Selamat membaca
Cowok dengan balutan seragam osis itu menatap curiga ke arah gadisnya yang hanya menatapnya datar seolah tidak terjadi apa-apa. Raka semakin dibuat kesal karena Kay hanya diam dan tidak menjelaskan apapun.
"Kamu bahas apa sama mereka?" tanya Raka penuh selidik.
"Gak bahas apa-apa," ujar Kay santai seraya menatap lingkungan sekolah yang sudah sepi.
"Tapi kenapa waktu aku dateng kalian langsung diem? Jangan bilang kalian ngomongin aku," tuduh Raka.
"Ini itu urusan cewek, kamu gak perlu tau."
"Urusan cewek? Tapi disana ada sahabat-sahabat aku. Kamu pikir mereka cowok jadi-jadian?" Raka semakin mendesak Kay agar memberitahu apa yang ia bahas bersama teman-temannya.
Kay merutuki kebodohannya sendiri. Bagaimana bisa ia lupa jika disana ada Satya dan dua temannya. Gadis itu menggigit bibir bawahnya.
"Gak ada apa-apa Raka, udah yuk kita pulang, nanti mamah nyariin. Belum lagi bang Satya nanti pasti dia marahin kamu karena telat anter aku pulang," ucap Kay mengalihkan topik.
Raka menghela nafas pasrah mungkin ia akan menanyakan hal itu pada ketiga temannya. Raka rasa ada yang disembunyikan oleh Kay karena gadis itu berbeda dari biasanya.
"Yuk." Raka menggandeng tangan Kay menuju motornya.
Raka mengendarai motornya dengan santai. Mereka menikmati udara sore hari yang terasa sejuk. Ditambah lagi jalanan yang tidak seramai biasanya membuat mereka berdua bisa lebih leluasa mengelilingi kota.
"Kita ngapain kesini?" tanya Kay ketika Raka menghentikan motornya di sebuah tempat yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.
"Udah ikut aja, kamu pasti senang."
Mata Kay berbinar ketika menatap objek didepannya. "Raka, ini bagus banget," ujar Kay langsung berlari mendekati danau.
"Kay, jangan lari nanti kamu jatuh!" peringat Raka pada gadisnya.
Kay berjongkok kemudian tangannya bergerak memainkan air danau yang terasa begitu dingin. Kay terkejut ketika Raka memakaikan jaket ke punggungnya.
"Pakai jaket, disini dingin nanti kamu sakit."
"Terus kamu gimana? Masa kamu gak pakai jaket."
"Lebih baik aku yang kedinginan daripada kamu. Udah pakai aja, aku udah kebal sama dingin" ujar Raka lalu ikut berjongkok disamping Kay.
Kay mengeratkan jaket yang tadi Raka sampirkan di punggungnya. "Makasih Ka."
Raka mengangguk sebagai jawaban. Ia memperhatikan wajah manis Kay dari samping. Hidung mancung, bulu mata yang lentik dan alis yang tebal apalagi bibir ranum Kay yang manis. Semua yang melekat pada Kay adalah candu bagi Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKAYLA [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Jangan lupa untuk vote⭐ Kisah seorang gadis cantik dengan kehidupanya. Berawal dengan rasa bahagia karena memiliki keluarga yang harmonis, sahabat yang selalu ada untuknya, serta cinta dari seseorang yang dulu membencinya. Nam...