EMPAT PULUH TUJUH

978 49 20
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen ya guys...

Aku benar-benar sedih lihat minimnya vote sama komen di cerita ini.

Kalau vote dan komennya minim, mungkin aku bakal unpublish cerita ini guys...



Selamat membaca

Satya menancapkan gas mobilnya dengan sangat cepat bahkan seperti orang kesetanan. Frustasi, hanya kata itu yang bisa menjelaskan bagaimana keadaannya sekarang. Ia sungguh tidak bisa melihat Kay menderita seperti sekarang apalagi ucapan Kay tadi membuat hatinya sakit.

Satya takut jika Kay pergi dari hidupnya lagi. Dia tidak rela kehilangan Kay untuk kedua kalinya. "Gue harus cari tahu cara biar lo bisa sembuh."

Mobil yang digunakan Satya berhenti tepat di halaman rumahnya. Namun Satya mengernyitkan alisnya ketika ada dua buah sepeda motor terparkir rapi halamannya.

Ketika Satya masuk kedalam rumahnya ia sama sekali tidak melihat siapapun disana. Ia langsung pergi ke kamarnya, siapa tahu dua manusia sinting itu sekarang ada dikamarnya.

Ceklek...

"Keluar!" perintah Satya pada dua orang yang kini sedang asik rebahan di kasurnya.

Andre dan Leon mengikuti sumber suara. Kemudian mereka mengeluarkan cengiran khasnya ketika melihat Satya sudah kembali.

"What's up bro? Baru balik?" tanya Andre basa-basi.

"Bersihin kamar gue!" ketus Satya ketika kamarnya yang rapih berubah menjadi kapal pecah.

Sampah dimana-mana, piring dan gelas kotor, Snack yang berceceran dan bantal yang sudah tidak pada tempatnya. Melihat itu Satya lantas melayangkan tatapan mata seolah membunuh ke arah dua sahabatnya.

"Bersihin atau gue lempar kalian ke kandang buaya!"

Leon dan Andre bergedik ngeri ketika membayangkan tubuh mereka berada di kandang buaya. Bisa mati gasik mereka.

Andre menggeleng cepat. "Ogah, gue masih jomblo masa udah mati duluan."

"Gue juga ogah! Kasian dunia, nanti kekurangan stok cogan. Kasian juga cewek-cewek gak bisa pacaran sama cowok ganteng kaya gue," Leon berkata dengan sangat percaya diri.

"Halu!" cibir Andre.

"Gak usah banyak bacot! Cepetan bersihin kamar gue!" ujar Satya.

"Iya-iya," sahut keduanya langsung bergegas membersihkan kamar Satya.

Sedangkan Satya sudah duduk didepan komputernya. Tangannya dengan lihai menari-nari diatas keyboard. Kali ini Satya sudah dalam mode seriusnya, ia terus saja mencari semua hal menyangkut penyakit Kay. Saking seriusnya ia tidak sadar jika Andre sudah berdiri dibelakangnya sambil membaca artikel yang sedang Satya lihat.

RAKAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang