EMPAT PULUH TIGA

862 49 10
                                    

Seorang wanita berkepala tiga terus saja menatap gadis cantik dihadapannya. Gadis yang selama belasan tahun ini ia cari akhirnya kini berdiri dihadapannya. Gadis yang sangat mirip dengannya, dan gadis yang selalu ia nantikan kehadirannya. Seketika ia meneteskan air mata, lalu menangkup pipi gadis itu.

"Anak ku..." gumam wanita itu.

Gadis itu yang tak lain adalah Kay. Ia hanya diam dan terus memandang wanita dihadapannya. Ternyata benar kata Satya jika ia memang mempunyai paras yang sangat persis dengan mamah Satya. Ah ralat, mungkin juga mamahnya.

"Satya, dia sangat mirip dengan mamah" ujar wanita itu menatap Satya yang ada disebelahnya.

"Iya mah, dia Kayla. Anak mamah..." sahut Satya.

Wanita itu langsung memeluk Kay. Ia meluapkan segala kesedihannya dan juga rasa haru karena bisa bertemu dengan Kay yang kemungkinan memang anak kandungnya. Ya, walaupun belum ada hasil yang akurat tapi melihat wajah Kay saja bisa meyakinkan jika dia memang anak kandung Tari.

Hidung mancung, manik coklat dan senyuman itu sangat mirip dengannya. Jika dibayangkan mungkin mereka seperti dua orang yang sama, bedanya tari lebih tua dan wajahnya sudah sedikit berkeriput namun tidak mengurangi kecantikannya.

Tari melepaskan pelukannya lalu menatap Kay kembali. "Kamu cantik."

"Tante juga cantik" sahut Kay.

"Jangan panggil Tante, panggil aja Mamah. Walaupun kita belum tes DNA tapi Mamah yakin kalau kamu anak Mamah."

Kay sedikit ragu dengan panggilan itu, mungkin karena dia tidak terbiasa dengan sebutan mamah tapi tak ayal ia mengangguk, menyetujui ucapan Tari.

"Iya, M-mamah..."

Tari mengembangkan senyumannya saat mendengar Kay menyebutnya dengan sebutan Mamah. Lalu ia memandang ke arah Agra, suaminya.

"Pah, anak kita cantik."

Agra tersenyum kemudian memeluk Tari dari samping. "Seperti mamahnya."

Kini giliran Agra yang berhadapan dengan Kay. Ia memandangi setiap inci wajah Kay yang memang sangat mirip dengan istrinya dan sedikit mirip dengannya. Lalu Agra membawa Kay dalam pelukannya, ia membelai surai Kay lembut.

"Papah harap, kamu anak papah yang selama ini papah cari," ujar Agra melepas pelukan mereka.

"Besok pagi kita tes DNA ya? Supaya Kay percaya kalau kita orang tua kandungnya" ujar Tari diangguki oleh Satya dan Agra bersamaan.

"Ya udah, sekarang Mamah sama Papah istirahat dulu. Besok pagi kita tes DNA," sahut Satya.

Tari menggeleng tidak setuju. "Mamah masih mau sama Kay," ucapnya.

"Mah, besok lagi sama Kay nya. Sekarang Mamah istirahat aja, Mamah pasti capek. Satya gak mau Mamah kecapean." ujar Satya mengelus punggung Tari.

"Huh... Ya udah Mamah istirahat. Kay tidur sini, kan?"

"Engga Mah... Kay harus pulang karena Bunda sama Ayahnya pasti nungguin tapi besok pagi kita jemput Kay. Sekalian Mamah sama Papah ketemu bunda dan ayah Kay."

RAKAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang