TIGA PULUH

738 33 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Semoga tuhan berkenan untuk menyatukan aku dan kamu agar menjadi kita."

-Raka


Selamat membaca

Raka mengembangkan senyumnya saat pintu rumah Kay sudah terbuka lebar. Disana berdiri seorang wanita paruh baya yang masih terlihat muda walaupun umurnya sudah menginjak kepala tiga. Rina, bunda Kay tersenyum ketika melihat Raka yang sudah berdiri didepan rumahnya.

"Assalamualaikum Bun," ucap Raka mencium punggung tangan Rina.

"Wa'alaikumsalam calon mantu Bunda," jawab Rina terkekeh.

Raka tersenyum mendengar ucapan Rina. "Bunda bisa aja... Oh iya Bun, anak bunda yang cantik ada?"

"Ada kok, lagi dihalaman. Kamu langsung ke sana aja, bunda mau ke supermarket dulu."

"Mau Raka anterin gak, Bun? Takut bunda repot bawanya," tawar Raka.

"Gak usah, kamu sama Kay aja. Lagian Bunda sama pak Ngadimin kok."

"Ya udah, Raka masuk ya Bun."

Setelah mendapatkan izin dari Rina. Raka langsung masuk kedalam rumah Kay. Ia menyusuri setiap ruangan yang ada dirumah ini hingga akhirnya dia sampai pada tujuannya. Halaman belakang rumah Kay, yang merupakan tempat favorit gadisnya saat santai dan Raka hafal itu.

"Sendirian aja?" tanya Raka.

Kay terlonjak kaget. "Astaghfirullah, Raka, dateng tuh salam kek apa gimana ini langsung nyelonong aja!"

"Oke, aku ulangin," kata Raka sedikit menjauh dari Kay.

"Assalamualaikum bidadarinya Raka," ucap Raka.

"Ih kamu gombal!"

"Harusnya kamu jawab salam aku dulu, baru kamu protes."

"Ya udah ulangin."

"Assalamualaikum bidadarinya Raka," ulang Raka.

"Wa'alaikumsalam pangerannya Kay," jawab Kay terkekeh.

"Oh, jadi sekarang udah bisa gombal?"

"Udah lah, gimana cocok gak?" Kay menaik turunkan alisnya dan melipat kedua tanganya didepan dada.

"Cocok aja, asal yang kamu gombalin itu aku bukan yang lain."

"Ya masa Kay mau gombalin abang tukang seblak."

"Jangan lah, kan aku yang pacar kamu bukan abang seblak," kata Raka mengacak rambut Kay membuat sang empunya berdecak kesal.

"Kebiasaan, berantakan tau."

RAKAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang