Selamat membaca
M
alam ini Kay akan menjalankan misi yang sudah ia rencanakan kemarin bersama teman-temannya dan juga Satya. Dia akan memberikan kejutan untuk merayakan ulang tahun Raka. Tentunya tanpa sepengetahuan cowok itu.
Kay keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit ditubuh mungilnya. Ia berjalan menuju lemari untuk memilih baju yang akan ia kenakan. Lima belas menit mengacak-acak seisi lemari, akhirnya pandangan Kay jatuh pada dress berwarna peach dengan motif daun serta payet pinggang bewarna senada dengan gaun itu. Kay ingat, gaun itu merupakan gaun pemberian dari Tari beberapa minggu lalu.
Kay memoles tipis wajahnya dengan bedak lalu ia juga memoleskan liptint pada bibirnya agar tidak terlihat pucat. Selesai dengan urusan wajah, kini ia beralih pada rambutnya. Kay hanya menyisir rambutnya dan membiarkannya tergerai seperti biasa.
Kay melihat dirinya dipantulan cermin lantas tersenyum. Ia berharap agar rencananya berhasil sesuai dengan ekspektasinya.
Kay beranjak dari kursi. Namun, baru saja ia berdiri rasa pusing kembali menyerangnya. Tak hanya itu, badan Kay juga terasa sangat lemas dan hidungnya juga sudah mengalirkan sesuatu.
"Mimisan lagi," gumam Kay mengusap hidungnya yang sudah penuh dengan darah.
Kay segera membersikan darah itu dengan tisu sebelum ada yang melihat kondisinya sekarang. Setelah dirasa hidungnya tidak mengeluarkan darah lagi, Kay segera beranjak meninggalkan kamarnya.
Suara heels yang beradu dengan lantai membuat tiga manusia dilantai dasar menatap ke sumber suara. Tatapan kagum terpancar dimata mereka ketika melihat Kay menggunakan gaun. Kay, terlihat sangat cantik bahkan kecantikannya bisa membuat siapapun terpesona.
"Wahhh parah, adek Abang cakep banget," puji Satya ketika Kay sudah berdiri dihadapannya.
"Iya nih, anak Mamah cantik banget sih. Sebelas dua belas sama Mamah. Ya kan, Pah?" tanya Tari pada suaminya.
Agra mengangguk seraya mengangkat ibu jarinya. "Betul, anak sama ibu cantik semua, yang satu bidadarinya Papah, yang satu lagi malaikat kecilnya Papah."
"Parah nih Papah, Satya gak dianggap!" cibir Satya dengan bibir mengerucut.
"Hahaha kan kamu cowok. Ya udah gimana kalau kamu jadi pangeran terus papah jadi raja, setuju gak?" tanya Agra.
"Setuju." Satya menyapu rambutnya dengan sela-sela jari. Keluar sudah sikap tengil yang tak pernah ia tunjukan pada siapapun kecuali keluarganya.
Mereka semua tertawa melihat Satya. Dalam hati Tari ia sangat senang, akhirnya keluarga kecilnya bisa kembali bersama.
"Mamah sama Papah mau kemana kok rapi banget?" tanya Kay yang baru saja menyadari jika kedua orang tuanya sangat rapi, sama seperti dirinya dan juga Satya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKAYLA [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Jangan lupa untuk vote⭐ Kisah seorang gadis cantik dengan kehidupanya. Berawal dengan rasa bahagia karena memiliki keluarga yang harmonis, sahabat yang selalu ada untuknya, serta cinta dari seseorang yang dulu membencinya. Nam...