Perlahan aku paham tentang perasaan ini, perasaan yang tak mampu diucapkan namun dapat ditunjukan.
Seorang gadis sedang berkutat dengan bukunya, sudah lebih dari lima jam namun gadis itu masih serius mengerjakan soal latihan. Dua hari lagi sekolahnya akan melaksanakan penilaian tengah semester maka dari itu ia harus lebih giat belajar dari biasanya, walau tanpa belajar pun nilainya akan tetap tinggi.
Suara ketukan dari luar kamarnya membuat ia mengalihkan pandangan, disana Rina sudah berdiri sambil tersenyum melihat anaknya. "Kay, kamu masih belajar?"
"Masih Bun."
"Jangan terlalu cape, nanti yang ada kamu sakit. Bunda ga tuntut supaya kamu jadi juara kelas kok."
"Iya Bun, sebentar lagi selesai."
Rina meletakan segelas susu putih di atas meja belajar Kay. "Ini diminum ya."
"Makasih Bunda,"
Rina membelai surai Kay. "Inget jangan terlalu cape. Bunda keluar dulu," ucap Rina keluar dari kamar anaknya tak lupa ia menutup kembali pintu kamar Kay.
Kay sudah selesai dengan soal-soal itu, ia beralih pada ponsel yang daritadi ia matikan. Ia menekan tombol power untuk menghidupkan ponselnya, ternyata sudah banyak notif yang ia terima. Namun Kay hanya tertuju pada satu nama. Nama yang selalu dia sebut dalam doanya disepertiga malam.
Kak Raka
P
P
PDmn?
Heh?
Gue wa, line, dm, tlfn gk dijwb gmn sih!
P
P
Bdmt!
Khwtr gue, Kay.
?
?
Maaf Kak, tadi Kay lagi belajar
Ada apa?
Gue jmpt, gda penolakan!
Sekarang?
Thn dpn! ya skrg lh!
Udah malem Kak.
Besok aja...
Kak Rakaaaa?
Kay menghembuskan nafas pelan. Ia tahu, pasti Raka sudah menuju rumahnya. Cowok itu memang sudah biasa seperti itu, datang kerumah Kay sebelum Kay mengizinkannya, tapi tetap saja membuat gadis ini bahagia. Tak berniat untuk mengganti pakaiannya, Kay hanya mengambil cardigan pink lantas berjalan keluar dari kamar.
"Mau kemana Kay?" tanya Fery.
"K-Kay mau duduk disini sama Ayah."
"Mau duduk apa mau jalan sama calon pacar?" tanya Rina terkekeh.
Ia senang melihat anaknya bisa dekat dengan cowo yang ia suka. Rina tahu semuanya, ia tahu kalau anak gadisnya menyukai cowok itu, Raka.
"Eummm... Hehehe Bunda tau aja," ucap Kay menggaruk tengkuknya.
Kedua orang tua Kay mengembangkan senyuman mereka, ternyata gadis kecilnya sudah beranjak dewasa. Mereka senang bisa melihat gadisnya tumbuh besar menjadi anak yang cantik dan baik hati, namun disisi lain mereka juga sedih dan bingung untuk memberitahu hal yang penting padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKAYLA [END]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM BACA] Jangan lupa untuk vote⭐ Kisah seorang gadis cantik dengan kehidupanya. Berawal dengan rasa bahagia karena memiliki keluarga yang harmonis, sahabat yang selalu ada untuknya, serta cinta dari seseorang yang dulu membencinya. Nam...