai. Masuk ke dalam sana dan memilih pesanan yang akan mereka makan.