Selamat membaca
Pagi ini Raka sudah berada dirumah Kay. Ia sengaja datang pagi-pagi agar bisa menghabiskan waktu weekend dengan Kay.
Sayangnya hal itu membuat Kay sedikit jengkel karena dia sama sekali belum mandi dan masih ingin menonton drama yang semalam dia lihat. Alhasil niatnya untuk maraton drama pagi ini terpaksa batal karena cowok itu.
"Sayang, udah dong marahnya," bujuk Raka sambil menoel-noel pipi Kay.
"Ishhh awas," ketus Kay sembari menjauh dari Raka.
"Jangan jauh-jauh, soalnya aku gak bisa jauh dari kamu walau cuma satu meter."
"Gombal!"
"Udah ya marahnya, hati aku sakit kalau kamu marah kaya gini tau, mana sakitnya sampai ke tulang rusuk," kata Raka dramatis.
Kay hanya memutar bola matanya malas tanpa berniat membalas ucapan Raka.
"Jangan marah dong byy." Raka menggeser duduknya agar lebih dekat dari Kay.
Jauh dilubuk hati Kay dia sama sekali tidak marah dengan Raka. Ia hanya ingin memberi Raka pelajaran supaya cowok itu mengabarinya terlebih dahulu sebelum pergi kerumahnya.
"Iyaa aku gak marah, lain kali kalau kesini bilang aku, biar aku siap-siap."
"Siaaap ibu negara." Raka mengambil ancang-ancang untuk memeluk Kay, namun deheman dari bunda Kay menggagalkan niatnya.
"Ekhmm," dehem Rina yang baru turun dari tangga.
Kay refleks mendorong dada bidang Raka agar menjauh darinya. "E-eh Bunda," ucap Kay canggung.
"Bunda ganggu kalian ya?" tanya Rina dengan senyum jahil yang tercetak dibibirnya.
"E-eh engga kok Bun," jawab Raka yang juga merasa malu karena ketauan ingin memeluk Kay.
"Bunda mau ke butik, kalian baik-baik dirumah. Jangan aneh-aneh loh,ya."
"Siap Bunda," jawab keduanya kompak.
Rina geleng-geleng sendiri melihat tingkah dua sejoli itu. "Ya udah bunda berangkat."
Kay dan Raka mencium punggung tangan Rina bergantian. "Hati-hati Bun," ucap keduanya lalu dibalas anggukan kepala oleh Rina.
"Ish kamu nih main peluk-peluk aja, jadi ketauan bunda, kan." Kay menatap Raka jengkel.
"Mana aku tau kalau bunda mau turun," jawab Raka acuh.
"Ih, kamu tuh ngeselin banget."
"Ututu sini aku pel--"
Ucapan Raka terpotong saat melihat Rina kembali kedalam rumah. Ia lantas menaikkan lengannya agar tidak memeluk gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKAYLA [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Jangan lupa untuk vote⭐ Kisah seorang gadis cantik dengan kehidupanya. Berawal dengan rasa bahagia karena memiliki keluarga yang harmonis, sahabat yang selalu ada untuknya, serta cinta dari seseorang yang dulu membencinya. Nam...