DUA PULUH EMPAT

709 44 0
                                    

Jangan lupa buat vote dan komen ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa buat vote dan komen ya

Happ reading


Siswa-siswi SMA Nusantara bergerombol di depan mading guna melihat jadwal pembagian kelas.

Dari dulu sampai sekarang sekolah memang menganut sistem rolling jika akan melaksanakan ulangan. Alasannya supaya mereka tidak mencontek satu sama lain, tapi yang namanya anak jaman sekarang pasti punya seribu satu cara supaya bisa mencontek tanpa ketahuan, bukan?

Saat semua orang sibuk mencari nama mereka, berbeda dengan Raka dkk yang justru berdiri jauh dibelakang mading. Mereka enggan untuk berdesakan seperti itu, lebih baik mereka menunggu suasana sedikit sepi. Setelah dirasa sudah tidak terlalu ramai, mereka langsung mencari namanya masing-masing.

Raka berdecak kesal saat namanya bersebelahan dengan nama Shinta. Itu tandanya dia akan duduk bersebelahan dengan Mak lampir itu, dan Raka muak.

"Anjir Ka! Lo duduk sama Shinta?" tanya Leon heboh ketika melihat nama Raka bersebelahan dengan Shinta.

Raka memutar bola matanya malas, sudah tau kenapa tanya pikir cowok itu. "Bisa baca, kan? Ngapain tanya!"

"PMS lo Ka? Sensi amat dah ngeri gue." Andre bergedik ngeri mendengar jawaban ketus dari Raka.

Bosan dengan ocehan kedua sahabatnya, Raka memilih pergi. Lebih baik ia menemui gadis yang sudah beberapa lama ini mengisi ruang dikepalanya.

"Lah anjir malah pergi... Raka woy lo mau kemana masa aki ditinggalin sih," pekik Leon dengan nada seperti perempuan yang ditinggalkan oleh pasangannya.

Andre menatap Leon jijik. "Najis lo, sok imut banget!"

Leon menatap sinis Andre. "Iri? bilang boss."

"Gue sirik sama cowok macam gadis? Amit-amit! Cowok kok letoy!"

"Gue gak letoy, gue gentle! Liat nih otot gue." Leon berdiri tegap lalu memarkan ototnya. Tunggu, bahkan ia hanya memamerkan lengan kerempeng miliknya.

"Otot pantat lo! Kerempeng kaya tusuk gigi dibilang berotot, buta emang lo! Kalau letoy ya terima aja, gak usah ngeles!" cerocos Andre, membuat Leon menatapnya kesal.

"Sat, mending kita cabut daripada ngeladenin ini bocah prik," kata Andre pada Satya yang dibalas anggukan kepala oleh Satya.

Leon hendak memberikan balasan untuk ejekan Andre padanya, tapi ia sudah tidak menemukan orang itu disampingnya. Ternyata mereka berdua sudah meninggalkan Leon seorang diri. Sial, kali ini dia kalah debat dengan Andre.

***

Raka menghentikan langkahnya di kelas XI IPA 2 tempat dimana gadis itu akan mengikuti ulangan. Tanpa izin, ia segera masuk ke dalam, ia menemukan gadis itu sedang menelungkupkan wajahnya di atas meja ditemani oleh kedua sahabatnya.

RAKAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang