Selamat membaca
BRAAKKK...
Gaby menggebrak meja belajar Kay sangat keras hingga benda-benda kecil diatas meja terjatuh begitu saja. Tak hanya itu, kedua sahabatnya pun sudah memegang dadanya masing-masing. Rasanya mereka hampir saja jantungan karena tingkah Gaby.
"Goblok, kaget gue!" umpat Anna melayangkan bantal berbentuk love pada Gaby.
"Bukan gue yang goblok! Tuh Raka anjing yang gak ada otak!"
Wajah Gaby memerah, emosinya memuncak. Setelah ia mendengar kejadian tempo hari yang diceritakan Kay ingin rasanya ia mencincang badan Raka.
"Cuma salah paham, Gaby" jelas Kay.
"Cuma salah paham lo bilang? Udah deh, lo gak usah belain dia terus!"
Kay memijit pelipisnya, bingung harus bagaimana lagi ia menjelaskan pada Gaby. Ia melirik Anna, meminta pertolongan pada gadis itu supaya bisa menjelaskan pada Gaby.
Anna yang mengerti maksud Kay mengangguk paham. Ia mengambil nafas panjang, membuangnya kembali lalu membuka suaranya.
"Bener kata Kay, ini cuma salah paham. Lagian disana cuma ada Kay sama Bela doang, udah pasti Raka nyalahin Kay." ucap Anna.
Gaby menatap tajam Anna. "Heh! Lo kok malah ikutan belain Raka anjing sih!"
"Gaby... Namanya Raka bukan Raka anjing!" tegur Kay.
"Bodo amat! Gue gak peduli! Gue gak suka ya dia nyakitin lo gitu! Lo itu pacarnya, harusnya dia percaya sama lo bukan tuh Mak lampir!"
Anna bangkit menghampiri Gaby. Menyodorkan segelas air putih pada gadis itu.
"Minum dulu."
"Gue gak haus," tolak Gaby cepat membuat Anna merotasikan matanya.
"Lo emosi udah kaya bapak-bapak sakit gigi! Mending lo minum, biar gak darah tinggi," paksa Anna kembali menyodorkan segelas air putih.
Gaby mengambil paksa gelas dari tangan Anna. Menenggak habis air itu hingga tak tersisa satu tetes pun. Lalu ia menyerahkan kembali gelas yang sudah kosong ke Anna.
"Katanya gak haus tapi lo habisin sampai gak ada sisa, dasar anak dugong!"
Gaby menonyor muka Anna. "Daripada lo anak curut!"
Anna mengumpat dalam hatinya, ia meletakkan gelas tadi di atas nakas kemudian mendaratkan pantatnya pada sofa didekat ranjang Kay.
"Terus lo mau gimana, Kay?" tanya Anna memecahkan keheningan.
"Kayanya aku mau jelasin ke Raka soal ini."
"Gue setuju," sahut Anna.
"Gak! Gue gak setuju," sergah Gaby menatap Kay.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKAYLA [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Jangan lupa untuk vote⭐ Kisah seorang gadis cantik dengan kehidupanya. Berawal dengan rasa bahagia karena memiliki keluarga yang harmonis, sahabat yang selalu ada untuknya, serta cinta dari seseorang yang dulu membencinya. Nam...