DUA PULUH DUA

790 50 0
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading

Sudah seminggu sejak kejadian di taman sekolah, kini mereka berdua sudah semakin dekat. Bahkan tak jarang Raka mengantar jemput Kay.

Mereka juga sering pergi bersama. Seperti sekarang dua sejoli itu sedang duduk berdua di balkon rumah Raka. Menikmati angin malam seraya menatap gemerlap bintang yang setia menyinari langit.

Jangan tanya alasan Kay disini, sudah pasti itu karena Raka yang memintanya. Cowok itu mengirimkan pesan jika ia sedang sakit, tapi saat Kay sudah sampai dirumah Raka ia menemukan cowok itu sedang duduk santai.

"Lo jangan ngambek dong, gue cuma bercanda," bujuk Raka kesekian kalinya tapi Kay tetap saja diam membisu.

"Habisnya Kakak kenapa pakai bohong segala, gak tau apa kalau Kay khawatir!" ketus Kay.

Kay memutuskan untuk membuka mulutnya karena ia juga tidak tega melihat Raka yang dari tadi membujuknya.

"Jadi lo khawatir nih sama gue?" goda Raka dengan senyuman jahilnya, sekarang menggoda gadis itu sudah menjadi kewajiban bagi Raka.

"Gak, sekarang Kay gak mau khawatir sama Kakak lagi. Mau Kakak sakit, mau sekarat Kay gak peduli!"

"Sadis banget sih ini cewek satu, ya udah gue minta maaf ya, gue janji deh gak bakal bohong lagi," ucap Raka mengulurkan jari kelingkingnya ke gadis itu.

"Beneran loh, awas kalau Kakak bohong lagi, Kay gak mau ketemu Kakak!" ancam Kay.

"Iyaa, janji."

"Janji," ucap Kay menautkan jari kelingkingnya dengan Raka.

"Lo mau es krim gak?" tanya Raka membuat Kay langsung menatapnya dengan mata berbinar.

"Mauuuu, ayok beli," jawab Kay girang.

Cowok ini selalu saja membuatnya luluh walau hanya dengan ucapan manis atau dengan sebuah es krim vanilla.

"Gak usah, lo tunggu sini bentar, nanti gue balik lagi," ujar Raka langsung berlari ke luar kamarnya.

"Jangan lari nanti jatuh, Kak!" pekik Kay menggelengkan kepalanya heran melihat kelakuan Raka seperti anak kecil.

Lima menit kemudian Raka datang, memberikan satu bungkus plastik berukuran besar berisi snack dan es krim vanilla kesukaan Kay.

"Nih buat lo."

Kay membelalakkan matanya melihat bungkusan itu. "Banyak banget, Kak."

"Gue sengaja beli semua snack sama es krim rasa vanilla karena gue tau lo pasti bakal ngambek kalau gue bohong," ucap Raka lalu mendudukan tubuhnya di sebelah Kay.

"Jadi Kakak nyogok aku pake ini semua?"

Kay menyilangkan lengannya di depan dada, niatnya ia ingin menunjukan wajah marahnya tapi yang ada Raka malah tertawa karena melihat wajah Kay yang terkesan menggemaskan dimatanya.

RAKAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang