DELAPAN

1K 82 6
                                    

Happy reading 🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 🖤

Setiap orang punya cara sendiri untuk menutupi luka yang membekas dihatinya.


Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari sepuluh menit yang lalu. Keadaan sekolah terlihat lebih sepi, hanya tersisa beberapa siswa yang berlalu lalang, mungkin karena mereka masih ada kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan di koridor dekat toilet, Kay sedang berdiri bersama Raka untuk menjalani hukuman yang diberikan Bu Sarah tadi pagi. 

Raka berdiri dari bangku panjang yang disediakan di tiap koridor. "Mending sekarang kita bersihin toilet," ujar Raka.

Kay mengangguk setuju. "Iya Kak, biar gak kesorean juga pulangnya."

Raka mengangguk kemudian ia masuk ke dalam toilet laki-laki. Cowok itu melempar tasnya ke atas bangku besi yang ada di depannya. Tangannya membuka satu persatu kancing seragamnya hingga menyisakan kaos hitam polosnya.

"Anjir bau banget, bisa pingsan gue kelamaan disini!" gerutunya saat mencium bau menjijikan dari salah satu bilik toilet.

"Gue harus selesain ini secepatnya," monolog cowok itu.

Dalam waktu satu jam Raka menyelesaikan hukumannya. Ditaruhnya lap pel pada tempat sebelumnya. Kemudian cowok itu duduk di bangku besi tempat dimana tasnya tadi dilempar. Tangannya bergerak mengusap kasar keringat yang membasahi pelipisnya.

"Akhirnya kelar juga hukuman gue," gumamnya.

'KYAAAAAAA!!!'

Raka spontan berdiri dari duduknya ketika mendengar suara melengking dari toilet sebelah. Tunggu, toilet sebelah? Disana ada gadis itu. Raka buru-buru berlari ke sumber suara.

"Lo ngapain nangkring diatas wastafel?" Raka menatap bingung Kay yang sedang berdiri diatas wastafel sembari memeluk kaca didepannya. Senyaris itukah kejombloannya?

Kay mengerucutkan bibirnya. "Ish itu Kak ada kecoa disitu," ucapnya menunujuk kecoa yang sedang berjalan di dalam bilik toilet.

Raka menghampiri bilik yang dimaksud Kay. "Kecoa kecil doang takut, nih liat nih," cibirnya menyodorkan kecoa yang dia pegang pada Kay.

"Ish Kak Raka! Buang, aku takut." Kay bergedik ngeri ketika kecoa itu ada digenggaman tangan Raka.

"Cemen!" ejek Raka lalu membuang kecoa itu keluar toilet.

Kay melompat setelah merasa aman dari gangguan kecoa. Gadis itu hampir saja jatuh jika tidak ada sebuah tangan yang menahan pinggang ramping gadis itu.

Sekarang jarak diantara mereka berdua sangat dekat. Bahkan Kay bisa merasakan deru nafas Raka. Manik matanya yang indah menatap lekat manik mata elang milik Raka. Jantungnya berdebar lebih cepat dari sebelumnya. Sampai akhirnya keduanya sama-sama tersadar dan menjauhkan tubuh mereka berdua.

RAKAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang