Selamat membaca
Pagi yang cerah seakan membuat Kay bisa melupakan sedikit masalah tentang perubahan sikap Raka. Walau tidak sepenuhnya lupa, namun Kay sedikit lebih tenang dibandingkan tadi malam. Mungkin ia harus menanyakan kembali alasan mengapa Raka sangat sibuk belakangan ini.
Gadis itu menengok jam yang melingkar pada pergelangan tangannya. Jarum jam sudah menunjukan pukul 06.15 tapi batang hidung Raka sama sekali belum terlihat olehnya. Hingga tak lama dari itu, deru suara motor terdengar jelas di indera pendengaran Kay. Namun ia mengernyit heran karena seseorang yang berada didepannya bukanlah Raka melainkan Satya.
"Kak Satya?" cicit Kay masih bisa di dengar oleh cowok itu.
"Gak usah kaget gitu, gue kesini karena Raka minta gue buat jemput lo," jelas Satya sambil turun dari motornya.
"Terus Raka mana?"
"Gue gak tau, dia cuma nyuruh gue buat jemput lo."
Kay manggut-manggut seakan mengerti. "Oh.... Ya udah kita berangkat sekarang aja."
Satya mengangguk menyetujui ucapan Kay. Namun melihat sedikit wajah sendu Kay membuat Satya mengurungkan niatnya.
"Kay," panggil Satya sambil menarik pelan lengan gadis itu.
"Kenapa, Kak?"
"Harusnya gue yang tanya gitu ke lo. Lo kenapa murung?" tanya Satya masih dengan tatapan penasaran.
"Kay gak papa, Kak. Cuma kurang tidur aja kok tadi malem," jawab Kay tanpa membalas tatapan Satya.
"Lo lagi ada masalah sama Raka?"
Kay menggeleng. "Engga ada, Kak. Kita berangkat sekarang aja yuk."
Satya menghela nafasnya, kali ini ia harus mengalah. Lebih baik dia cari tahu penyebab Kay tidak ceria seperti hari sebelumnya. Setelah merasa Kay sudah duduk nyaman di jok belakangnya Satya segera menancap gas.
***
Satya memarkirkan motornya ditempat biasa ia dan ketiga sahabatnya parkir. Bisa dibilang parkiran ini merupakan parkiran khusus untuk mereka berempat. Bahkan tidak ada satu pun siswa lain yang berani parkir disini karena pasti mereka akan kena amukan Raka.
Baru saja ingin pergi ke kelasnya Satya dan Kay menghentikan langkah mereka karena melihat Andre dan Leon sedang menuju ke arahnya.
"Eits eits.... Ada apaan nih? Kok kalian berdua bisa barengan gitu?" tanya Andre setelah memarkirkan motornya.
"Kepo lo!" desis Satya
"Yeh, biasanya dedek Kay yang cantik kan sama si curut Raka," ujar Leon memicingkan matanya.
"Raka yang nyuruh Kak Satya buat jemput Kay," jawab Kay.
"Lah si Raka man--"
Suara riuh dari koridor sekolah membuat Leon memotong ucapannya. Ia mengikuti arah pandang seluruh siswa. Matanya membelakak melihat Raka turun dari mobilnya. Bukan, bukan karena Raka turun dari mobil tapi karena Raka membukakan pintu untuk seorang gadis. Gadis yang pastinya bukan Kay, melainkan gadis yang pernah menyandang status sebagai pacar Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKAYLA [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Jangan lupa untuk vote⭐ Kisah seorang gadis cantik dengan kehidupanya. Berawal dengan rasa bahagia karena memiliki keluarga yang harmonis, sahabat yang selalu ada untuknya, serta cinta dari seseorang yang dulu membencinya. Nam...