ETP; Prolog🥀

2.6K 139 79
                                    

• LavenderWriters Project VI •

• Embrace The Past © Kelompok 02 •

• Prolog By: lindraVey

• Senin, 18 Januari 2021 •

---

H A P P Y  R E A D I N G

Mendung, cuaca yang sangat tidak bersahabat itu membuat gadis yang tadinya sedang bermain di luar rumah langsung kembali pulang. Takut-takut jika pulang dengan keadaan basah, akan membuat Ibunya murka.

"Jadi, berapa yang kau butuhkan?"

"Bantu aku sampai bisnis ku berkembang lagi, bisnis ku kali ini benar-benar di luar dugaan. Semua saham turun drastis."

Gadis itu terdiam, ia melangkahkan kakinya mundur ke belakang. Di dalam rumahnya ada orang lain selain ayah dan ibunya.

"Tidak ada yang gratis di dunia ini, aku akan menolong kalian. Tapi dengan satu syarat."

"Katakan, kami akan memenuhi semua syarat mu. Hanya kau yang bisa kami andalkan sekarang."

Gadis itu menatap tiga lelaki yang sedang bertamu di rumahnya dengan mengintip di sela kaca jendela. Sepertinya mereka adalah teman-teman Ayahnya. Gadis itu melangkah masuk tanpa takut, mereka hanya teman Ayahnya untuk apa takut. Pikirnya.

"Naya pulang," ucapnya.

Semua orang disana menatap Naya, seorang gadis berumur 13 tahun. Berbeda dari pandangan orang tua Naya, seorang lelaki yang merupakan teman Ayah Naya menatap Naya dengan penuh minat.

"Aku akan membawa dia," ucap lelaki yang sudah seumuran dengan ayah Naya itu.

"Maksudnya?" tanya Ayah Naya yang belum mengerti.

"Berikan dia padaku, maka aku akan membantu perusahaan mu sampai kembali berdiri sukses kembali," terangnya.

"Gak. Naya gak mau!"  ucap Naya beringsut mendekat ke arah orang tuanya.

"Ma, Pa, Naya gak mau!"

Kedua orang tua Naya saling pandang. "Baiklah," ucap Ayah Naya.

Naya yang mendengar itu langsung membelalakkan matanya. "Gak! Naya gak mau! Mama."

"Ini hanya Sementara Naya. Kamu mau jadi anak durhaka? Berani membantah apa yang orang tua suruh?" tanya Mamanya.

"Mama jahat! Papa jahat!"

"Silahkan tanda tangan di sini, aku akan membawa dia selama kontrak ini berlaku dan sampai kau melunasi kembali modal yang kuberikan padamu," ucap lelaki itu.

Dengan sigap Ayah Naya langsung menandatangani surat itu.

"Naya benci kalian!"

"Sudahlah Naya, jangan terus-terusan berbicara, jangan jadi tidak sopan!"

"Sudah, jangan dibentak. Kasihan nanti tambah menangis."

"Aku justru bersyukur kau meminta dia, karena jujur saja aku pun lelah dengan adanya dia," jelas Ayah Naya tersenyum picik.

"Baiklah. Ayo, bawa dia!"

"Terimakasih, Ton," ucap Ayah Naya.

Dua orang bawahan lelaki itu itu, langsung menarik Naya dengan kasar. Namun, Naya terus meronta-ronta sambil menangis.

02; Embrace The Past✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang