ETP; 41🥀

364 43 69
                                    

• LavenderWriters Project VI •

• Embrace The Past © Kelompok 02 •

• Part 41 By : MandaVire

• Rabu, 3 Maret 2021 •

---

H A P P Y   R E A D I N G

Naya pingsan.

Yang bisa Dante lakukan hanyalah merutuk kesal sembari mondar mandir di kamar.

Sudah hampir satu jam, matahari bahkan sudah terbenam. Tapi sang istri tak juga bangun.

Dante menyibak rambutnya, duduk di pinggir kasur sambil menggenggam tangan Naya yang dingin, mengusap kepalanya, dan berbisik. "Nay, ayo bangun."

Hening. Tak ada jawaban.

Cowok itu semakin cemas, berfikir haruskah ia memanggil ayah atau mama Naya. Ia sangat kalut sampai tak bisa berfikir tenang.

"Gue harus apa?" bisik Dante. "Bangsat! Si brengsek itu juga ngapain datang!" lanjut Dante.

Ia mengusap kepala Naya lagi, memikirkan kenapa istrinya lama sekali pingsan dan juga ... kenapa istrinya takut pada pria itu?

Dante memutar otak, membawa kembali kenangan lama untuk mencari jawaban, dan satu kemungkinan yang tadi sempat ia pikirkan kembali datang.

Apa alasan trauma Naya adalah pria itu?

"Gak." Dante menggelengkan kepala, "gak mungkin." Ia tak ingin berburuk sangka. Pasti ada hal lain, pasti bukan seperti yang ia pikirkan.

Walau tak dipungkiri, hati Dante merasa itu benar. Pria yang berstatus papanya itu adalah masa lalu buruk Naya.

Tapi bagaimana bisa?

"Eungh." Naya melenguh kala Dante tenggelam dalam pikiran. Gadis itu menggerakkan tangan yang langsung di sambut Dante.

"Nay? Kamu gak pa-pa?" tanya Dante senang, akhirnya Naya bangun.

Naya tak menjawab, ia diam seperti patung. Menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Berhasil bikin Dante kembali cemas,

"Sayang? Kamu—"

"Gak," bisik Naya dengan mata terbuka. "Pasti gue salah liat."

Gadis itu menggenggam tangan kuat, tanda sedang cemas tak karuan. "Gak mungkin dia kembali lagi."

Dante yang sadar langsung memeluk Naya. Mengenggam tangannya dan berusaha menenangkan.

"Ssst, ada aku disini," bisik Dante, berusaha menenangkan Naya meskipun dirinya merasa bingung.

"Maaf," ucap Naya tiba-tiba. Dia berhasil menenangkan dirinya. Ia tak boleh kalut dan sampai melakukan hal yang seharusnya tak dilakukan.

"Kamu kenapa?" tanya Dante, masih mengelus rambut Naya. "Kok tiba-tiba minta maaf?"

Naya menggeleng, tersenyum tipis pada Dante. Pertanyaan aneh sedang mengisi pikiran Naya, tak mau pergi.

Semua sangat tiba-tiba.

Naya diam. Yang ia butuhkan sekarang hanyalah seseorang yang bisa ia jadikan sandaran. Kehadiran pria itu tadi cukup mengagetkan Naya.

Terlalu kaget sampai tak tahu harus melakukan apa. Kenangan buruk itu kembali terputar, ia bahkan sampai merasa sesak tak bisa bernafas.

02; Embrace The Past✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang