TIGA PULUH DELAPAN

684 42 21
                                    

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca

Pagi ini SMA Nusantara akan melaksanakan upacara bendera rutin dihari senin. Maka banyak siswa-siswi yang berdatangan lebih cepat dari biasanya, alasannya sangat simpel. Takut jika harus berdiri dibarisan paling depan dan harus menahan mati-matian terik matahari.

"WOY BURUAN KE LAPANGAN, BENTAR LAGI UPACARA DIMULAI!" teriak ketua kelas XI IPA I

Perintah dari sang ketua kelas membuat seluruh anggotanya langsung beranjak dari bangku dan berjalan menuju lapangan upacara.

Berbeda dengan Kay yang kini sedang mengacak-acak tasnya. Ia sedang mencari topi upacara. Seingatnya topi itu sudah ia masukan ke dalam tas saat ia selesai belajar semalam. Tapi ia sama sekali tidak menemukan topi upacaranya.

Anna yang melihat kegelisahan gadis itu lantas menghampirinya. "Kay, lo ngapain?"

"Ini loh aku lupa gak bawa topi."

"Coba lo cek di laci, siapa tau ada." Kini Gaby sudah ada didepannya membantu menemukan topi Kay.

"Gak ada..."

"Terus lo gimana?" tanya Anna.

Kay menghela nafas pasrah. "Gimana lagi? Kita kesana, upacara udah mau mulai." Putus Kay.

"Lo gak papa? Nanti lo kena hukum gimana?" tanya Anna lagi.

"Gak papa... Lagian aku yang ceroboh."

Akhirnya dengan berat hati mereka meninggalkan kelas dan menuju lapangan untuk mengikuti upacara bendera.

Langkah mereka terhenti ketika berpapasan dengan Raka dan kawan-kawannya. Dan juga, Bela. Gadis itu kini sedang bergelayut manja di lengan kekar Raka. Membuat Kay harus merasakan hawa panas tiba-tiba.

Diam-diam Kay memperhatikan Raka. Cowok itu sama sekali tidak mau menatapnya, seakan Kay ini makhluk halus yang tidak dapat ia lihat. Ia menghela nafasnya, rupanya cowok itu masih salah paham tentang kejadian kemarin.

Merasa ada yang salah dengan kedua manusia dihadapannya. Leon membuka suara agar bisa mencairkan suasana.

"Ehh.... Dedek Kay yang cantik bagai bidadari," sapa Leon sembari mengedipkan matanya. Gadis itu hanya tersenyum sebagai jawaban.

Leon menggaruk tengkuknya. Dia memperhatikan Kay dari atas sampai bawah hingga dia sadar jika Kay tidak memakai topinya.

"Kamu gak pakai topi?"

"Heh! Mata lo rabun? Udah jelas Kay gak pakai topi segala nanya!" samber Gaby.

"Yeh santai! Noh Sat, sepupu lo garang kaya kak Ros." adu Leon pada Satya yang tampaknya tidak mempedulikan ucapannya.

Gaby mendelik membuat Leon bergedik ngeri.

"Ganas anjir!" gumam cowok itu.

"Pak bos, lo gak berniat kasih topi lo ke bu bos? Kasian dia nanti kepanasan, belum kalau kena hukum BK." Andre bertanya pada Raka.

RAKAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang