EMPAT PULUH EMPAT

851 46 15
                                    

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca

"Kay..."

Sebuah suara membuyarkan lamunan Kay yang daritadi sedang memikirkan banyak hal.

Kay menoleh ke sumber suara. Disana ada Satya yang sedang menatapnya juga.

"Kak Satya? Ada apa Kak?" tanya Kay.

"Gue cuma mau cek lo udah tidur apa belum. Eh taunya lo malah nongkrong di balkon," sahut Satya meraih selimut tebal yang ada di kasur Kay.

Saat ini Kay memang sudah tinggal dirumah orang tua Satya karena hasil tes DNA sudah membuktikan bahwa dirinya adalah anak kandung dari Agra dan Tari. Kenyataan itu membuat Kay lega dan dia bersyukur karena tuhan mempertemukannya dengan orang tua kandungnya.

"Pakai ini, biar lo gak masuk angin." sambungnya sambil memasangkan selimut dipundak Kay.

"Makasih Kak..."

"Mulai sekarang panggil gue Abang. Lo, kan adek kandung gue," ujar Satya yang kini sudah duduk disamping Kay.

"Abang?" beo Kay.

"Iya Abang, mau kan?"

"Iya mau kok, Bang..." sahut Kay.

Satya tersenyum mendengar ucapan Kay. Hatinya menghangat setelah mendengar Kay memanggilnya dengan sebutan "Abang."  Ini yang dari dulu Satya inginkan, ia sangat ingin dipanggil Abang oleh adik kandungnya dan hari ini, keinginannya terwujud, penantiannya sudah terbalas. Ia sudah menemukan malaikat kecil yang dari dulu ia cari. Malaikat kecil yang akan selalu Satya lindungi.

"Gue sayang sama lo," ujar Satya seraya memeluk tubuh mungil Kay.

"Aku juga sayang Abang," sahut Kay membalas pelukan Satya.

"Mau cerita?" tanya Satya setelah melepaskan pelukan mereka.

Kay mengernyit, ia menatap Satya dengan tatapan bingung dan hal itu membuat Satya terkekeh.

"Gue tau lo lagi banyak pikiran. Ada yang mau lo ceritain ke gue?" tanya Satya lembut.

"Kay kangen Bunda sama Ayah," sahut Kay sendu.

Memang setelah hasil tes DNA keluar Tari meminta Kay untuk tinggal dirumah ini. Sebenarnya Kay tidak tega meninggalkan Bunda dan Ayahnya begitu saja walaupun mereka setuju dengan perkataan Tari tapi entahlah hatinya begitu berat, mungkin karena Kay sudah terbiasa tinggal bersama mereka.

Terlebih lagi Kay baru saja tahu bahwa Rina dan Fery sulit untuk mendapatkan keturunan karena penyakit yang diderita bunda-nya. Hal itu membuat Kay semakin berat hati meninggalkan mereka tapi ia juga tidak bisa berpisah lagi dengan orang tua kandungnya.

Melihat kesedihan Kay membuat Tari dan Agra merasa tidak tega. Oleh karena itu Tari memberikan izin pada Kay untuk menginap di rumah Fery dan Rina saat liburan atau jika Kay sangat merindukan mereka dan Kay menyetujui keputusan Tari. Ia sangat bersyukur karena memiliki orang tua seperti mereka.

RAKAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang