DUA PULUH

831 52 0
                                    

Happy reading


"Ada lara yang tak mampu diucapkan oleh kata."

Kay duduk tepat di depan Raka yang sekarang sedang menyantap makanannya dengan lahap.

Gadis itu menatap gerak-gerik Raka serius hingga mengabaikan makannya sendiri. Diam-diam Kay mengambil ponsel didalam saku roknya, membuka kamera diponsel lalu mengarahkannya kepada Raka.

Cekrekk...

Kay mengigit bibir bawahnya dan langsung menyembunyikan ponselnya saat mendapati Raka yang sudah menatapnya tajam.

"Ngapain?" tanya Raka dengan nada dingin dan mata memicing.

Kay menggeleng takut, ia sama sekali tidak berani menatap mata lawan bicaranya.

"Gue tanya, lo ngapain?"

Dengan modal nekat, alhasil Kay mendongak. "M-maaf Kak.... A-aku foto Kakak tanpa izin," kata Kay sambil memegang ponselnya gemetar.

Raka merebut ponsel Kay guna melihat foto dirinya yang sedang makan lantas menatap Kay dengan wajah dingin.

"Kalau mau fotoin gue tuh bilang, biar gue siap-siap dulu, jadi hasilnya gak aib gini, untung gue ganteng!" ketus Raka membuat Kay terkejut.

"Hah??"

Raka sama sekali tidak menggubris ucapan Kay. Ia fokus dengan ponsel gadis itu. "Sini, foto sama gue."

Mulut Kay terbuka membentuk huruf O. Tatapannya cengo ketika mendengar ajakan Raka.

Dia kira, Raka akan memarahinya atau bahkan membuatnya malu di depan umum seperti yang sudah-sudah. Namun ternyata Raka justru melakukan hal yang tidak pernah terlintas di pikiran Kay.

Gadis itu mencubit pipinya guna meyakinkan apa ini mimpi atau bukan. "Awww sakit," rintihnya langsung mengusap pipinya yang merah akibat ulahnya sendiri.

"Lo ngapain sih?!"

"Ini bukan mimpi kan? Beneran Kak Raka gak marah? Terus Kakak beneran ajak aku foto bareng? Ah, gak mungkin. Kay pasti halu ya, iya nih pasti Kay yang ngehalu, tapi ini kaya nyata," cerocos Kay yang masih belum sepenuhnya percaya jika ini memang kenyataan.

"Beneran gue, mau foto gak? Kalau lo kelamaan gue mau cabut."

Kay mengangguk cepat. "Jadi dong," ucapnya langsung pindah disamping Raka.

RAKAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang